SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 MEI 2018, OGEN PERBAHANEN RASUL 1:1-5,14

Thema : TUTUS ERTOTO NIMAI PADAN DIBATA

 


Perintah Yesus jangan meninggalkan Yerusalem disampaikan Yesus kepada murid-muridNya pada saat Ia akan pergi ke Sorga. Yesus melarang para murid meninggalkan Yerusalem sebab kelihatannya karena setelah menyaksikan kebangkitan Yesus mereka telah sungguh sungguh percaya dan penuh semangat serta keberanian untuk memberitakan injil. Mungkin para murid tidak sabar lagi untuk segera memberitakan injil. Karena itu kalau Yesus tidak melarang mereka meninggalkan Yerusalem maka murid-murid akan segera pergi meninggalkan Yerusalem untuk memberitakan injil ke kota-kota lain dan bangsa-bangsa lain, sebab besarlah suka cita yang mereka miliki.

Ay 8; Kamu akan menerima kuasa Kalau Roh Kudus turun atas kamu, supaya menjadi saksi tentang Yesus (bersaksi tentang Yesus). Ini bukan kalimat yang mudah diartikan, tapi (ay 12) murid murid kembali ke Yerusalem seperti perintah Yesus yang mereka terima (ayat 4) bahwa mereka tidak boleh meninggalkan Yerusalem supaya mereka menerima baptisan Roh Kudus. Dengan kembalinya para murid ke Yerusalem berarti mereka memahami dan mengerti dengan pasti pernyataan (perintah) Yesus.
Yesus memerintahkan para murid menanti kedatangan Roh Kudus, supaya pelayanan mereka disertai pertolongan Roh Kudus, sebab yang Yesus kehendaki supaya murid murid berhasil, sukses di dalam pelayanannya, murid murid tangguh menghadapi segala ancaman yang terus menerus membayangi penginjilan, supaya murid murid memenangkan pertarungan di dalam penginjilan.

Yesus telah memperlihatkan diriNya bangkit dari kematian dengan segala cara selama 40 hari supaya murid-murid percaya akan kebangkitan Yesus. Yesus telah membuktikan kuasa Allah yang menyertaiNya, yang mengerjakan kebangkitanNya. Yesus memahami keadaan murid-murid dengan melihat dan menyaksikan kebangkitan Yesus saja belum cukup memberi keberanian, kekuatan dan kesetiaan untuk memberitakan ijil, maka kepada murid murid Yesus menjanjikan Roh Kudus sebagai penolong yang akan menyertai mereka, yang akan membuat penginjilan para murid berhasil. Ada tantangan besar menanti pemberitaan para murid di dalam memberitakan injil, yaitu penolakan dan perlawanan dari anti Kristus, dari si iblis, hidup mereka akan terancam karenanya maka mereka harus diperlengkapi oleh penyertaan Roh Kudus.

Di dalam masa penantian turunnya Roh Kudus, antara Yesus naik ke sorga dengan janji turunnya Roh Kudus di genapi ada pertanyaan yang tidak terjawab pada saat perintah itu disampaikan Yesus; ada apa dan akan bagaimanakah keadaan para murid. Ada masa selang selama sepuluh hari dari masa kenaikan Yesus dengan turunnya Roh Kudus. Kita tahu masa penantian turunnya Roh Kudus itu mulai saat kenaikan Yesus ke Sorga sampai Roh itu dicurahkan kepada murid-murid Yesus lamanya sepuluh hari, sebab kita hidup di jaman sesudah peristiwa turunnya Roh Kudus itu terjadi. Tapi sejak Yesus menjanjikan turunnya Roh Kudus sampai Rog Kudus di curahkan para murid tidak mengetahui berapa lama penantian itu akan terjadi. Mereka harus tetap di Yerusalem, sementara Yerusalem berkecamuk, para pengikut Yesus tidak aman, kota itu mencekam. Para murid tidak boleh meninggalkan kota itu, mereka harus menunggu sampai saat Roh Kudus di nyatakan.

Mari kita bandingkan dengan masa penantian tiga hari dari kematian Yesus sampai kebangkitanNya. Kelihatan sekali dengan jelas, ketika penantian 3 hari kebangkitan Yesus para murid hidup di dalam ketakutan, mengurung diri dan karena ketakutannya mereka lupa janji kebangkitan Yesus pada hari yang ketiga. Mereka bersembunyi dengan penuh emosi dan di hantui kesedihan yang dalam, hanya itu laporan yang kita dapatkan dari Alkitab. Tidak disebutkan mereka berdoa, mungkin saja mereka tidak berdoa tetapi terus menerus meratapi dan penuh kecemasan serta merasa gagal dan menyesali telah sia sia semua yang mereka alami bersama Yesus. Di masa penantian kebangkitan itu tidak ada pemikiran yang gemilang, tidak ada ide yang baru dan tidak ada karya yang mereka tunjukkan tentang injil dan Kerajaan Allah. Kami tetap menduga karena mereka tidak berdoa, tetapi kesal, marah, atau mungkin benci dan takut, yang membuat mereka tidak menghasilkan buah. Karena melihat kematian mereka melihat kegagalan misinya tetapi sesudah melihat dan percaya kebangkitan Yesus sikap mereka menjadi berbeda, mereka bergiat di dalam doa, sebab mereka telah melihat kemenangannya di dalam kebangkitan Yesus.

Di dalam menanti turunnya Roh Kudus murid-murud disuruh menanti dalam waktu yang tidak disebutkan berapa lama penantian itu, bukan seperti menanti kebangkitan Yesus pada hari ke tiga sesudah kematianNya. Meski tidak disebutkan pada hari keberapa dari penantian itu Roh Kudus akan di curahkan, tapi murid-murid menunjukkan kesetiannya, sebab mereka telah menyaksikan kebangkitan Yesus. Menyaksikan kebangkitan Yesus sama dengan menyaksikan kemenangan yang pasti, membawa mereka kepada pengharapan yang pasti dan jelas. Karena itu mereka tetap ada di Yerusalem, yang mereka lakukan berdoa, berdoa bersama sama. Mereka semua bertekun dengan sehati berdoa bersama sama. Mereka dipersatukan menjadi tim yang tangguh di dalam doa yang mereka lakukan bersama sama. Mereka melawan ke egoisannya dan memperkuat timnya.

Oleh karena telah menyaksikan kebangkitan Yesus maka Petrus yang selalu merasa dirinya lebih baik dan hebat dari murid-murid yang lain telah meninggalkan keangkuhennya dan hidup bersama dengan murid-murid dan semua orang percaya dengan rendah hati. Tomas yang mengingini bukti kebangkitan setelah menyaksikan kebangkitan Yesus benar-benar terjadi membuat ia percaya dan setia kepada Yesus dengan sepenuh hati. Yakobus dan Yohanes yang dengan sembunyi sembunyi meminta posisi kepada Yesus kelak pada pemerintahan Yesus supaya mereka ditempatkan seorang di posisi kanan dan seorang lagi di posisi kiri Yesus tidak lagi mengincar posisi itu. Mereka semakin bersatu dan hanya bergiat untuk Pekabaran Injil saja.

Bertekun berdoa artinya berdoa dengan sungguh sungguh, bukan berdoa buang buang waktu. Kata sungguh sungguh (KBBI: tidak main-main; dng segenap hati; dng tekun. Kata bersungguh sungguh KBBI: berusaha dng sekuat-kuatnya (dng segenap hati, dng sepenuh minat). Mencurahkan seluruh hati dan kekuatannya, tekun dengan seluruh daya yang ada berdoa kepada Tuhan. Sehati; satu hati satu tujuan, bersama sama, menyatukan doa di dalam harapan yang sama pikiran yang sama dan bersama sama melakukannya.

Pertanyaannya selama kita berdoa dengan sungguh sungguh, sudah kah kita berdoa dengan sehati? Atau doa itu bagi kita hanya seperti membaca mantra. Mari kita melihat kekuatan doa para murid; tadi saya mempertanyakan bahwa di dalam masa penantian hari ke tiga Yesus bangkit para murid kemungkinan besar tidak berdoa, atau berdoa tidak dengan sungguh sungguh atau diantara mereka tidak ada kesehatian. Tapi di dalam penantian Roh Kudus mereka berdoa dengan sungguh sungguh, dan mereka melakukannya dengan sehati, sehingga dampaknya luar biasa; masalah atau persoalan belum selesai, situasi masih panas dan bergejolak tapi mereka tidak takut. Kesempatan penantian yang dibarengi doa yang benar itu membuat para murit dapat berkaria; mereka tidak diam, mereka tidak bersembunyi mengurung diri di dalam rumah seperti pada saat sesudah Yesus mati dan dikuburkan tetapi mereka beraktifitas, beribadah bersama sama orang percaya. Di ayat 15 disebutkan ada 120 orang yang setia berkumpul, memperlihatkan imannya. Mereka tidak takut, mereka setia menanti janji turunnya Roh Kudus. Para murid mempersiapkan "pasukan kristus" para penginjil yang siap bertempur. Mereka menyusun kembali kekuatannya, melakukan penyisipan, Judas yang telah memberontak dan mati mereka ganti dengan melakukan pemilihan antara Yusuf yang disebut Barnabas atau Yustus dengan Matias dan di dalam undi tersebut Matiaslah yang terpilih.

Di Kis 2:1 disebutkan, ketika hari Pentakosta (penta kosta adalah perayaan hari ke limapuluh sesudah paskah (Imamat 23:16) bagi orang Yahudi), mereka bersama sama merayakannya, tentunya di dalam rasa syukur dan pesta suka cita, lalu pada saat perayaan itulah Roh Kudus turun kepada murid murid dan penginjilai mereka mulai ke semua kota-kota dan bangsa-bangsa.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 29 APRIL-05 MEI 2018, Ogen IBRANI 9:23-26

Thema  :

”Jesus Nangkih Ku surga Man Gunanta”

 

Pendahuluan

Dalam tradisi penyembahan orang Yahudi pada umumnya; setahun sekali imam-imam orang lewi harus memberikan korban darah untuk penyucian rumah ibadah, penyucian perlengkapan ibadah, penyucian diri para imam sebagai pemimpin ibadah. Artinya setahun sekali jika semua perlengkapan dan para imam tidak di sucikan dengan korban darah anak domba ibadah-ibadah yang di lakukan tidak layak.Penyucian itu lokal hanya sekitar rumah ibadah saja. Artinya usaha yang di lakukan manusia untuk melayakkan dirinya di hadapan Tuhan sangat terbatas dan harus berulang-ulang. Jika hari ini di lakukan upacara penyucian maka keadaan manusia hari ini akan lebih suci dari hari esok, bulan ini dari bulan depan, dan jika upacara penyucian melalui korban daran tersebut hanya setahun sekali dan hanya ada satu bulan yang paling suci, maka bulan terakhir jika ada orang yang mati maka mereka tidak layak untuk kerajaan sorga sebab penyucian-penyucian yang di lakukan jika di kerjakan di dalam rumah ibadah yang sudah kurang suci tidak akan berkualitas menguduskan si penyembah dengan sempurna.

Pembahasan

Karena itu si penulis surat Ibrani ini menekankan keutamaan dari Yesus yang merombak dan memberi makna baru atas penyembahan orang percaya.Penulis mengajarkan kematian Yesus di atas kayu salib cukup hanya satu kali saja dan telah menyucikan dunia dan menembus sampai ke kemuliaan Sorga.Bukan hanya sekitar rumah ibadah, perlengkapan-perlengkapan rumah ibadah tetapi seluruh dunia ini di layakkan bagi penyembahan Allah Bapa. Korban Yesus telah memberi makna baru; kalau dulu orang memberikan persembahan hanya untuk kesalahan-penyucian dosa tertentu; ketika ia membunuh, ia harus memberikan korban penyucian karena kejahatannya membunuh tapi belum tentu persembahan itu cukup menyucikannya atas kejahatannya yang lain, misalkan mencuri. Tapi di dalam Yesus orang mengalami penyucian yang sepenuhnya; semua dosa-dosanya yang di lakukannya selama orang itu hidup, di dalam korban darah Yesus (tidak berulang-ulang) yang satu kali itu saja maka semua dosa telah di tebus bersih.

*Korban penyucian Yesus itu melayakkan semua tempat menjadi suci, meskipun di sana dosa masih dilakukan, dosa masih berkuasa; karena itu orang berdoa dapat berseru kepada Tuhan bukan hanya di dalam rumah ibadah; bukan hanya di Bait Allah orang dapat berdoa, tapi dimanapun orang percaya berada ia dapat berdoa kepada Allah, di semua tempat dan keadaan sebab yang melayakkan tempat itu adalah Yesus dalam korban darah penyucianNya. Kita dapat berdoa di rumah, di kantor, di dalam bis, di dalam penjara dll. Kita juga dapat bertemu dengan Tuhan di semua tempat sebab Tuhan melayakkan tempat itu untuk diriNya. Bukan usaha kita supaya sesuatu tempat layak untuk Tuhan tetapi Tuhan dapat hadir dimanapun Ia berkenan hadir.

Tuhan tidak berdiam diri di satu tempat.Kalau pada mulanya dalam sejarah penyembahan orang menyembah harus menghadap (kiblat) ke Sion Yerusalem, sebab di percaya di sanalah rumah ibadah tempat Allah tinggal. Di dalam penebusan Yesus bagi semua tempat menyatakan bahwa Allah tidak berdiam diri di satu tempat, Allah bukan Allah yang lokal berdiam diri di satu tempat saja, ia ada di mana-mana sebab demikianlah ia menyatakan penebusanNya.

*Imam besar satu tahun sekali masuk ke dalam ruang maha suci untuk memberikan korban penyucian, dan mereka membawa darah korban persembahan. Tapi Yesus bukan hanya masuk kedalam ruang maha suci namun Ia masuk ke dalam sorga kemuliaan itu.Yesus bukan membawa darah yang lain tetapi mengorbankan diriNya sendiri, mempersembahkan diriNya. Tindakan Yesus ini memastikan keselamatan orang percaya, hidup tidak meraba atau untung-untungan, tetapi dipersilahkan masuk ke dalam kerajaan Sorga. Pintu sudah terbuka; silahkan masuk!Semua orang yang menerima penebusan di dalam Kristus berkenaan masuk melalui pintu itu.

Untuk meyakinkan orang Ibrani tentang keselamatan ke dalam Kerajaan Sorga dan memberitakan bahwa Yesus dan pengorbananNya lebih besar dari apa yang dilakukan para imam dan pengorbanan hewan kurban penyucian itu maka penulis menuliskan “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusiayang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allahguna kepentingan kita”. Yang dilakukan Yesus bukan sekedar perkara dunia “suci dunia untuk suatu ibadah” tetapi yang dilakukan Yesus hal yang lebih besar peyucian untuk persekutuan di Sorga. Yesus berkarya bukan dalam hal buatan tangan manusia, kekudusan dan kedamaian di Bait Allah buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran dari Kerajaan Sorga tapi yang dilakukan Yesus Ia naik ke Sorga dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga menghadap hadirat Allah untuk memperjuangkan tempat bagi orang yang percaya.

Tentang kepergian Yesus ke Sorga Yohanes menuliskan “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.Di rumah BapaKubanyak tempat tinggal.Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.Sebab Aku peergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat dimana Aku berada, kamu pun berada. Dan kemana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ.” (Yohanes 14:1-4)

Yesus merintis jalan bagi orang percaya supaya dapat masuk ke dalam Sorga.Tomas mewakili manusia sepanjang jaman mempertanyakan kepada Yesus “Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?” dan jawab Yesus tegas “Akulah jalaan dan kebenaran dan hidup.Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”. (Yohanes 14:5-6). Hanya Yesus satu satunya jalan ke Sorga; Ia yang datang dari Sorga hanya Ia yang tahu jalan ke sana.

Aplikasi dan Renungan

*Yesus telah membuka jalan ke sorga, maka kita percaya sorga itu nyata, dan orang-orang percaya telah di perjuangkan Yesus supaya masuk ke sorga. Dengan penebusanNya kita di jadikanNya menjadi anak-anak yang berkwalitas. Memiliki hidup yang berkwalitas prima sehat jasmani dan rohaninya adalah idaman semua orang. Akibat dosa membuat hidup manusia dan segala sesuatu yang dilakukannya tidak berkwalitas. Mereka tidak dapat di banggakan dan tidak melahirkan suka cita surgawi sebagai anak-anak Kerajaan Allah, mereka tidak dapat memancarkan suka citanya kepada yang lain.

*Penebusan Yesus menjadikan kita sebagai anak-anak pemenang, kita tahu jalan dan punya tujuan dari bangun pagi sampai tidur lagi, yaitu arah perjalanan hanya ke surga rumah Bapa. Kita tahu jalan ke sana sebab Yesus telah membuka jalan itu. Orang percaya adalah anak-anak Kerajaan Surga yang hidup di dalam dunia yang sedang menanti saat pengangkatannya. Karena itu mereka harus bertekun menjaga kekudusan dirinya. Ia tidak akan mencemari hidupnya dengan perbuatan dosa dan kehendak dosa. Ia harus mempertahankan status dirinya sebagai anak-anak yang menerima janji keselamatan. Yohanes mengingatkan “…Barang siapa berjalan di dalam kegelapan, ia tidak tahu kemana ia pergi (Yohanes 12:35).

*Kematian Yesus meringankan beban hidup orang percaya dalam penyembahan, dan dengan cara itu Yesus telah membuka jalan kepada semua orang layak masuk kerajaan Allah asal mereka percaya dan menerimaNya. Coba kalau Yesus tidak mati untuk kita maka kita harus selalu menyediakan kambing, domba, lembu, atau merpati sebagai korban penghapus dosa untuk melayakkan kita bagi KerajaanNya. Kalau penebusan dosa masih mengandalkan darah dari persembahan hewan korban maka di semua kota akan selalu bau kambing, domba, lembu dll yang di perjual belikan sebagai korban penyucian.

Dalam pengorbanan Yesus dan kenaikanNya ke sorga menyediakan tempat bagi orang percaya maka orang yang miskin walau tidak sanggup menyediakan persembahan korban dari hewan korban jika ia percaya dan menerima Yesus ia telah di layakan bagi Kerajaan Sorga.

*Kalau Yesus sudah naik ke Sorga Ia juga akan datang ke dua kalinya untuk menjadi hakim bagi semua orang dan dunia. Artinya Ia tidak akan menyia-nyiakan pengorbananNya percuma; bahwa orang-orang yang hidup dalam iman percaya kepadaNya akan menerima mahkota kemenagan hidup bersama-sama dengan Dia di Sorga.

Orang-orang yang hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan akan berbahagia jika Tuhan datang dan pengadilanNya di nyatakan, sementara orang-orang yang hidup sebagai anak-anak dunia yang berkwalitas anak-anak dunia tidak percaya akan pengadilan saat kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali, mereka tidak berharap kenyataan itu terjadi.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 22-28 APRIL 2018, Ogen Matius 6:5-8

“Ertoto Alu Pusuh Meciho”

 

Kata Pengantar

Doa adalah permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepadaTuhan. Berdoa adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan (KBBI). Berdoa dilakukan di dalam ibadah; jemaat berdoa besama-sama dipimpin seorang pelayan ibadah atau doa pribadi yang dilakukan bersama-sama tetapi terucap di dalam hati. Berdoa juga dilakukan secara pribadi, tiap-tiap orang percaya mengkomunikasikan dirinya, yang dikehendakinya, perguaulannya atau puji-pujiannya kepada Allah. Orang percaya umumnya berdoa pada saat-saat tertentu; berangkat tidur, bangun tidur, memulai aktivitas sehari-hari, sebelum makan dll, semua kegiatan hidup orang percayah arus di dimulai di dalam doa, dilakukan dengan doa dan diselesaikan di dalam doa. Jadi doa adalah hidup orang percaya.

Pembahasan

Semua agama yang mengenal Allah atau ilah-ilah jauh lebih besar dari dirinya dan jika sipenyembah mengakui kuasa yang di sembahnya lebih besar maka sipenyembah akan menaklukkan diri kepadanya. Semua penyembahan menggunakan doa sebagai alat berkomunikasi dengan Allah atau ilah-ilah yang di sembahnya. Mustahil orang atau keluarga mengatakan betapa rohaninya dia apabila ia tidak berdoa atau tidak benar dalam sikap doanya.

Bagaimana mungkin orang percaya mengatakan kalau ia percaya dan sungguh-sungguh jika ia tidak mengedepankan doa sebagai hal yang utama di dalam hidupnya. Dan bagaimana mungkin orang di katakana rohani kalau ia berdoa tetapi ia bedoa untuk mendapat perhatian orang, untuk mendapat puji-puji dari orang-orang yang melihatnya? Berdoa itu berate merendahkan hati di hadapan Dia yang di sembah. Doa orang benar disampaikannya karena percaya dan hormat kepada Allah, mereka berdoa tidak bertele-tele sebab keyakinaannya. Doa yang bertele-tele adalah doa yang diulang-ulang dengan sia-sia seperti orang yang mengoceh. Orang yang munafik berlagak dengan doa-doanya dengan rangkaian kata-kata yang manis dan mengulang-ngulangnya. Doa benar dilakukan sebab si pendoa mengenal Allah adalah mahabesar maka ia sangat menghormatinya, seperti jika kita berbicara kepada orang yang kita hormati kita akan berbicara yang benar, bermohon dari dasar percaya. Orang yang berdoa bertele-tele bukti mereka tidak percaya. Doa yang benar bukan harus pendek, doa yang pendek kadang di sampaikan karena tidak tahu berdoa. Yang membentuk sikap doa yang benar dan yang membuat orang tahu berdoa benar adalah iman percaya kepada Allah dan kesungguhannya. Orang yang percaya dan sungguh-sungguh hidup dalam doa akan bersikap rendah hati.

Tidak salah orang berdoa dengan mengulang-ngulang seperti yang dilakukan Yesus Ia berdoa sepanjang malam (Lukas 6:12) dan ketika ia berdoa di taman Getsemane, Ia berdoa dengan mengulang-ngulang doaNya (Mat 26:44), bukan karena tidak yakin tetapi sebab pergumulan yang dalam. Hizkia pernah berdoa dengan berlinang air mata (sebab ketulusan dan hati nurani yang berharap) tentang pergumulannya yang berat yaitu kematiannya dan Tuhan mendengarkan doanya dan memperpanjang hidupnya lima belas tahun lagi (Yesaya 38:5). Tuhan mendengarkan doa umatNya yang merendahkan diri, berdoa dengan mencari wajah Allah (memuliakan Allah) dan bertobat, berbalik dari jalan-jalan yang jahat maka Allah mengampuni dosa mereka dan memulihkan negeri mereka (2 Tawarikh 7:14). Daud juga menyampaikan doanya dengan bibir yang tidak menipu (tulus hati) dan didasari perbuatan yang benar, memohohon perlindungan Tuhandengan “memandang wajah Allah” sehingga ia menjadi puas oleh rupa Allah (melihat kepastian di dalam Allah dan melihat kemuliaan Allah) Mazmur 17.

Orang yang berdoa tetapi tidak mau mendengarkan peringatan hukum-hukum Allah doanya adalah kekejian (Amsal 28:9). Doa yang disampaikan dengan hati yang penuh dosa maka Allah akan memalingkan mukaNya dan tidak mendengarkan doanya (Yesaya 1:15). Doa tidak di dengarkan Tuhan sebab si pendoasalah berdoa yang dimohonkannya sesuatu yang untuk dinikmatinya untuk memuaskan hawa nafsunya (Yakobus 4:3).

Berdoa bukan hanya ditentukan cara dan sikap hidup orang percaya, tapi doa adalah sesuatu yang dikomunikasikan kepada Allah buah dari iman orang percaya, hasil dari ikatan persekutuan yang intim dengan Roh Kudus. Roh menolong orang percaya di dalam segala kelemahan, terutama kelemahan dalam permohonan doa. Roh sendiri berdoa kepada Allah untuk orang percaya dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26). Roh memambantu orang percaya mendoakannya kepada Allah tentang banyak hal keluhan-keluhan yang mungkin terjadi di dalam hidup orang percaya.

Karena berdoa adalah sikap menyembah (menghadap) kepada Allah maka harus dilakukan dengan persiapan diri dan dilakukan di tempat-tempat yang mendukung supaya konsentrasi di dalam berdoa tanpa ada yang mengganggu.Yesus menegor orang orang Yahudi yang berdoa di tempat-tempat umum sebab mereka berdoa supaya mendapat pujian dari orang-orang yang melihatnya. Apabila mereka berdoa dan orang-orang yang melihat memujinya “sangat rohani” maka pujian itulah upah “jawaban”doanya, doa tersebut tidak sampai kepada Allah. Berdoa dengan berdiri di tempat umum adalah hal yang biasa dilakuakan dan tidak menyalahi. (Markus 11:25) Yesus juga berdoa dengan berdiri di tempat umum (Yoh. 11:41,42). Berdoa dengan tujuan memamerkan diri dan kesombongan itulah sikap doa yang salah.

Aplikasi dan Renungan

  1. Doa bukan demontrasi rohan ia tau kebiasaan-tradisi, tetapi doa adalah hubungaan pribadi manusia dengan Allah.
  2. Doa disampaikan dengan penuh sadar dari hati nurani yang terdalam.
  3. Kita dapat berdoa di mana saja, tapi harus pertemuan dengan Allah.
  4. Ada orang kesulitaan berdoa sebab kebiasaan mereka menjadi tuan atas hidupnya.
  5. Doa itu komunikasi dua arah, manusia berdoa tetapi manusia juga harus belajar mendengar jawaban Allah tentan gdoanya.

Pdt. Ekwin Wesly Ginting

GBKP Runggun Cikarang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD