MINGGU 22 JANUARI 2023, KHOTBAH YEHEZKIEL 36:33-37

Invocatio      : “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia”. (2 Timotius 2:21)

Ogen             :    Kisah Para Rasul 9:32-43 (Tunggal)

Khotbah       :    Yehezkiel 36:33-37 (Anthiponal)

Tema             :    TUHAN MEMPERBAHARUI BANGSA-NYA


 

A. PENGANTAR

Pada tahun 2014 Presiden Joko Widodo mencanangkan semboyan “Revolusi Mental”. Tujuannya tentunya untuk memperbaharui pola pikir dan tingkah laku masyarakat Indonesia yang dimulai dari birokrasi pemerintahan. Setelah hampir 10 tahun Presiden Joko Widodo memerintah, apakah sudah terjadi revolusi mental itu? Kita dapat menjawabnya secara pribadi. Tetapi yang ingin disampaikan di sini adalah, sehebat apapun pemerintah mencanangkan pembaharuan birokrasi tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh semua pihak, khususnya didukung oleh masyarakat. Seperti itulah kira-kira khotbah kita pada kesempatan ini.

B. PENJELASAN BAHAN ALKITAB

  1. Pembacaan Firman I

Setelah jemaat mula-mula mengalami penyiksaan Ps. 5:17, 8:1b. Selang beberapa waktu, jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlah mereka semakin bertambah besar dalam pertolongan dan penghiburan Roh Kudus (ps. 9:31). Rasul Petrus mengadakan perkunjungan ke beberapa daerah dalam rangka memberi penguatan kepada jemaat. Petrus singgah kepada orang-orang kudus di Lida. Di sana Petrus melakukan mujizat dengan menyembuhkan Eneas yang sudah delapan tahun terbaring di tempat tidur karena lumpuh. Eneas sembuh dari lumpuhnya karena kuasa Yesus Kristus, “Yesus Kristus menyembuhkan engkau”. Melalui mujizat itu semua penduduk Lida dan Saron yang melihat hal tersebut berbalik kepada Tuhan.

Demikian halnya ketika di Yope, ada seorang murid perempuan yang bernama Tabita (Yun.: Dorkas) mengalami sakit dan akhirnya meninggal. Walaupun secara fisik meninggal, tetapi karya dan kebaikannya tetap hidup. Karena selama hidupnya Tabita banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah, maka ketika ia meninggal banyak janda yang menangisinya sambil menunjukkan semua baju dan pakaian yang dibuat Tabita. Kembali Tuhan menyatakan kuasaNya dengan membangkitkan Tabita. Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.

Dari kedua mujizat yang terjadi di Lida dan Yope membuat banyak orang berbalik kepada Tuhan bahkan percaya kepada Tuhan. Berbanding terbalik dengan yang terjadi di beberapa kota di mana Yesus melakukan banyak mujizat tetapi tidak ada pertobatan (Bdk. Matius 11:23, “Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatNya). Artinya dalam hal ini bukan soal mujizatnya, tapi bagaimana kita menghayati kuasa Allah yang bekerja dalam hidup kita. Bila kita betul-betul menghayati kuasa Tuhan sebagai tanda kasihNya, maka kita akan bertobat dan berupaya melakukan kehendakNya dalam kehidupan kita. Bila tidak, maka seribu mujizat pun tidak akan mengubahkan hidup kita (band.Luk. 16:31 Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati). Kembali ditekankan, kalaupun sudah ada pemberitaan Firman, bahkan mujijat terjadi, kalau seseorang itu tetap mengeraskan hatinya, maka tidak akan terjadi pembaharuan dalam hidupnya.

  1. Bahan Khotbah

Yesezkiel adalah nabi juga imam keturunan Zadok. Dia bertugas di Bait Suci Yerusalem ketika Babel menyerang kota itu pada thn. 597 SM. Melalui penglihatannya, Yehezkiel sudah menubuatkan malapetaka yang akan menghancurkan Yerusalem. Hal ini terjadi karena dosa-dosa bangsa Israel. Mereka beribadah kepada allah-allah lain dan lebih suka mengandalkan raja-raja asing daripada mengharapkan pertolongan dari Allah. Selain berita hukuman, Yehezkiel juga menyampaikan nubuat yang membangkitkan harapan akan masa depan yang lebih baik. Tuhan berjanji akan membebaskan mereka dari pembuangan dan menuntun mereka kembali ke Yerusalem.

Bahan khotbah kita berbicara tentang pentahiran yang dilakukan Tuhan terhadap umatNya (judul pasal 36, “Pembaharuan Israel”). Pembaharuan yang dilakukan Tuhan dimulai dari bagian inti dalam hidup umatNya, yaitu hati dan roh (ay. 26-27), sehingga umat menjadi taat kepada Allah. Ada 4 kata “Aku” yang mewakili Tuhan. Bahwa Tuhan akan mentahirkan umatNya dari segala kesalahan, Tuhan akan membuat kota-kota didiami lagi dan reruntuhan-reruntuhan akan dibangun kembali. Tanah yang sudah lama tandus akan dikerjakan kembali sehingga umat akan berkata, tanah ini seperti taman Eden. Kota-kota yang sudah runtuh, sunyi sepi dan musnah, kembali didiami dan menjadi kubu.

Semua ini terjadi karena kuasa Tuhan. Bahkan bangsa-bangsa lain pun akan mengetahui bahwa pembaharuan (pentahiran) ini dilakukan oleh Tuhan. Bukan karena hebat dan spesialnya bangsa Israel, tetapi semua karena kebaikan Tuhan, dan semata-mata karena Allah ingin menguduskan namaNya kembali. Kerena ketika umat dihukum, maka Allah dianggap tidak menepati janjiNya, yang bertentangan dengan kekudusanNya. Karena di dalam kekudusan Allah ada kebaikan, kesetiaan dan kesempurnaan. Dan ini menjelaskan mengapa cemoohan bangsa-bangsa lain merupakan pencemaran nama Allah yang kudus. Apa yang dilakukan Allah adalah dalam rangka memulihkan namaNya yang sudah dinajiskan oleh dosa umatNya agar kembali dikuduskan dan dimuliakan.

C. APLIKASI

-      Allah terus bekerja untuk memperbaharui umatNya sehingga kita menjadi alat di tanganNya. Orang yang belum dibaharui, tidak mungkin mempengaruhi orang lain untun memperbaharui dirinya. Bahkan sebaliknya, kita menjadi batu sandungan. (Bnd. Invocatio).

-      Allah terus bekerja menyatakan kasih dan kuasaNya dalam hidup kita mulai dari bangun pagi sampai pagi kembali. Oleh karena itu harus ada kesadaran dalam diri kita untuk merespon kasihNya. Jangan menunda-nunda waktu yang diberikan Tuhan. Kesempatan unuk memperbahui diri dimulai dari diri kita dan saat ini. Ula tertaren-taren. Apa yang mau kita baharui? Bisa jadi kedagingan, kemalasan, keegoisan, tinggi hati, gaya hidup hedonis, dll. Atau sebagaimana yang disebutkan di dalam Galatia 5:19-21. Kita diingatkan dan diajak untuk selalu merespon pembaharuan yang Allah lakukan.

-      Manusia yang sudah dibaharui Tuhan harus tetap memuliakan Tuhan dalam hidupnya, sebagaimana yang dilakukan oleh Petrus, Dorkas/Tabita. Memberitakan kabar baik/kabar sukacita melalui kata dan perbuatan. Petrus setelah dipulihkan/dibaharui Tuhan sungguh-sungguh menjadi alat di tangan Tuhan. Demikian halnya Tabita, melalui materi, talentanya dia menjadi berkat bagi banyak orang miskin dan para janda. Tuhan. Mari tetap kita memuliakan Tuhan melalui seluruh hidup hidup (soli Deo Gloria).

Welcome Desember, 1 Des 2022

Pdt. Larena Sinuhadji (Nd. ReyRapha).

GBKP Runggun Cikarang

MINGGU 15 JANUARI 2023, KHOTBAH FILIPI 2:12-18

Invocatio  : Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami, Aku telah menentukan engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain supaya engkau membawa keselamatan ke ujung bumi” (Kisah Para Rasul 13:47)

Bacaan     : Keluaran 34:29-35

Khotbah   : Filipi 2:12-18

Tema        : Bercahayalah seperti Bintang


 Pendahuluan

Minggu ini memasuki minggu efpifani ke 2 artinya minggu kita merayakan minggu dimana Allah sebagai Tuhan menampakan kemuliaan di dalam diri Yesus bagi kita manusia. Bercahaya seperti Bintang menjadi tema bagi kita. Bintang adalah  benda langit terdiri atas gas menyala seperti matahari, terutama tampak pada malam hari (KBBI). Bagaimana sebagai umat percaya dapat bercahaya seperti bintang, menyala dan sumber terang/cahaya adalah dari Yesus Kristus membawa pengaruh baik dan dapat menerangi kegelapan dunia. Kita enggunakan pikiran, perilaku dan cara hidup iman kita berdampak baik pada orang lain. Perilaku hidup dapat sesuai dengan kehendak Yesus Kristus.

Pendalaman Teks

Filipi 2:12-18.

Philippians is Paul's discussion of living the Christian life. In this letter to the church of Philippi, Paul highlights themes such as joy and glory. He also puts great emphasis on how a Christian's thinking—their attitude—affects the way they live out their faith. Paul is very thankful for the support of the Philippian church, but is also concerned about the influence of various false teachers

Dalam teks ini, Paulus menekankan pengikut Kristus menjadi cahaya dalam gelapnya dunia. Sangat kontras perbedaan antara terang dan gelap. Terang menampakkan kebenaran, kenyamanan dan keamanan. Tetapi gelap membawa bahaya, ketidak amanan dan menyembunyikan kebenaran. Tuhan Yesus telah melakukan dan menjadi teladan dalam hidupNya, Dan Yesus tidak melakukan dengan bersungut-sungut. Kesediaan Yesus menaati Allah bahkan disalibkan, mati dan bangkit untuk keselamatan manusia. Dan dia melakukan dengan hati yang mengasihi.

Sehingga apa yang di tekankan Paulus dalam suratnya kepada jemaat Filipi adalah mendorong orang-orang Filipi untuk berperilaku sesuai dengan Injil. Dia telah mengajar tentang kesatuan, harmoni dan kerendahan hati. Dan Yesus telah menjadi teladan ketaatan dan pengorbanan yang sempurna. Oleh karena itu, dengan mengingat semua ini, Paulus mendesak jemaat Filipi untuk dengan patuh menerapkan ajaran Injildengan menampakkan:

Apa itu integritas? Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dikutip dari laman resmi Kemdikbud, integritas artinya mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran.

Kita perlu memiliki integritas yang berhubungan dengan iman dan tampak dalam hidup kita. Iman yang lebih dari sekedar pertunjukan lahiriah dari nilai-nilai Kristiani yang kita tampilkan di hadapan orang-orang tertentu. Iman sejati kepada Yesus Kristus harus menjadi kekuatan pendorong dalam hidup kita, kekuatan yang membentuk sikap batin kita dan juga perilaku lahiriah kita. Taat dan setia pada Firman bukan hanya waktu Paulus hadir atau ada disitu maka mereka berperilaku baik. Tapi dalam keadaan apapun integritas tetap nampak dalam kehidupan mereka. Sehingga dengan iman kuat maka integritasnya semakin baik.

  1. Kerjakan Keselamatanmu

Allah menginginkan agar orang percaya dan gereja berlatih (melakukan ) terus menerus di dalam keselamatan yang diberikan Tuhan Yesus. Dari mana kekuatan kita. Energi yang kita dapat adalah dari Tuhan Yesus. Energi yang kita peroleh akan mentransformasi secara individu dan komunitas berdasarkan kehendak Tuhan dan untuk tujuanNya (baca Roma 8:28-30). Tujuan Allah bagi jemaat dan kita menjadi serupa dengan Kristus. Paulus ingin agar seluruh gereja dipenuhi dengan jemaat yang dewasa secara rohani yang “mencapai ukuran pertumbuhan Kristus yang penuh” (Ef. 4:13).

  1. Takut dan Gentar Pada Tuhan

Allah kita adalah yang Kudus dan Mulia. Allah bekerja melalui RohNya didalam diri kita memurnikan kita dalam hidup takut dana gentar dalam pengertian menghormati Allah yang penuh kasih dan kemuliaan serta mengingat KeadilanNya. Yang mengubah tubuh yang hina sehingga serupa dengan tubuhNya yang Mulia… (Fil. 3:21)

  1. Tanpa Menggerutu dan Mengeluh (Without Grumbling and Complaining)

Lakukan semuanya itu tanpa menggerutu dan mengeluh (Bersungut-sungut dan berbantah-bantah). Paulus tidak ingin jemaat Filipi menjadi tukang ngeluh dan menggerutu, dia ingin untuk hidup bersukacita. Saanggup menahan diri untuk tidak mengeluh dan berselisih. Sehingga orang lain tidak menyalahkan orang yang percaya namun menjadi teladan bagi orang lain.

  1. Bersinar/bercahaya seperti Bintang

Jemaat Filipi di tengah masyarakat yang tidak mengenal Kristus (Pagans Society), adanya guru-guru palsu. Paulus ingin jemaat bercahaya seperti Bintang-bintang di dunia. (NIV) is more accurately translated as “appearing as luminaries in the world (Greek-kosmos).. Bintang merujuk kepada muncul sebagai tokoh -tokoh Dunia. Paulus ingin kesaksian dan perilaku orang Filipi bersinar terang dan nyata kepada orang-orang di sekitar mereka. Prilaku orang Filipi dapat mempengaruhi dan mengikuti perilaku pengikut Kristus.

Bagi sebagian besar orang abad ke-21, bintang hanyalah objek indah di langit malam; tetapi bagi orang-orang di abad pertama, bintang tidak hanya indah, tetapi juga dipandang sebagai bagian dari tatanan harmonis yang diciptakan secara ilahi. Salah satu arti utama dari kosmos adalah “keteraturan.” [4] Paulus ingin komunitas gereja menjadi contoh cemerlang dari masyarakat yang tertata dengan indah dan harmonis.

Bintang juga sangat diperlukan dalam navigasi. Pergerakan dan pola bintang-bintang menunjukkan arah, dan para pelancong mempelajari dan mengamati mereka dengan cermat dalam perjalanan mereka. Dengan berpegang teguh, atau berpegang teguh pada Yesus Kristus, yang disebut Sumber terang dalam kehidupan, umat Kristiani di Filipi dapat menerangi jalan menuju Kristus dan menuntun orang kepada Kristus.

  1. Selalu bersukacita dalam menjalani kehidupan ini

Paulus mendorong Jemaat Filipi untuk tetap berani dan bersukacita (BE BOLD N JOYFUL) melanjutkan kehidupan sehari-hari serta melakukan pelayanan pemberitaan Firman Tuhan (Injil). Selalu bersukacita dan berani menjadi pelaku Firman

Dalam bacaan Keluaran kita juga dapat melihat bagaimana wajah Musa bersinar setelah bertemu dengan TUHAN ALLAH. Cahaya nya menyinari sehingga orang-orang melihat tidak tahan melihat silaunya sehingga Musa menyelubungi wajahnya karena cahaya luar biasa bersinar. Wajahnya bercahaya karena Musa dekat dan mengenal Tuhan dengan baik. Dia selalu berkomunikasi dan taat melakukan apa yang Tuhan Perintahkan.

Penutup.

Kita akan tutup dengan pertanyaan Reflektif bagi kita:

  1. Apakah sikap batin/hati anda sesuai dengan tindakan lahiriah dan sebaliknya?
  2. Apakah Anda memiliki standar perilaku yang berbeda ketika Anda bersama orang yang berbeda?
  3. Apakah iman Anda kepada Yesus menjadi kekuatan pendorong dalam hidup Anda?
  4. Apakah sikap dan kata-kata Anda mendorong persatuan atau perpecahan dalam komunitas gereja, masyarakat atau dimana anda berada?
  5. Apakah komunitas gereja Anda merupakan contoh masyarakat yang tertib dan harmonis?
  6. Apakah cahayamu bersinar? Apakah Anda merasa terintimidasi oleh orang yang tidak beriman?

 

Pdt. Rosliana br Sinulingga

Runggun Bumi Anggrek

 

MINGGU 08 JANUARI 2023, KHOTBAH YOHANES 8:12-20

Invocatio        :Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia. (Yohanes 1:9).

Bacaan           : Yesaya 60:19-22,

Khotbah         : Yohanes 8:12-20

Tema              : YESUS TERANG DUNIA


 

 I. KATA PENGANTAR

Setiap manusia pasti memerlukan penerang ketika dia berjalan dalam kegelapan. Bahkan Ketika lampu padam, maka suasana hati kita juga ikut padam karena segala aktifitas kita akan terhenti karena kita akan diliputi kegelapan. Bahkan ketika lampu padam maka banyak orang yang akan meluapkan kekesalannya baik melalui media sosial ataupun dengan berteriak-terik dan menyalahkan orang lain. Karena begitu pentingnya terang itu, maka tanpa kita sadari bahwa saat-saat lampu padam dan kegelapan melingkupi kita dan ketika tiba-tiba lampu meyala maka dengan spontan kita bersorak untuk mengungkapkan suka cita kita. Bahlan bagi orang buta sekalipun, meskipun dia tidak dapat melihat, akan tetapi terang itu sangat berguna baginya. Seperti seorang buta yang membawa sebuah obor dan berjalan di malam hari. Tangan kirinya memegang tongkat, sementara tangan kanannya memegang lampu. Orang disekitarnya menatapnya heran. Mengapa pria buta ini membawa lampu, sementara matanya tidak bisa melihat! Begitu orang orang disekitarnya berpikir tentang dia. Dalam rasa heran dan penasaran, seseorang bertanya.”Mengapa Anda berjalan membawa lampu?” Orang buta menjawab. “Sebagai penerang.” Dengan tersenyum ia berkata: Meskipun saya tidak bisa melihat, tapi paling tidak orang lain bisa melihat saya dan tidak menabrak saya karena dengan terang ini dia bisa melihat saya berjalan.

Melalui khotbah kita hari ini juga mau mengajarkan kepada kita, terang yang bagaimanakah yang kita perlukan dalam hidup kita supaya kita senantiasa hidup dalam keselamatan yang datangnya dari Tuhan.

II. PENDALAMAN TEKS

Nas khotbah kita hari ini merupakan perdebatan antara Kristus dan orang-orang berdosa yang menentang-Nya yaitu orang Farisi. Orang-orang Farisi menentang ajaran yang disampaikan Yesus tentang Yesus adalah terang dunia (ay. 12). Yesus berkata: "Akulah terang dunia." Perhatikanlah, Yesus Kristus adalah Terang dunia. Salah seorang Rabi pernah berkata bahwa Terang adalah nama Mesias, seperti ada tertulis (Dan. 2:22), "Dan terang ada pada-Nya." Allah adalah terang, dan Kristus adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, Allah dari segala allah, Terang dari segala terang. Dia dinantikan sebagai terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain (Luk. 2:32), dan dengan demikian Dia adalah terang dunia, dan bukan hanya terang bagi jemaat Yahudi.

Kristus, dengan menyebut diri-Nya sebagai Terang, mengungkapkan:

  • Siapakah Dia dalam diri-Nya sendiri yaitu Yang Terunggul dan Termulia.
  • Siapa Dia bagi dunia yaitu Sumber terang, yang menerangi setiap umat manusia. Betapa dunia ini akan menjadi kolong yang gelap gulita jika tanpa matahari! Demikian pula dunia ini jadinya bila tanpa Kristus, yang oleh-Nya terang telah datang ke dalam dunia (3:19).

Kesimpulan dari ajaran ini adalah, barangsiapa mengikut Yesus, seperti pengembara yang mengikuti terang dalam gelapnya malam, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan akan mempunyai terang hidup. Jika Kristus adalah terang, maka:

  • Kewajiban kitalah untuk mengikuti-Nya, untuk menyerahkan diri kita terhadap bimbingan-Nya, dan dalam segala hal meminta petunjuk dari-Nya, untuk berjalan di jalan yang menuju kepada kebahagiaan.
  • Adalah kebahagiaan orang-orang yang mengikuti Kristus bahwa mereka tidak akan berjalan dalam kegelapan.

Atas pengajaran Yesus ini, maka orang Farisi merasa keberatan. Keberatan yang diajukan orang-orang Farisi terhadap ajaran ini dengan mengatakan: "Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar" (ay. 13). Orang Farisi menuduh Yesus bersaksi palsu (ayat 13). Mereka menyerang balik Tuhan Yesus dengan perkataan-Nya sendiri, bahwa kesaksian diri sendiri tidak sah (lih. 5:31). Orang Yahudi mengklaim suatu teknikalitas bukti yang resmi yang mengatakan bahwa jikalau tidak ada 2 atau tiga saksi maka tidah sah tentang apapun yang kita sampaikan. (lih. Bil 35:30Ul 17:6; 19:15-21;). Namun, kesaksian Tuhan Yesus benar adanya karena hubungan-Nya dengan Allah Bapa: Ia berasal dari Allah Bapa dan akan pergi kembali kepada-Nya (ayat 8:14a), bahkan Allah Bapa juga bersama dengan Tuhan Yesus (ayat 16). Dengan demikian tuduhan mereka salah karena mereka tidak mengenal Dia (ayat 14b) dan mencoba menilai Dia secara manusia (ayat 15). Dalam konteks ini saksiNya ialah Bapa!

Tuhan Yesus mengklaim kesaksian diri-Nya sah menurut Hukum Taurat yang mengharuskan dua saksi (ayat 17; lih. Ul. 17:6) karena Dia adalah saksi yang benar, demikian juga Allah Bapa (Yoh. 8:18). Klaim Tuhan Yesus sebagai Terang Dunia dan klaim-Nya akan hubungan yang khusus dengan Allah Bapa saling berkaitan. Dia bersama-sama dengan Allah Bapa dan Dia adalah Allah; Dalam Dia ada hidup dan hidup itu terang manusia (ps. 1:1-4). Klaim ini tidak mungkin dimengerti oleh manusia berdosa, kecuali ia menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 8:19b). Terlihat bahwa yang dipersoalkan oleh orang Farisi bukanlah arti terang itu, melainkan diri Yesus. Bagaimana Tuhan Yesus menanggapi keberatan orang-orang Farisi? Dalam Yohanes 7:29, Tuhan Yesus telah menyatakan kehadiran Bapa dalam diri-Nya. Kemudian dalam bagian ini Tuhan Yesus menjelaskan kesatuan-Nya dan juga keterpisahan-Nya dengan Bapa. Kesatuan Tuhan Yesus dengan Bapa juga dijelaskan dalam hal penghakiman. Ia dan Bapa bersama-sama menghakimi (ayat 16).

Orang Farisi menghakimi menurut ukuran manusia (ayat 15), namun tidak demikian dengan Yesus. Kesatuan-Nya dengan Bapa menjadi dasar bahwa penghakiman-Nya tidak menurut ukuran manusia. Juga Tuhan Yesus menjelaskan bahwa Bapa pun bersaksi tentang-Nya (ayat 18). Jika orang Farisi mengenal Yesus, maka mereka akan melihat kesaksian Bapa. Semua penjelasan ini berpuncak pada pernyataan yang tertuang dalam ayat 19. Dalam ayat ini Tuhan Yesus menyatakan bahwa orang yang melihat dan mengenal-Nya berarti juga melihat dan mengenal Allah. Ia dan Bapa adalah satu. Orang Farisi masih memahami Yesus pada tingkat jasmani, hurufiah. Pikiran mereka yang penuh prasangka dan keangkuhan tertutup terhadap kebenaran sehingga mereka tidak dapat merasakan dan menikmati kehadiran Terang itu sendiri (lih. ay Yoh 8:27).

III. APLIKASI

Tema kita adalah YESUS ADALAH TERANG. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terang artinya dalam keadaan dapat dilihat (didengar), nyata, jelas, cerah; bersinar, bersih, jernih, bersih. Dengan kata lain Yesus lah yang dapat membuat segala sesuatu menjadi terang, nyata, bersinar, bersih, dan sebagainya. Oleh sebab itu sebagai orang beriman hendaknyalah kita sadar bahwa sekalipun di dalam dunia ini banyak penerang-penerang-penerang yang dapat menerangi kita, akan tetapi belum tentu membawa kita kepada keselamatan yang kekal. Seperti yang disampaikan dalam bacaan kita yang pertama Yesaya 60:19-22, bahwa Matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari dan cahaya Bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu dan Allahmu akan menjadi keagunganmu. Oleh sebab itu hendaknyalah kita senantiasa mau berusaha mengenal Tuhan itu lebih dalam lagi agar kita tahu bahwa Yesuslah terang sesungguhnya dan “penerang-penerang” dunia ini tidak akan dapat menerangi kehidupan kita selamanya.

Seperti yang disampaikan Yesaya 60:20 bahwa jika kita menjadikan Yesus sebagai terang yang sesunggunya dalam hidup kita maka bagi kita akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagi kita dan hari-hari perkabungan kita akan berakhir. Bahkan orang yang menjadikan Yesus sebagai terang dalam hidupnya maka orang-orang sekitar mereka adalah orang-orang benar 5 dan yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat.

Oleh sebab itu sebab itu sebagai orang beriman, ditengah-tengah beratnya pergumulan hidup kita jangan biarkan membuat hati kita gelisah melainkan percaya saja ke[ada Yesus yang menjadi terang satu-satunya dalam hidup kit. Seperti yang Yesus sampaikan dalam Yohanes 14:1 "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, y percayalah juga kepada-Ku. Sekalipun banyak godaan, jangan pernah mau meninggalkan Yesus sebagai terang dalam hidup kita karena sekalipun kita merasa kehidupan kita dipenuhi kegelapan karena beratnya beban hidup kita, percayalah sesungguhnya terang itu akan Datang untuk menyelamatkan kita dari gelapnya beban hidup kita. Seperti yang disampaikan dalam invocation kita Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia.

Pdt. Jaya Abadi Tarigan

Runggun Bekasi

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD