MINGGU 05 JUNI 2022, KHOTBAH ROMA 8:8-11

Invocatio :

Jikalau kita hidup oleh Roh,   baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh

Bacaan:

Yohanes 7:37-39a

Tema :

Ngeluh rikutken sura-sara kesah si badia/Hidup menurut kehendak Roh Kudus.

 

I. Pendahuluan

Hidup menurut kehendak Roh Kudus merupakan suatu keadaan dimana kita berjalan mengikuti apa yang diperintahkan oleh Roh Kudus. Belajar mengendalikan kehendak kita sendiri , sehingga selaras dan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Memang bukan hal yang mudah untuk kita lakukan tetapi dengan cara menyerahkan diri, hati dan pikiran kita kepada Tuhan maka kita akan dikuatkan untuk melakukan. Disamping itu teruslah kita belajar untuk bisa hidup menurut kehendak Roh kudus’

Dalam kehidupan kita ada dua kehendak yaitu kehendak daging dan kehendak Roh. Tergantung kita mau mengikutkan yang mana. Apakah kita akan mengikutkan kehendak daging yang akan menuju kebinasaa atau kita akan mengikutkan kehendak Roh yang akan membawa kita kepada keselamatan

II.  Pembahasan

Dalam prikop kita pada minggu ini yang diambil dari Roma 8:8-11 mengarahkan kita agar kita yang sudah di selamatkan oleh Yesus Kristus untuk hidup dalam kehendak Roh. Sebab kehendak Roh sangat berbeda dengan kehendak daging. Dalam prikop ini ada beberapa hal yang menjadi penekanan bagi orang yang hidup dalam kehendak Roh yaitu

1. Hiduplah dalam lingkungan kuasa Roh Kudus.

Rasul Paulus dalam ayat 8 mengatakan bahwa orang yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah. karena tabiat daging adalah tabiat manusia , tabiat menyesatkan, tabiat manusia sebagaimana jadinya akibat dosa. Hidup dalam daging adalah hidup yang akan mencari kesenangannya sendiri dan sangat berlawanan dengan menyangkal diri. Dia akan melakukan apa yang menurutnya baik walaupun kelakukannya tersebut sangat melukai hati Allah.

Karena itu rasul Paulus mengatakan dalm ayat 9 “tetapi kamu tidak hidup dalam daging melainkan dalam Roh”. Sekali lagi rasul Paulus menekankan bahwa hidup dalam daging bebarti hidup dalm lingkungan pengaruh kedagingan. Misalnya seseorang yang berobat ke dokter tidak akan sembuh kalau ia tetap tinggal dalm lingkungan yang sama. Karena itu kita harus dicabut dari lingkungan yang merusak itu dan berpindah ke lingkungan lain. atau kita harus dicabut dari lingkungan yang penuh racun rohani berpindah ke lingkungan yang menyehatkan secara rohani. Karena itu hiduplah di dalam Roh. Sebagai orang keristen kita harus melihat apakah suasana hati kita, perbuatan kita sudah sesuai dengan kehendak Roh Kudus. Karena kalau Roh diam di dalam kita maka kita tidak tinggal lagi dalam daging.

Kata “diam di dalam” dalam ayat 9 merujuk kepada Roh yang tinggal di dalam kita tidak sebentar-sebentar tetapi sama seperti kita mendiami rumah. Maksudnya bahwa ketika kita mendiami sebuah rumah : tetap dan terus menerus. Kita akan mengubah, mengatur sesuai dengan kebutuhan dan selera kita. artinya Roh yang diam didalm kita akan bekerja mengubah, mengatus hidup kita sesuai dengan kehendak Roh. Tetapi di sini kita bukan pasif tetapi aktif. Karena ketika kita di diam Roh kita tetap sadar. Artinya kita sadar apa yang kita lakukan saat ini akan kita pertanggungjawabkan. Karena itu marilah kita berjalan dalam kehendak Roh kudus.

2. Kehadiran Roh Kudus dalam hidup kita akan membawa kita menjadi milik Kristus. Kalimat ini akan membawa kita untuk melihat kedalam diri kita masing-masing apakah Roh Kudus itu diam di dalam akua tau aku menolak Roh Kudus. Sebab ketika kita membiarkan kedagingan kita masuk Kembali kepada kehidupan kita maka kita bukan milik Kristus. karena Roh itu tidak membawa sesuatu yang baru di luar dari karya Kristus. Roh Kudus itu akan berkarya di hati kita.

3. Roh kudus akan memberikan kita hidup. Dalam ayat 10 kita akan melihat memang tubuh mati karena dosa tetapi Roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.

III. Penutup

orang yang sungguh-sungguh berjalan menurut kehendak Roh Kudus. Hidupnya semakin menjadi berkat bagi orang lain artinya semakin jarang tindakannya yang melukai sesame baik melalui perkataan begitu juga perbuatan, hatinya akan semakin mengasihi Tuhan dan sesama. Dia akan merasa Bahagia melihat teman-temannya Bahagia.. orang-orang yang hidup menurut Roh Kudus akan bersuka cita dalam pelayanan dan terus berusaha untuk mendapatkan tempat untuk bisa melayani. orang yang dikuasai oleh Roh kudus hatinya akan lemah-lembut, mampu mengucap syukur.

Roh Kudus tinggal dalam hati kita dan menuntun kita. Paulus memberi kesaksian pengalaman dan pergumulannya sebagai orang percaya dengan dosa dan sifat dosa yang ada di dalamnya, sekarang ia memeperkenalkan Roh Kudus yang memberi kemenangan, memberi kelepasan Roh Kudus memberikan kemenangan dalam hidup kita. Hiduplah menurut kehendak Roh Kudus.

Pdt. Kristaloni br Sinulingga - GBKP Runggun Yogyakarta

MINGGU 29 MEI 2022, KHOTBAH MAMUR 17:1-6

Invocatio        :

“Semoga Tuhan, Allahmu, memberitahukan kepada kami jalan yang harus kami tempuh dan apa yang harus kami lakukan”. (Yeremia 42 : 3)

Bacaan :

Yohanes 5 : 1 – 9 (Tunggal)

Tema :

Pepayo Min Aku Tuhan (Selidikilah Aku Tuhan)

 

Minggu Exaudi adalah  minggu dimana kita mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan Roh Kudus yang telah di janjikan Yesus Kristus sebelum IA naik ke sorga. Exaudi berasal dari Bahasa Latin, seperti ya ng tertulis dalam Mazmur 27 : 7 “audi Domine, exaudi me” yang artinya dengarlah Tuhan seruan yang ku sampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku.  Dimana pada saat itu Daud terus menerus menyuarakan permohonannya agar Allah menolongnya dalam menghadapi pergumulan hidup. Demikian jugalah hendaknya kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan senantiasa berseru kepadaNya dalam menghadapi berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan kita sebagai bentuk perwujudan iman kita bahwa sekalipun banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita, kita memiliki Allah yang tidak terbatas yang senantiasa mendengarkan seruan dan doa setiap anak-anakNya.

Mazmur 17 yang menjadi bahan Khotbah kita adalah mazmur doa/ seruan seorang yang sedang ada dalam pergumulan. Daud adalah tokoh yang menyampaikan seruannya kepada Allah disaat Saul menganggapnya sebagai musuh. Saul yang adalah seorang Raja sekaligus mertuanya berusaha mengejar, menangkap dan membunuh Daud layaknya seperti sedang memburu seorang penjahat kelas kakap (1 Sam.  19). Daud berada dalam ancaman kematian oleh karena kemarahan Saul.

Sikap Daud dalam menghadapi Saul yang memusuhinya dan mengancam kehidupannya :

Ay. 1 – 2         : Daud berseru dan mengadu kepada Allah atas keberadaannya.

Dia percaya bahwa Allah adalah Allah yang adil yang melihat segala yang terjadi dalam kehidupannya (tidak ada hal yang tersembunyi atau luput dari perhatian Allah). Doa dan seruan kepada Allah menjadi senjata utama Daud dalam menghadapi musuh dan pergumulannya.

Ay. 3 – 4         : Daud berdoa agar Allah menyelediki hati dan hidupnya.  Daud memaparkan bahwa ia senantiasa berusaha menjaga setiap pikiran, perkataan dan perbuatannya seturut dengan kehendak Allah. Tidak ada rencana/ rancangan jahat dalam hatinya, tidak ada yang tidak benar keluar dari mulutnya, ia menjaga dirinya terhadap jalan dan langkah orang jahat, tidak membalas kejahatan yang dilakukan padanya dengan kejahatan dan senantiasa mengikuti jejak/ jalan Allah. Daud bukan mau

mengatakan bahwa dirinya adalah seorang yang “baik dan benar”, namun ia mau mengatakan bahwa dalam keinginannya menjaga hidupnya tetap berkenan bagi Allah itulah ia dimusuhi oleh Saul.

Ay. 6               : Ada sebuah keyakinan pada diri Daud bahwa Allah akan mendengarkan dan menjawab seruannya. Allah dengan kuasaNya akan meluputkan dia dari segala keterancaman hidupnya. (Dan jikalau kita baca dalam 1 Sam 24 diceritakan bahwa sikap Daud ini membuat hati Saul pada akhirnya menjadi lembut dan bisa menerima keberadaan Daud). Allah itu adalah Allah yang senantiasa memperhatikan kehidupan umatNya. Hal ini juga terlihat jelas dalam pembacaan kita Yohanes 5 : 1 – 9 dimana Ketika itu Yesus pergi ke Yerusalem untuk merayakan hari raya orang Yahudi. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada kolam Betesda yang memiliki lima serambi. Di setiap serambi itu berbaring sejumlah orang sakit, orang buta, orang timpang, orang lumpuh yang sedang menantikan goncangan air itu, mereka menantikan goncangan air itu sebab siapa yang terlebih dahulu masuk ke dalam kolam itu pada saat goncangan akan sembuh dari sakitnya. Ditempat itu Yesus bertemu dengan seorang yang telah 38 tahun lamanya sakit. Yesus bertanya : apakah engkau ingin disembuhkan? Dan jawab orang itu “tidak ada yang menurunkan aku ke dalam kolam ketika kolam itu bergoncang”. Sebenarnya apa yang ditanyakan Yesus dan jawaban orang sakit itu tidak “nyambung” namun dalam ketidaknyambungan itupun Allah mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya yaitu kesembuhan. Dengan kuasaNya melalui perkataanNya orang yang sudah 38 tahun sakit itu disembuhkan. Yesus dengan kuasa dan perkataanNya memerintahkan dan orang itu harus meresponnya dengan melakukan apa yang diperintahkan Yesus “Bangunlah, angkat tilammu dan berjalanlah”. Hal ini sejalan dengan nats yang menjadi invocation (Yer. 42 : 3) dimana setiap orang yang ingin hidup dalam kehendak Allah harus senantiasa mencari perkenaan dan jalan Allah.

Dalam menjalani kehidupan kita, tentu kita juga senantiasa menemui dan menghadapi berbagai pergumulan, tantangan dan ancaman. Bahkan tidak jarang dalam kesetiaan kita untuk hidup benar seperti yang Tuhan kehendaki, khususnya di jaman sekarang ini kita malah di musuhi oleh orang lain dan dunia ini. Kita dimusuhi, diancam, sitekan dan di diskriminasi dalam berbagai hal; dan tidak jarang banyak orang yang akhirnya kalah oleh pergumulan, putus asa, pesimis akan kehidupan bahkan berpaling meninggalkan Tuhan. Dari firman Tuhan hari ini ada beberapa hal yang menjadi renungan/ pesan atau peringatan bagi kita sebagai orang percaya :

  • o Tetaplah menjadikan Tuhan sebagai tempat kita berseru ditengah segala keadaan kita. Tidak mengandalkan diri ataupun mengandalkan hal-hal dunia (harta, jabatan, keluarga, dll) karena Hanya Tuhanlah sumber kekuatan kita dan sumber pertolongan yang sesungguhnya.
  • o Sekalipun begitu banyak tantangan, pergumulan dan ancaman kehidupan, kita harus senantiasa menjaga hati, pikiran, ucapan dan perbuatan kita. Bukan menjadi sebuah alasan bagi orang percaya menjadikan situasi untuk bisa melakukan hal-hal yang tidak berkenan bagi Allah. Namun harus sebaliknya dalam situasi tersulit/ terberat sekalipun kita tetap mampu menjaga iman dan hidup kita sesuai kehendakNya. (senantiasa mencari perkenaan Allah dalam kondisi terburuk sekalipun)
  • o Bersabarlah dalam menantikan perbuatan dan pertolongan dari Tuhan karena pertolongan Tuhan tidak akan pernah terlambat dalam kehidupan anak-anakNya. Tetaplah hidup dalam iman dan ketaatan.
  • o Senantiasalah datang kepada Yesus karena Yesuslah yang mampu menyembuhkan “segala penyakit” kita. Penyakit bukan hanya soal penyakit Fisik namun penyakit iman (kurang iman), penyakit hati (iri, dengki, dendam, tinggi hati, senang melihat orang susah, mulut serong, dll), Penyakit Sosial (judi, narkoba, miras, perselingkuhan, dll).

 

Pdt. Elba Pranata Barus, S.Th - GBKP Runggun Bandung Timur

MINGGU 01 MEI 2022, MAZMUR 4:2-9

Invocatio:

“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum amarahmu padam ” (Epesus 4:26)

Ogen:

Wahyu 5:11-14 (Tunggal)

Tema:

“Tuhan Mendengar Doa UmatNya” (“Tuhan Ndengkehken Pertoton”)

 

A. Pendahuluan

Minggu ini kita memasuki minggu misericordias Domini yang artinya nyanyikanlah Kasih Setia Allah. Sebagai mana pemasmur yang melihat kuasa dan penyertaan Allah dalam hidunya. Karena di dalam kuat kuasa Tuhan, maka Tuhan selalu menglingkupi dan menyertai kehidupan orang percaya. Karena jelas sekali bahwa kehidupan manusia, termasuk orang percaya juga tidak terlepas dari berbagai situasi yang sulit.

Bahan khotbah kita hari ini adalah masmur  yang dituliskan oleh Daud sendiri yang berisikan tentang pengalaman hidup yang dia jalani bersama dengan Tuhan. Melalui Firman Tuhan kali ini kesetiaan Tuhan semakin terlihat karena Tuhan selalu mendengar seruan umatNya, disaat terkadang banyak telinga tertutup untuk mendengar seruan umatNya.

B. ISI

Daud, tidak terlepas dari berbagai pergumulan hidup. Dan salah satu pergumulan terbesarnya saat itu  adalah pemberontakan yang dilakukan oleh anaknya sendiri. Anak, yang merupakan “anak  panah”, yang akan melawan musuh-musuh kita (Masmur 127:4-5), sekarang berbalik melawan kita. Ketika Daud mendengar kabar pemberontakan Absalom,  Daud tidak langsung bereaksi secara destruktif. Tapi Dalam 2 Samuel 15: 13-15, dikatakan bahwa Daud lebih memilih keluar (melarikan diri) dari Yerusalem, bersama semua seisi keluarga dan pegawai-pegawainya.  Hal itu dilakukan untuk keselamatan diri dan pegawai-pegawainya.

Apakah Daud tidak punya kuasa untuk menumpas pemberontakan  Absalom?

Ahli psikologi menunjukkan bahwa orang yang marah sangat mungkin melakukan kesalahan karena kemarahan menyebabkan manusia kehilangan kemampuan pengendalian diri dan penilaian objektif.

Hal itu terlihat dalam diri Absalom yang dikuasai kemarahan, sehingga membunuh  Amnon/putra Daud dari istri yang lain, karena adiknya Tamar diperkosa, Daud marah dan Absalom melarikan diri ke Gesur. Tiga tahun masa pelarian Absalom, Daud tidak marah lagi kepada Absalom. Tapi ketika Absalom kembali, Dia masih dikuasi kemarahan sehingga dia  merancangkan  pemberotakan kepada Daud.

Dalam situasi itu, Daud sungguh menyadari keterbatasannya untuk menyelesaikan masalahnya, dalam keadaan itu dia menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Berseru dengan sungguh-sungguh dalam iman menceritakan semua derita dan tekanan hidup, tapi tidak  juga menjadi orang yang sembarang berkata-kata. Karena ketika kita menyerahkan isi hati kita, maka  Tuhan akan mendengarkan orang yang berseru kepadaNya. Seperti lirik lagu melitha Sidabutar yang berjudul “Sampaikan pada Yesus”.  Daud memilih keluar terlebih dahulu dari tempat konflik, dan memutuskan untuk memiliki waktu yang istimewa bersama Tuhan, agar rasa marah/kecewanya dalam kesesakan itu tidak membuat dia berdosa, (kemarahan asertif, dimana dia mengungkapkan semuanya dengan tegas dan terbuka tanpa memiliki keinginan untuk menyalahkan orang lain).

Ketika Pemasmur berseru kepada Tuhan, dia tidak langsung serta merta mendapatkan jawaban dan solusi, tapi dia tahu Tuhan Pasti Mendengar dan Tuhan pasti menjawab.

Di sebuah tulisan rangkuman singkat dari buku “The secret  of Better Life” atau “Perjalanan Megenal Jiwa yang mendengar”, karangan S. Indrayana dan G. Goenawan dikatakan perjalanan jiwa yang bahagia itu salah satunya  memenuhi kebutuhan untuk di dengar.

Pemulihan Daud, dimulai dari ketika  dia menemukan tempat pengaduan yang tepat, yaitu Tuhan. Sehingga sekalipun dia marah, tetapi tidak sampai berdosa, dan menemukan ketenangan sehingga dia tidak  kehilangan waktu yang berharga untuk tidur dalam rasa aman (ay.9), sehingga seperti invocatio kita, kemarahan harus berhenti sebelum matahari terbenam.

Siapapun kita bisa mengalami hal yang sama. Memiliki rasa marah, kecewa, frustrasi, merasa dikhianati, merasa di rendahkan dan sebagainya, Atau  bisa sebaliknya posisi kita menghadapi orang yang sedang dikuasai kemarahan. Keadaan ini tidak dapat kita hindari tetapi kita belajar bagaimana kita menyikapinya. Bacaan pertama dalam kitab Wahyu 5:11-14, berisi penglihatan Yohanes ketika dia dibuang di pulau Patmos. Ada gulungan kitab yang tidak dapat di buka baik yang ada dibumi atau yang  ada disorga. Reaksi Yohanes, dia menangis. Di tengah-tengah kesedihannya terjadilah sorak-sorai dan mengatakan agar anak domba itu membuka buku yang dimeterai tersebut.Pujian terus dikumandangkan oleh orang-orang yang ada disorga, dibumi, di bawah bumi dan di laut.

Pengakuan dan seruan tersebut, disambut oleh keempat mahluk berkata amin dan para tua-tua jatuh tersungkur dan menyembah. Pengakuan dan penyembahan. Teks ini memberikan sebuah gambaran yang begitu jelas tentang pergumulan akan umat dalam kehidupan keseharian kita. Namun ada kepastian bahwa didalam Anak domba Allah semua akan bias diatasi. Oleh karena itu kita perlu berseru kepadaNya. Seruan kepada Tuhan selalu diikuti penyembahan kepada Tuhan.

C. Penutup/Kesimpulan

  • Ada sebuah ilustrasi, 2 botol minuman bersoda. Ketika di guncang-guncang dan di buka maka minuman botol itu akan muncrat dan bertumpah, isinya akan segera kurang dan membahasi kesikarnya. Tapi apabila setelah diguncang, didiamkan telebih dahulu sebelum di buka maka  tidak ada yang tertumpah. Guncangan hidup yang kita alami membuat kita marah, sedih dan kecewa. Oleh sebab itu ambillah waktu tenang, supaya jangan sampai kita melakukan dosa karena kemarahan. Yang akan membuat semakin banyak orang yang terluka.
  • Biarkan Allah bekerja dan berkarya, karena masalah kita tidak melampau besarnya kuasa Tuhan sekalipun sebesar Goliat, tapi Tuhan punya banyak cara menolong kita. Oleh sebab itu tetaplah hidup dalam pengakuan dan penyembahan yang setia kepada Tuhan.
  • Jangan pelihara kemarahan dalam hidupmu, karena hal itu akan menjadi alat siblis untuk menghancurkan hidupmu, yang membuat kita kehilangan waktu untuk melihat sukacita yang lain.
  • Tapi carilah Tuhan dalam keheningan, sekalipun dalam suasana hati yang panas, ceritakan pada Tuhan, maka Tuhan sedang mengerjakan pemulihan atas kita. Allah mendengar kita

 

Pdt. Sri Pinta Br Ginting

GBKP Runggun Cileungsi

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD