MINGGU 02 OKTOBER 2022, KHOTBAH HAGAI 2:1-9

Invocatio         : Sakaria 6:15 a “ Orang-orang dari jauh akan datang untuk turut membangun bait Tuhan”

Bacaan 1         : Epesus 2:19-22

Khotbah          : Hagai 2:1-9

Tema               : Kemegahan Rumah Tuhan (Kiniulin Rumah Pertoton)


Pendahuluan

Rumah Tuhan saat ini identik dengan gedung gereja. Gereja juga diartikan sebagai rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama Kristen. Namun dalam bahasa Yunani, gereja juga diartikan sebagai ekklesia dan kuriake. Ekklesia adalah orang-orang yang Tuhan panggil keluar dari dunia untuk menjadi saksi-Nya. Sedangkan kuriake merupakan orang-orang yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus dan memuliakan nama-Nya.

Berbicara tentang minggu perawatan inventaris gereja maka secara sederhana kita memahami bagaimana gereja yang adalah orangnya membangun, mengadakan perlengkapan dan merawat gereja yang adalah gedungnya dan halamannya dan semua perlengkapan yang ada di dalamnya. Walaupun realitanya masih banyak kendala yang dihadapi dalam pembangunan gereja, misalnya biaya yang seharusnya bisa menjadi ringan jika semua jemaat mengambil bagian namun hanya sebagian yang betul-betul memberi dukungan dana hingga terasa berat; begitu juga dalam pengadaan inventaris gereja masih saja kita berpikir mengadakan yang murah asal ada saja dulu hingga kwalitas yang rendah ditambah perawatan yang minim berakibat banyak inventaris gereja yang rusak dan tak terpakai.

Pendalaman Teks

Nabi Hagai hanya sedikit sekali muncul dalam Alkitab. Selain dari kitab yang mencatat pesan-pesannya, hanya Ezra yang menyebut namanya, yaitu dalam Ezra 5:1, 6:14, yang dengan sekilas menghargai pengaruh baik dari nubuat nabi itu. Namanya mengandung arti bahwa ia dilahirkan pada hari perayaan keagamaan. Secara umum kitab Hagai berisi peringatan yang disampaikan secara umum kepada seluruh rakyat Israel yang telah kembali dari pembuangan. Pelayanannya tepatnya dimulai sekitar 16 tahun setelah kepulangan kembali orang Yahudi ke Yehuda. Setelah ditunda selama 15 tahun, pekerjaan pembangunan Bait Suci itu dilanjutkan kembali melalui upaya Hagai dan Zakharia (Ezra 6:14).

Selama bertahun-tahun mereka kembali dari pembuangan dan sampai pada saat peringatan ini diberikan bangsa Israel ternyata tidak memperhatikan Bait Suci. Bait Suci tetap dalam kondisi reruntuhan dan ketika kembali rakyat Israel sibuk mengurus diri dan keluarga mereka masing-masing dan tidak ada semangat untuk membangun kembali Bait Allah yang rusak. Nabi Hagai memiliki pemikiran bahwa Bait Suci adalah wujud kehadiran TUHAN dan kelanjutan dari karya penyelamatan Allah. Tanpa kehidupan iman dan beribadatan kepada TUHAN, maka TUHAN tidak akan memberikan berkat dan kebaikan bagi bangsa israel pada saat itu. Keadaan inilah yang membuat mereka sebagai satu bangsa berada dalam keadaan miskin, panen gagal dan mereka mengalami penderitaan yang besar. Dalam keadaan demikian Allah melalui nabi Hagai mengingatkan akan kesalahan mereka, yaitu bahwa selama ini mereka telah mendahulukan kepentingan mereka dibanding mengutamakan Tuhan (Hagai 1:3-11).

Pesan dari Tuhan melalui nabi Hagai berkaitan dengan bagaimana kita dapat memiliki keberanian untuk bangun dari tidur kita dan terlibat dalam pekerjaan Tuhan, membangun Bait Suci. Dan beberapa hal yang menjadi penekanan nabi Hagai adalah:

  • Fokus pada kondisi sekarang/ masa kini (ay. 4) bangsa Israel tidak lagi bisa menangisi masa lalu ataupun berkeluh kesah akan masa depan tapi harus mulai dengan melihat sekitarnya, melihat Rumah Tuhan yang dalam kondisi reruntuhan dan mulai membangun kembali.
  • Komitmen untuk bekerja (ay 5) berulang kali disebutkan “kuatkanlah hatimu”. Sekarang memang tidak banyak umat Tuhan yang mau memberi dirinya terlibat aktif dalam pelayanan. Di gereja hanya 10% anggota jemaat melakukan semua pelayanan (kelompok emphatos) dan 90% lainnya lebih banyak mengeluh dan berkomentar. Namun komitmen untuk menguatkan hati diikuti sebuah janji yaitu penyertaan Tuhan karena itu diharapkan jemaat bisa dengan percaya diri berkomitmen untuk bekerja – melayani.
  • Merefleksikan apa yang Tuhan telah lakukan dimasa lalu bangsa Israel tentunya membuat mereka semakin yakin akan penyertaan Tuhan ditengah-tengah bangsaNya. Karena itu dengan kondisi yang tidak menentu dan tantangan yang berat seharusnya tidak membuat mereka goyah dan mundur dari pekerjaan membangun Bait Suci (ay 6)
  • Berharap pada Kemuliaan Tuhan (ay 7-9) Langkah terakhir untuk memiliki keberanian yang kita butuhkan untuk menjawab panggilan untuk membangun dan memperkuat rumah Tuhan adalah dengan berharap pada kemuliaan Tuhan bukan pada kekuatan manusia.

Di nubuatan Nabi Hagai kita diingatken akan pentingnya bangunan fisik Gereja, Bait Suci (Rumah Pertoton) tempat berkumpul dan bersekutunya jemaat untuk bersama-sama memuji dan menyembah Tuhan. Sedangkan di Efesus 2:19-22, kita melihat penekanan Rasul Paulus ada pada menjadi orang percaya berarti berada di dalam Kristus dan mereka yang ada di dalam Kristus adalah gereja Kristus. Ketika orang-orang percaya berkumpul, saling mengasihi, melayani dan membangun, Kristus menjadi nyata. Gereja adalah sarana yang dengannya Kristus menjadi terlihat di dunia ini. Jika kita adalah orang yang percaya kepada Kristus artinya kita bukan hanya salah satu dari jutaan orang percaya saat ini, bukan hanya orang Kristen anonim. Paulus mengingatkan kita bahwa kita adalah 'anggota rumah tangga Allah'. Kita diadopsi ke dalam keluarga Allah (1 Yohanes 3:1). Kita dianggap sebagai saudara dan saudara Kristus Yesus (Ibrani 2:11-12). Kita dibuat menjadi ahli waris bersama dengan Kristus Yesus (Roma 8:16-17). Inilah artinya menjadi orang yang percaya kepada Kristus Yesus dan inilah gereja yaitu orang percaya bangunan yang terdiri dari batu yang tersusun rapi, menjadi Bait Allah, tempat kediaman Allah, di dalam Roh. Dua teks ini bukan saling bertentangan namun menjadi pelengkap dan menyempurnakan pemahaman kita tentang Gereja.

Aplikasi

  1. Tuhan tidak akan pernah memanggil kita untuk melakukan sesuatu tanpa memberi persiapan yang dibutuhkan. Tuhan tidak akan pernah memanggil kita untuk melakukan sesuatu dan kemudian meninggalkan kita begitu saja sendirian. Hagai memberi tahu bangsa Israel bahwa Tuhan akan menyertai mereka. Saat mereka mulai melakukan pekerjaan membangun kembali bait suci, mereka tidak perlu takut atau khawatir, karena Tuhan akan menyertai mereka. Ini menjadi penyemangat untuk semua warga gereja untuk memberi perhatian dan terlibat pada pembangunan dan perawatan inventaris gereja. Ditengah kesulitan mengadakan dana, membangun gedung gereja yang seringkali terkendala izin masih ada harapan bahwa dalam perkenaan Tuhan, jemaat yang bersatu hati dan pikiran akan mampu mengatasi itu semua.
  2. Banyak kritik yang ditujukan kepada Organisasi Gereja, bahwa membangun gereja yang membutuhkan biaya mahal adalah bentuk ketidakberpihakan gereja terhadap kondisi jemaat dan masyarakat sekitar yang mungkin masih banyak membutuhkan pelayanan. Tapi dalam hal ini mari kita fokus pada situasi kondisi tempat peribadahan yang bisa membuat jemaat merasakan hadirat Tuhan dalam bersekutu. Bahwa tempat beribadah menjadi penting untuk diadakan, dirawat dan dipergunakan dengan maksimal dalam rangka pertumbuhan dan pendewasaan iman jemaat.

Pdt. Erlikasna br Purba-Rg. Graha Harapan

MINGGU 25 SEPTEMBER 2022, KHOTBAH KELUARAN 22:21-24 (MINGGU MENGHARGAI HAM)

Invocatio :    Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah. (I Kor 11:11-12)

Ogen        :    Kolose 3:8-17 (Responsoria)

Khotbah   :    Keluaran 22:21-24 (Antiponal)

Tema        :    Tetap melakukan kebenaran


Pengantar

Kalau kita berbicara tentang Hak Azasi Manusia, sampai saat ini masih banyak pelanggaran yang terjadi dalam kehidupan kita, terutama kepada perempuan dan anak. Sebagai contoh pelecehan seksual, pemerkosaan guru terhadap murid-muridnya. Kejahatan-kejahatan dengan berkedok agama, misalnya penggelapan dan penipuan donasi dengan cara mengeksploitasi penderitaan orang lain. Termasuk kebebesan beribadah kaum minoritas sampai saat ini masih dihambat. Dan masih banyak lagi kasus-kasuh pelanggaraan HAM yang terjadi di Indonesia. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa penghargaan terhadap hak asasi manusia masih belum sesuai dengan harapan walaupun setiap tahun kita memperingati hari HAM sedunia seperti yang kita peringati pada hari minggu ini.    

Pendalaman Teks

Setelah bangsa Israel menerima 10 hukum Tuhan dari Tuhan melalui Musa di Gunung Sinai, Tuhan memberikan aturan-aturan lainnya (Aturan tentang kebaktian 20:22-26, peraturan tentang jaminan nyawan sesama manusia 21:12-36, Aturan tentang jaminan harta sesama manusia 22:1-17, Peraturan tentang dosa yang keji, Peraturan tentang orang yang tidak mampu, peraturan tentang hak-hak manusia 23:1-13). Dan renungan kita merupakan bagian dari peraturan tentang orang yang tidak mampu.

Tuhan memanggil bangsa Israel menjadi bangsa pilihanNya agar menjadi umat yang kudus. Implikasi langsungnya adalah umat harus memiliki gaya hidup yang berbeda dengan bangsa lain; pola hidup, pola beribadah, pola makan, dll. Sudah pasti, ketika hal ini dilakukan bisa saja membuat bangsa Israel menjadi eksklusif, di mana perbedaan gaya hidup ini membuat sekolompok manusia memandang kelompok manusia lainnya sebagai kelompok manusia yang lebih rendah karena gaya hidup yang berbeda. Tetapi bukan hal ini yang diinginkan Tuhan. Kalaupun persoalan ini muncul, hal itu harus diatasi. Tetapi Tuhan menginginkan gaya hidup yang lebih baik sebagai umat Tuhan.

Aturan yang diperintahkan Tuhan dalam teks kita, supaya bangsa Israel jangan menindas atau menekan seorang asing,seorang janda/anak yang yatim. Sabab bangsa Israel dahulu pun adalah orang asing di tanah Mesir. Artinya, sikap etis terhadap orang lain didasarkan pada ingatan kolektif bahwa mereka pun dulu pernah menjadi umat yang tertindas. Tuhan menghendaki agar umatNya berempati kepada orang-orang yang tersingkir dalam masyarakat, yaitu janda, anak yatim, orang miskin. Ketika hal itu dilanggar, jelas Tuhan mengatakan, Tuhan yang akan menjadi lawan dari umatnya sendiri. Tuhan akan mendengar seruan orang-orang yang tertindas ini, jika mereka berseru-seru kepada Tuhan dengan nyaring (band. Pengalaman bangsa Israel ps. 2:23b dan mereka berseru-seru sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah).

Bacaan Firman Tuhan pertama, Surat Paulus kepada jemaat Kolose dilatarbelakangi munculnya ajaran palsu yang mengancam masa depan rohani jemaat Kolose. Sehingga secara khusus di Ps. 3 Paulus memberikan tuntunan praktis yang harus dilakukan sebagai orang percaya, yang sudah hidup baru di dalam Tuhan. Paulus menasehati jemaat Kolose untuk mematikan, membuang dan menanggalkan segala yang duniawi (5-9, kemarahan, kejahatan, fitnah, kata-kata yang tidak membangun, berdusta, dll). Hal itu berarti, walaupun secara rohani Jemaat sudah memiliki hidup baru, secara praktis dalam hidup sehari-hari harus berjuang dalam memelihara kehidupan baru itu. Mereka harus secara sadar berusaha menepis kecendrungan untuk kembali dalam kehidupan mereka yang lama. Hidup baru adalah anugrah Tuhan, tetapi haruslah tetap dipelihara dalam upaya yang berkelanjutan. Rasul Paulus melihat pentingnya pembaharuan dengan ungkapan menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru yang terus menerus dibaharui. Sebagaimana dengan rela hati dan terus berjuang melalui kuasa Roh kudus untuk menanggalkan dan mematikan keinginan dunia, pengikut Kristus juga harus dengan sadar dan berusaha mengenakan segala hal baik. Belaskasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, saling mengampuni, dll. Dan kasih yang telah diberikan Kristus kepada umatNya menjadi dasar sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Aplikasi

Setiap manusia memiliki hak yang harus dihargai. Hak asai yang merupakan anugrah Tuhan sejak seseorang dilahirkan. Hal tersebut adalah hak dasar dan mutlak. Dalam UU no. 39 th. 1999, disebutkan bahwa HAM adalah ‘seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrahNya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Artinya setiap manusia harus saling menghargai sesamanya, hak individu tersebut harus dihormati. Tetapi pada kenyataannya, sampai saat ini masih banyak pelanggaraan HAM terjadi (lihat pengantar, pelecehan seksual, kejahatan berkedok agama, tindakan bullyng, diskriminasi SARA

Ada beberapa point yang menjadi pesan firman Tuhan dalam minggu ini :

1.Tetap melakukan kebenaran, menghargai dan menghormati apa yang menjadi hak dasar setiap pribadi adalah satu keharusan bukan karena dorongan supaya kita selamat tetapi mengingat bahwa kita sudah terlebih dahulu diselamatkan. Bangsa Israel selalu diingatkan bahwa dulu mereka juga budak di tanah Mesir mengalami penindasan. Pengalaman penderitan dan saat ini hidup dalam kebebasan menjadi pengingat dan pendorong untuk tetap melakukan tindakan peduli, empati kepada orang-orang yang dipinggirkan. Bukan sebaliknya, pengalaman penderitaan yang sudah dialami menjadi pendorong untuk melakukan penindasan sebagai tindakan balas dendam.

2.Kita adalah manusia baru yang harus tetap dibaharui dari hari ke sehari melalui tuntunan Roh Kudus dan hidup dalam FirmanNya.Tetap melakukan kebenaran hanya bisa terjadi ketika hidup tunduk pada pimpinan Roh Kudus dan hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan.

3.Gereja baik secara pribadi dan organisasi harus terus menerus ikut dalam gerakan perjuangan HAM. Ketika kita melihat pelanggaran HAM, gereja jangan diam tetapi menyuarakan suara kenabiaanNya. Bahkan jangan kita terlibat sebagai pelaku dari pelangaraan HAM. Paling tidak ada beberapa hal praktis yang dapat kita lakukan :

-Menghargai hidup yang sudah diberikan oleh Tuhan.

-Menolak dengan tegas segala bentuk pelanggaran HAM

-Bersikap kritis terhadap upaya penegakan HAM. Ikut memantau dan melaporkan ketika ditemukan pelanggaran dalam proses peradilan HAM, juga bersikap tegas dan tidak pandang bulu terhadap pelanggar HAM.

-Melaporkan bila terjadi pelanggaran HAM.

Biarlah kita tetap hidup berdampingan dengan sesama kita, dengan saling menghargai, menghormati dan mengasihi kalau banyak yang membedakan kita, baik jenis kelamin, tingkat sosial, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, agama dan suku yang berbeda. Tuhan menciptakan kita berbeda agar kita tetapi saling menghargai dan melengkapi.

Manusia yang mengingkari hak asasi manusia mereka adalah menantang kemanusian mereka..Nelson Mandela.

Pdt. Larena Sinuhadji-GBKP Cikarang

MINGGU 04 SEPTEMBER 2022, KHOTBAH KISAH RASUL 4:23-31

Invocatio :

"Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku,. (Filemon 1. 4)

Bacaan  :

Mazmur 119. 33-40 (Responsoria)

Tema  :

Pertoton Perpulungen Kerna Serayan Tuhan

 

A. PENDAHULUAN

Minggu ini menurut kalender gereja kita dinamai Minggu Mendoakan Para Hamba (Serayan) Tuhan. Tujuan dari doa jemaat kepada Hamba Tuhan supaya mereka dapat melakukan tugas pelayanan seturut dengan kehendak Tuhan.

Yesus sendiri ketika sudah dekat waktunya menanggung dosa manusia di kayu salib IA membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus ke Taman Getsmane untuk bersama-sama berjaga-jaga dan berdoa. Dimana ketika Dia mendapati mereka tidur Yesus berkata: “Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jan dengan Aku?” Artinya Yesus meminta mereka berdoa supaya Yesus dapat mentaati perintah Bapa-Nya untuk memikul dosa umat manusia di kayu salib (bd Mat. 26. 36-46)

Rasul Paulus pun demikian dalam seluruh surat-suratnya dia tidak pernah lupa meminta supaya jemaat mendoakannya agar dia punya keberanian untuk menyampaikan Injil kemana pun dia diutus oleh Tuhan, agar Tuhan membukakan hati orang-orang yang mendengar Kabar Baik yang disampaikan oleh Paulus dan hamba-hamba Tuhan lainnya.

Konteks nats khotbah kita Minggu ini, ketika Petrus dan Yohanes dilepaskan dari pengadilan Mahkamah Agama dengan suatu keputusan mereka dilarang untuk memberitakan bahwa di dalam Yesus ada pengampunan dosa, di dalam Yesus ada keselamatan. Tetapi Petrus dan Yohanes dengan tegas mengatakan: “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar dihadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan apa yang telah kami dengar.”

Mereka kemudian dilepaskan tetap dengan tetap peringatan dan ancaman dari imam-imam, kepala pengawal Bait Allah dan orang-orang Saduki.

B. PENDALAMAN TEKS

1. Petrus dan Yohanes beserta dengan teman-teman mereka (murid-murid yang lain) berdoa bersama setelah dilepaskan.

Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: "Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Mereka memuji kebesaran Allah yang telah melepaskan teman mereka. Bahwa Allah ialah pencipta segala yang ada, bahwa Allah berkuasa di atas bumi. Segala sesuatu berada di bawah kuasa dan kedaulatan Allah.

2. Roh Kudus dengan perantaraan Daud telah menubuatkan peristiwa-peristiwa yang akan dialami oleh orang-orang percaya.

Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya. Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, Hamba-Mu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendak-Mu.

Perlawanan yang dilakukan oleh siapa pun bahkan oleh suatu bangsa sekali pun terhadap rencana dan perbuatan Tuhan pasti akan sia-sia dan gagal namn demikian hal itu sudah terjadi dan akan terus terjadi. Hal itu terjadi tidak lain dari pekerjaan iblis untuk menggagalkan manusia melihat karya keselamatan yang disediakan Allah bagi umat manusia.

3. Para Murid berdoa supaya diberikan keberanian memberitakan firman Tuhan.

Dan sekarang, ya Tuhan, lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hamba-Mu keberanian untuk memberitakan firman-Mu. Pemberitaan Firman Tuhan, Injil tidak boleh berhenti oleh karena ancaman dari orang-orang yang menolak atau membenci Firman Tuhan. Karena itu murid-murid berdoa supaya diberikan keberanian dan tentunya juga perlindungan dari pada Tuhan dalam memberitakan Firman Tuhan.

Demikian juga mereka berdoa supaya Tuhan mengulurkan tanganNya untuk menyembuhkan orang, dan dapat mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, Hamba Allah yang kudus." Memohon supaya mereka boleh dipakai oleh Tuhan yang menyembuhkan dan mengadakan tanda-tanda dan mujizat supaya setiap orang yang mendengar dan menyaksikan Injil boleh menjadi percaya.

Dan ketika mereka sedang berdoa, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani. Luar biasa Allah menjawab doa mereka dan keberanian meliputi mereka sehingga mereka terus memberitakan Firman Tuhan.

C. APLIKASI

Apa yang dapat kita renungkan dari Firman Tuhan pada Minggu ini:

1. Doa merupakan senjata peperangan dalam memberitakan Injil.

Pemberitaan firman, pemberitaan Injil akan selalu mendapat perlawanan dari bangsa-bangsa atau dari orang-orang yang dipakai iblis untuk melawan Tuhan. Karena itu kita butuh penyertaan Tuhan, kita memerlukan kuasa Tuhan atas kita sehingga kita memiliki keberanian untuk terus memberitakan Firman Tuhan.

Doa merupakan sarana kita untuk meminta keberanian supaya kita memiliki keberanian untuk terus bersaksi sekalipun di tengah ancaman dan perlawanan. Demikian juga kita harus berdoa supaya Tuhan mengulurkan tanganNya dan dapat mengadakan tanda-tanda dan mujizat dalam setiap pelayanan kita sebagai tanda bahwa Allah beserta dengan kita. Sehingga pemberitaan kita tidak dapat disangkal oleh mereka yang mendengarkan kesaksian kita.

2. Kita perlu mendoakan para hamba Tuhan dalam melakukan tugas pelayanannya.

Kita perlu saling mendoakan supaya kita diberi keberanian, hikmat dan segala sesuatu yang kita perlukan dalam melakukan tugas pelayanan di tengah-tengah dunia ini. Jemaat tidak boleh lupa mendoakan para hamba Tuhan supaya para hamba Tuhan dapat melakukan tugas pelayanannya dengan baik oleh pertolongan dan penyertaan Tuhan. Demikian juga sebaliknya seperti dikatakan oleh Paulus dalam nas invocatio kita, “Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku.” Artinya Paulus juga selaku Rasul tidak lupa mendoakan Filemon jemaat yang pernah dilayaninya. Supaya Filemon juga dapat melakukan firman Tuhan dalam kehidupannya.

3. Setiap kita juga perlu berdoa kepada Tuhan.

Kita tidak mungkin hidup hanya dari doa-doa orang lain. Melainkan kita juga harus berdoa secara pribadi-pribadi kepada Tuhan. Seperti yang dilakukan oleh Pemazmur dalam nats bacaan kita Mazmur 119. 33-40. Dalam Mazmur apa yang perlu kita doakan ialah: Pertama, kita perlu berdoa supaya kita mengenal ketetapan-ketetapan atau petunjuk-petunjuk Allah yaitu melalui membaca firman Tuhan atau Alkitab. Kedua, kita perlu memegangnya, menyimpannya dalam hati kita, memeliharanya dengan segenap hati, agar hati dan pikiran kita dipenuhi oleh Firman Tuhan. Ketiga, kita perlu pertolongan Tuhan supaya FirmanNya itu kita lakukan dalam kehidupan kita. Kita berjalan dalam petunjuk yang datangnya dari pada Tuhan.

D. PENUTUP

Di penutup khotbah ini dengan adanya Minggu Mendoakan Para Hamba Tuhan mengingatkan kita sebagai jemaat untuk tidak pernah lupa mendoakan para hamba Tuhan supaya dapat melakukan tugas pelayanan dengan baik.

Sebaliknya para hamba Tuhan juga jangan lupa mendoakan jemaat supaya mereka dapat hidup seturut dengan Firman Tuhan. Amin.

 

Pdt. Sahabat Peranginangin-Runggun Pondokgede

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD