MINGGU 28 JANUARI 2024, MATIUS 12:22-30

Invocatio :

Yesus berkata kepadanya “ Ada pula tertulis : Janganlah engkau mencobai Tuhan Allahmu!” (Matius 4:7)

Bacaan I  :

Yesaya 52: 13-15 (Responsoria)

Tema   :

Yesus Mengalami Pencobaan dan Penderitaan

 

I. Pengantar

Setiap manusia di dunia ini tidak ada seorangpun yang mengharapkan pencobaan dan penderitaan menimpa hidupnya. Namun demikian tidak ada seorang pun juga yang dapat menghindarkan dirinya dari pencobaan dan penderitaan. Tuhan tidak pernah menjanjikan kepada manusia bahwa jika kita mengikut Dia maka hidup kita akan bebas dari pencobaan dan penderitaan. Bahkan Yesus bekata “barangsiapa mengikuti Aku, ia harus memikul salib (Mat. 16:24). Yesus telah memberikan teladan yang patut kita tiru di dalam menghadapi pencobaan dan penderitaan, Yesus tetap setia kepada Allah walau menghadapi begitu banyak pencobaan dan penderitaan dalam hidupNya di dunia ini.

Pencobaan yang dialami Yesus di padang gurun mengajarkan kepada kita bahwa kita semua dapat mengalami ujian dan pencobaan dalam hidup kita. Namun, kita harus mempercayai bahwa Tuhan akan membimbing dan memimpin kita melewati setiap ujian. Kita harus menjalani hidup kita dengan teguh dan memegang erat pada Firman Allah, serta mempercayai bahwa Tuhan akan melindungi dan memberikan keamanan bagi kita. Dan hal yang perlu kita ingat adalah jangan mencobai Tuhan Allah seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dalam invocation kita Matius 4:7.

II. Isi

a. Kotbah

Mukjizat penyembuhan orang buta dan bisu yang kerasukan setan mengundang dua macam respons dari dua golongan yang berbeda. Pertama, respons takjub dari orang banyak yang menyaksikan bagaimana Yesus menyembuhkan orang tersebut, sehingga muncul pernyataan bahwa sepertinya Yesus adalah Anak Daud. Pernyataan ini mengandung makna bahwa Yesus sepertinya adalah Mesias yang dinantikan. Kondisi ini mengancam kedudukan orang-orang Farisi yang secara politik dan agama berkuasa pada masa itu. Sebaliknya respons kedua datang dari orang Farisi. Oleh karena iri dan merasa terancam mereka mengatakan bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan. Orang Farisi yang seharusnya lebih tahu bahwa setan hanya dapat diusir dalam nama Tuhan, justru tidak melihatnya seperti orang banyak. Tuduhan orang-orang Farisi itu bahwa Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul tidak diucapkan langsung kepada Yesus. Tuduhan itu pastinya diucapkan dalam lingkup pendengaran orang banyak. Yesus tidak mendengar perkataan mereka, tetapi Ia membaca pikiran mereka. Yesus tahu apa yang dipikirkan orang Farisi dan segera memberikan jawaban melalui beberapa ilustrasi yang logis untuk menyatakan siapa Diri- Nya dan siapa orang Farisi. Ia memakai ilustrasi tentang kerajaan, kota, dan rumah tangga yang terpecah-pecah pasti akan hancur .

Demikian pula bila mereka mengatakan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa setan pula, berarti kerajaan setan terpecah-pecah dan akan hancur. Kemudian Yesus menanyakan apakah mereka juga ingin mengatakan bahwa pengikut mereka juga mengusir setan dengan kuasa setan? Pasti mereka akan menjawabnya tidak. Dengan demikian hanya tinggal satu kemungkinan, yakni kuasa Roh Allah, karena hanya ada dua kerajaan yakni kerajaan setan dan Kerajaan Allah. Ilustrasi kedua Yesus mejelaskan dengan perumpamaan singkat tentang rumah orang yang kuat yang sedang dijarah. Ini akan mustahil terjadi kecuali ia diikat dahulu. Orang yang kuat dalam cerita itu jelas melambangkan Iblis. Rumahnya mungkin mengacu kepada kerajaannya, yaitu, dunia yang berada di bawah kekuasaannya. Harta bendanya melambangkan orang-orang yang di dalamnya setan-setan itu menetap. Perumpamaan itu menunjukkan bahwa Yesus telah menginvasi kekuasaan Iblis dan merampok dia dengan mengambil para korbannya. Tuhan sedang mendapatkan kembali kehidupan orang-orang yang sudah dikuasai oleh para setan. Yesus memperingatkan para pendengar-Nya, "Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku." Siapa yang tidak menjadi pendukung pekerjaan yang sedang Allah kerjakan, dia sedang menjadi pengacau yang akan Allah taklukkan. Siapa yang tidak mengumpulkan bersama Allah, dia sedang menceraiberaikan bersama dengan Iblis.

b. Bacaan I

Dalam nas ini diperlihatkan tentang jalan penderitaan yang harus ditanggung oleh Hamba yang diutus oleh Tuhan, hamba Allah ini harus direndahkan dan dihina sebelum ia ditinggikan dan dimuliakan. Hamba yang menderita ini adalah nubuatan yang telah digenapi oleh Yesus Kristus yang datang ke dunia ini, Dia melakukan apa yang diperintahkan oleh BapaNya sehingga dalam pelayananNya banyak orang yang menyanjungNya, tetapi setelah disanjung dan ditinggikan, hamba Tuhan itu menderita, tetapi setelah penderitaanNya Dia membuat banyak bangsa-bangsa yang tercengang, sebab apa yang tidak pernah didengar dan dilihat dapat dilakukan oleh hamba Tuhan yang menderita itu.

Dalam misi pelayanan Yesus yang datang ke dunia memperlihatkan apa yang disampaikan oleh nas ini yaitu “hambaKu akan berhasil”, kata berhasil disini adalah penuh hikmat dan bijaksana, bahwa Yesus memperlihatkan pelayanan sebagai hamba yang setia kepada apa yang disuruhkan oleh BapaNya yang di sorga dan menyatakan banyak pengajaran tentang kerajaan sorga. Hal membuat banyak orang mengikuti Yesus karena hikmatNya tentang kerajaan sorga. Tetapi di balik pelayanan Yesus yang penuh dengan hikmat yang membuat banyak orang untuk mengikutiNya, ada situasi yang tiba-tiba membuat banyak orang yang tertegun karena “begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi”. Hal ini menjelaskan betapa perihnya penderitaan yang dialami oleh hamba Tuhan yang menderita itu, sampai-sampai rupanya menjadi buruk dan tidak seperti manusia lagi. Hal inilah yang dialami oleh Tuhan Yesus dalam penderitaanNya, Dia yang diludahi, ditampar, dipukuli, dicambuk dan dimahkotai duri. Ada penghinaan yang berat bercampur dengan penyiksaan yang hebat yang sampai puncaknya ke penyaliban. Maka dapatlah kita mengerti jika dikatakan buruk rupanya dan bukan seperti manusia lagi yaitu apa yang diperbuat kepada Tuhan Yesus seperti bukan perlakuan layaknya kepada seorang manusia apalagi perlakuan yang layak bagi Dia yang datang dari sorga. Tetapi setelah penderitaan hamba Tuhan itu membuat banyak orang yang tercengang. Hal ini membuat raja-raja dan bangsa-bangsa terdiam dan tercengang, sebab tidak ada peristiwa terbesar dalam sejarah kehidupan manusia seperti yang dilakukan oleh Yesus. Bahwa Anak Allah yang kudus yang datang dari sorga harus menderita karena dosa umatNya. Hanya dengan melihat Yesus yang tersalib, kita hanya bisa terdiam,tidak perlu untuk diceritakan kita akan melihat kasih Allah terpancar dari salib Yesus. Kasih Allah yang dinyatakan dalam dunia ini melalui Yesus menjadi hamba yang menderita membawa kabar baik bagi dunia ini. Melalui kematian Tuhan Yesus apa yang belum pernah diceritakan dan didengar tentang Allah akan menjadi kabar baik bagi dunia ini.

 III. Aplikasi

  1. Orang-orang Farisi lagi-lagi membenci Yesus, mereka mencoba mencari-cari kesalahan Yesus, mereka mencari segala daya upaya untuk menjatuhkan Yesus di depan umum. Mereka yang sebenarnya orang yang dikenal sebagai pengajar-pengajar Alkitab, guru-guru agama Yahudi yang sebenarnya memiliki pemahaman yang baik tentang Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama namun sulit bagi mereka untuk mengakui bahwa Yesus adalah Mesias. Hati mereka dipenuhi oleh iri dan dengki. Orang-orang Farisi itu bahkan menuduh Tuhan Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, yaitu penghulu setan. Saat kebenaran dinyatakan, sudah semestinya kita bertobat dan tidak bersikap seperti orang Farisi. Kita diajak untuk berani melakukan introspeksi diri. Kita perlu menerima kebenaran dengan hati terbuka dan merenungkan firman-Nya atas diri kita. Dengan begitu, kita tidak membiarkan diri dibutakan oleh kemanusiaan kita, tetapi kita mau tunduk dan mengikuti kebenaran Tuhan.
  2. Kita diingatkan agar menjauhan diri dari sikap hidup orang-orang Farisi karena pohon yang baik akan dapat dilihat dari buahnya. Marilaha menghasilkan perkataan dan perbuatan yang baik. Janganlah kiranya kita berlaku saleh di dalam gereja tetapi kita berbuat salah dalam pelayanan, pekerjaan dan kehidupan kita sehari-hari.
  3. Orang Yahudi tidak tahu bahwa Sang Mesias harus menderita? Karena mereka hanya mendengar dan mengajar apa yang mereka ingin dengar. Mereka ingin kejayaan dari Sang Raja keturunan Daud. Itulah sebabnya mereka tidak melihat penggenapan janji Sang Mesias ketika melihat penderitaan Kristus. Mereka hanya melihat seseorang yang bukan seperti manusia. Seseorang hina yang gagal menjadi Mesias sesuai ekspektasi mereka. Mereka tidak tahu bahwa Yesus sedang menjadi Mesias sesuai dengan ekspektasi Allah Bapa di sorga. Demikian juga untuk zaman kita sekarang, Juru Selamat yang menderita, bahkan mati, adalah pemimpin agama yang paling tidak berkuasa. Jika Yesus benar-benar Sang Mesias, mengapa Dia harus mati? Mengapa Dia harus menderita seperti itu? Tetapi bagi orang-orang yang melihat bahwa tangan-Nya dipaku karena kasih-Nya kepada kita, penderitaan yang Dia rela jalani justru membuktikan bahwa Dialah Sang Mesias itu. Kasih-Nya diberikan kepada kita tanpa ditahan sedikit pun. Di saat semua orang lain melihat hal yang memalukan, kita melihat kemuliaan Kristus sekaligus betapa memalukannya dosa kita. Ketika semua orang melihat kelemahan, kita melihat kuasa pengampunan Allah mengalir melalui penderitaan-Nya, sekaligus melihat betapa berat akibat dosa yang telah diperbuat oleh manusia. Ketika semua orang melihat penipu yang gagal, kita melihat Juru Selamat sejati, Sang Mesias yang penuh kerelaan berkorban, rela memikul salib yang seharusnya dipakai untuk menggantung kita semua. Kita mampu melihat kemuliaan-Nya yang terpancar dari semua penderitaan-Nya. Kita mampu melihat kasih Allah dinyatakan melalui penderitaan-Nya. Inilah anugerah Tuhan, yang tanpanya kita akan menghujat dan menghina Dia, sama seperti orang-orang Farisi.

Pdt Rahel br Tarigan

Runggun Denpasar

MINGGU 21 JANUARI 2024, 1 PETRUS 1:22-25

Invocation   :

Yoh 15:14

Ogen:

Bilangan 14:1-10

Tema  :

Jadi manusia si mbaru/Menjadi manusia baru

 

Manusia yang hidup dalam dunia umumnya akan menjalani kehidupan untuk dirinya sendiri serta memperjuangkan segala hal untuk kepentingannya sendiri. Sehingga tidak jarang manusia yang memperjuangkan kehidupannya sampai mengorbankan orang lain dalam hidupnya. Namun Allah yang kita kenal dalam Sejarah Alkitab adalah Allah yang mewujudkan DiriNya melalui cinta kasih kepada dunia dengan mengorbankan diriNya dikayu salib untuk menyelamatkan manusia. Sehingga kita mengenal Allah adalah kasih.

Dalam Ayat invocation Yesus menyebut muridNya adalah Sahabat,dan dasar persahabatan itu adalah Allah sendiri yang adalah Kasih.Yesus meminta muridNya juga untuk dapat,menghayati dan melakukan sikap Kasih dalam hidup mereka.. Kata mengasihi mengandung arti memberi dan memberi dan memberi dan terus memberi yang terbaik baik dalam perkataan dan perbuatan kepada sesama.Menjadi sahabat Yesus mampu memberi diri menjadi sahabat bagi orang lain dan sanggup berbagi kasih kepada sesama.

Dalam bahan kotbah ini Petrus menuliskan suratnya kepada jemaat yang merupakan orang orang pendatang yang tersebar di wilayah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia kecil dan Bitinia (ayat 1) yang disebut telah dipilih sesuai rencana Allah serta dikuduskan lewat penebusan kristus agar taat kepada Kristus. pada saat itu jemaat mengalami penderitaan dan pergumulan oleh karena imannya kepada Kristus.mereka menghadapi krisis identitas karena mereka kelompok minoritas(1 Petrus 2:12) yang tidak dipandang dan bahkan dianggap kaum marjinal yang disebut hamba(1 Petrus 2:18) dimana tidak ada kelebihan atau hak istimewa yang mereka punya.ditengah kondisi tersebut Petrus menuliskan suratnya supaya mereka mendapatkan kekuatan dan pengharapan yang baru.Didalam pergumulan itu Petrus mengingatkan jemaat untuk tetap menjalankan kasih persaudaraan yang tulus dan Ikhlas dan bersungguh sungguh dalam mengasihi dengan segenap hati (ayat 22). Mengapa? Oleh karena jemaat telah dilahirkan Kembali bukan dengan benih fana (tidak lahir secara biologis) akan tetapi oleh karena Firman Allah yang hidup dan kekal (lahir Kembali oleh karena penebusan Kristus). kelahiran dalam dunia ini fana, mempunyai Batasan seperti bunga yang mekar dan harum, seindah apapun itu semuanya terbatas karena bunga itu akan layu. akan tetapi Firman Tuhan memampukan untuk dilahirkan Kembali dan mendapatkan kekekalan. Oleh karenanya petrus mengingatkan jemaat untuk memurnikan diri dengan ketaatan kepada Firman Tuhan dimana mereka harus memahami bahwa segala perbuatan yang berlandaskan keduniawian segalanya akan memiliki batas namun Ketika segala hal yang dilakukan berlandaskan status yang sudah ilahirkan Kembali oleh karena Firman Tuhan akan memampukan melakukan banyak hal yang tak terbatas. termasuk di dalam mengasihi.walaupun dalan persoalan. Jemaat akan mampu mengasihi tanpa penghalang Ketika melakukan kasih berlandaskan status sebagai manusia yang baru sekalipun di Tengah situasi yang tidak memungkinkan sekalipun. Dengan iman yang kuat jemaat mampu menunjukkan kasih kepada semua orang karena Kasih merupakan Indentitas dan gaya hidup orang percaya.

Bacaan pertama kita menceritakan tentang keadaan Ketika bangsa Israel dibawah kepemimpinan Musa dan Harun Ketika mereka memerintahkan 12 mata mata untuk menyelidiki ke tanah Kanaan seperti yang diperintahkan oleh Tuhan (Bil 13:1-2). Berita dan gambaran situasi tanah Kanaan yang dibawa oleh 10 orang mata mata menimbukan ketakutan dalam diri bangsa Israel,mereka mengatakan bahwa tanah Kanaan didiami oleh orang orang yang kuat seperti orang enak yang tinggi besar dan gagah perkasa terlalu kuat untuk dikalahkan. Sebegitu takutnya mereka sampai sampai melupakan bagaimana perlindungan Tuhan yang membebaskan mereka dari mesir dan menuntun mereka dalam perjalanan yang penuh perjuangan. Mereka bersungut sungut oleh karena ketakutannya menghadai peperangan, bahkan mereka memilih untuk mati di tanah Mesir atau di padang gurun (ayat 2). Mereka pun berencana Kembali ke Mesir oleh karena ketakutannya dan kecemasannya menghadapi apa yang ada di depannya. Namun berita yang diberitakan olehJosua dan Kalep 2 pengintai itu berbeda dengan yang 10 pengintai justru mereka mengatakan bahwa tanah kanaan yang penuh dengan susu dan madu kedua pengintai ini memiliki iman dan pengaharapan terhadaap Tuhan yang sudah mengantarkan mereka dalam posisi saat itu. Tetapi bangsa Israel justru menolak pernyataan iman mereka dengan mengancam melempari mereka dengan batu. Kita melihat betapa ketakutan dan kecemasan akan pergumulan membuat bangsa itu mampu melukai orang lain, dan ketakutan serta kecemasan itu membuat bangsa Israel melupakan Tuhan dan segala hal yang sudah dinyatakan Tuhan bagi mereka. ketakutan dalam diri bangsa israel juga membuat mereka menjadi tidak takut untuk menyingkirkan orang orang yang mau menghalangi mereka atas rencana mereka. Kita melihat bagaimana bangsa itu berencana memilih mengangkat pemimpin atas mereka untuk Kembali ke Mesir, termasuk pun berencana menyingkirkan Josua dan kalep.. Dari hal ini tentu kita melihat bahwa Josua dan Kalep memahami dan merasakan bagaimana mereka dikasihi dan dicintai Allah (ayat 8) sehingga mereka tidak hanya tidak takut menghadapi bangsa yang mendiami tanah Kanaan dan menghadapi bangsa Israel yang putus asa dan penuh dengan ketakutan terhadap bangsa Kanaan,Josua dan Kaleb tidak takut terhadap persoalan yang ada namun mereka. Menyadari kasih Allah tentu menguatkan mereka untuk menghadapi keputusasaan bangsanya dan mengalahkan bangsa Kanaan.

 Aplikasi

Melalui bahan ini kita diingatkan Kembali bahwa Allah telah memperkenalkan dirinya kepada kita melalui Kristus sang Penebus. Kasihnya membuat kita kuat untuk tetap mampu mewujud nyatakan cinta kasih kita kepada sesama.. Dengan kasih Allah kita telah menjadi manusia baru yang mampu mengasihi seperti teladan yang telah kita dapatkan dalam pengorbanan Kristus. kita mampu mengasihi di Tengah penderitaan dan pergumulan kita, serta mampu mengasihi tanpa mengharapkan balasan melainkan dengan tulus mengerjakan perkerjaan kasih itu sebagai perwujudan identitas sebagai manusia yang baru. Manusia yang menyadari kasih Allah tidak akan takut melangkah melewati berbagai ancaman dan tekanan seperti Josua dan Kalep, memiliki iman yang teguh dan pengharapan oleh karena pertolongan Tuhan yang nyata. .belajarlah kita jangan membesarkan ketakutan sehingga kita tidak lagi bisa melihat kebesaran Allah . Kita juga tidak lagi takut dan ragu untuk mengasihi karena kita sudah menerima kasihNya yang tidak terbatas BAHKAN KITA SUDAH MENJADI SAHABAT ALLAH. Mengasihi dengan tulus iklas tidak pura-pura.

Pdt Maria Endamalem Br Sitepu,S.Th

GBKP Runggun SURABAYA

MINGGU 14 JANUARI 2024, KHOTBAH KUAN-KUANEN 3:19-26

Invocatio :

Nehemia 9:6

Ogen  :

2 Korinti 5:11-21

Tema   :

TUHAN NJADIKEN DONI ENDA ALU KEPENTAREN/Tuhan Menjadikan Dunia dengan Hikmat-Nya

 

 

I.  Pengantar Kitab

Kitab Amsal merupakan bagian dari kitab yang sifatnya sastra, dalam kitab Amsal  terdiri  dari peribahasa (The  Saying) dan perintah serta larangan (Commands   and  Prohibitions). Tujuan kitab Amsal dinyatakan dalam Amsal 1:2-6 memberikan hikmat dan tuntunan agar pembaca dapat hidup sesuai dengan kehendak Ilahi, sehingga kehidupan keluarga dan masyarakat dapat berjalan stabil. Kitab Amsal ditujukan kepada orang muda yang kurang pengalaman ataupun orang yang lebih tua, sehingga mereka dapat memperoleh kecerdasan secara moral dan mental yang menuntun kehidupan mereka. Kitab Amsal merupakan buku atau manual pelajaran yang digunakan di rumah ataupun istana untuk menolong orang-orang muda dapat bertumuh dalam posisi kepemimpinan. Adapun―motto kitab ini adalah takut akan Tuhan merupakan awal hikmat atau pengetahuan (Amsal 1:7; 9:10), yang menunjukkan bahwa nasihat-nasihat dalam kitab ini bukanlah nasihat sekuler, tetapi didasarkan atas perspektif Ilahi. Oleh karena itu, dalam menemukan, mengumpulkan, menyelidiki, dan meringkaskan konsep-konsep yang diselidiki secara topikal dalam kitab ini, tetap harus dilihat dari perspektif bahwa semuanya itu harus didasarkan atas takut akan Tuhan.

II. Pendalaman Teks

Teori big bang adalah teori mutakhir tentang penciptaan alam semesta. Teori big bang yang diadvokasi oleh Abbe Georges Lemaitre menyatakan bahwa jagat raya lahir dari keadaan yang sangat keras dengan kepadatan kisaran 13,7 juta tahun yang lalu. Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang berkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan mengembang. Selanjutnya terjadi letupan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-bintang mengalami perpindahan cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah. Dengan kata lain, perpindahan yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain. Dalam hal ini dijelaskan bahwa bumi berkembang tetapi mempertahankan kepadatan rata-rata yang konstan. Objek terus diciptakan untuk membentuk bintang dan galaksi dengan kecepatan yang sama, sehingga mustahil untuk mengamati objek di langit sebagai akibat dari jarak yang jauh dan gaya surut. Tetapi kelemahan teori big bang tidak dapat menjelaskan bagaimana akhir jagat raya berakhir. Jika jagat raya ini bersumber dari ledakan besar, pasti ada sisa radiasi dari ledakan yang mengelilingi seluruh dunia, termasuk alam. Sehingga, teori ini tidak bisa memberi penjelasan dengan jelas mengenai keadaan alam semesta, tetapi teori ini menjelaskan perubahan-perubahan umum di alam semesta sejak pembentukannya. Penciptaan alam semesta dituliskan dalam Alkitab. Kitab Kejadian memulai dengan kalimat pembuka, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kej. 1: 1).” Allah menyatakan diri-Nya melalui penciptaan (Maz. 19:2). Penciptaan menunjuk kepada eksistensi Allah dan tanggung jawab manusia. Sebagaimana dituliskan dalam Roma, “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih”(Rom. 1:20).

Allah berbicara dan dunia jadilah. Melalui firman Tuhan langit dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya dan segala tentaraNya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi, Dia memberi perintah, maka semuanya ada” (Maz. 33:6,9). Allah menciptakan dunia dalam enam hari dalam arti sebenarnya. Demikian Alkitab menerangkan, "Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya (Kel. 20:11).12 Melalui siapa Tuhan menciptakan segalanya? Inilah yang dikatakan Alkitab, segala sesuatu dijadikan melalui Dia dan untuk Dia (Kol. 1:16). Segala sesuatu dijadikan olehNya, dan tidak ada yang dijadikan tanpa Dia” (Yoh. 1:3). Tuhan yang menciptakan langit berfirman, Dialah Tuhan yang membentuk dan menciptakan. Jadi, Dia tidak mengosongkannya, tetapi menjadikannya berpenghuni (Yes. 45:18).. Pribadi Allah disebut Bapa karena Dia adalah Sumber dari segala sumber. Pribadi Anak Allah, disebut anak karena pribadi ini diperanakkan dari Allah Bapa yaitu Firman Allah atau perkataan Allah. Anak Allah atau Firman Allah menjelma menjadi manusia supaya manusia dapat mengenal Allah, menyatu kepada Allah. Roh Allah juga pribadi yang keluar dari Allah untuk menyalurkan kasih Allah Bapa kepada Anak Allah, dan juga kasih Anak Allah kepada Allah Bapa, juga kasih Allah kepada manusia dan seluruh ciptaanNya, serta kasih manusia kepada Allah. Jadi, dalam prinsipnya Pencipta adalah Allah yang ilahi, eksistensi Allah yang Esa dan tidak terdapat pencipta selain berdasarkan Allah. Dunia awalnya kosong dan mengalami kekosongan tanpa bentuk. Ketika terjadi kekacauan di bumi dan samudera raya, Allah membiarkannya begitu saja. Keberadaan Roh Allah yang memperbaiki kekacaubalauan dunia.

Roh Allah dalam bahasa Ibrani adalah we ruah Elohim. Ruah berarti roh, napas, angin dan kuasa. Namun beberapa ahli mengatakan bahwa lebih tepatnya adalah angin. Roh Allah tidak dapat dihalangi ke mana akan berhembus dan tidak kelihatan secara mata jasmani yang berkuasa secara luar biasa. Roh Tuhan yang mengambang di permukaan air menunjukkan bahwa bumi yang diciptakan Tuhan berada di bawah air, tetapi tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup kecuali diperintah oleh roh Tuhan. Roh yang Allah yang melayang di atas air digambarkan seperti burung yang mengerami telurnya supaya menghasilkan burung. Demikianlah cara Roh Kudus memperbaiki keadaan yang kacau balau itu.

Hikmat secara etimologi ada 3 akar kata dalam bahasa Ibrani yang menunjuk pada kata hikmat yaitu ‘hokmah (hikmat), bina (pengetahuan), dan tevuna (kebijakan) semuanya menunjuk pada hal praktis konkret bukan sekedar teoritis. Hikmat adalah kepintaran mencapai hasil, menyusun rencana yang benar untuk memperoleh hasil yang dikehendaki. Pusat hikmat ialah hati, sebagai pusat keptusan moral dan intelektual.

Kata hikmat dalam bahasa Ibrani biasanya digunakan istilah Hokma yang berarti kemampuan intelektual. Dalam Alkitab terjemahan Baru, di Kitab Amsal muncul 41 ayat yang berbicara mengenai hikmat sehingga kitab Amsal sarat dengan kata hikmat. Dalam sejarah penciptaan, hikmat juga mendapat peran yang amat penting. Amsal 8:22 menjelaskan bahwa Tuhan menciptakan hikmat sebagai permulaan pekerjaan-Nya. Hal ini menandakan bahwa hikmat sudah ada sebelum langit dan bumi, serta segala isinya diciptakan. Dengan hikmat Tuhan meletakkan dasar bumi (Amsal 3:19).

Hikmat adalah karya sastra yang banyak memuat pengalaman-pengalaman hidup dan pengajaran-pengajaran yang ditampilkan secara ringkas dalam bentuk pepatah dan aforisme. Sifat hikmat ialah universal. Artinya setiap orang bisa memilikinya dari segala lapisan masyarakat. Biasanya sastra hikmat di tuliskan dalam bentuk hikmat puisi. Perkembangan hikmat ini di pengaruhi oleh bangsabangsa lain yang sudah lebih dahulu mengetahui pengajaran tentang hikmat. Sehingga tradisi di Israeltidak jauh berbeda dengan tradisi hikmat dari bangsa non Israel. Sekalipun demikian, tradisi hikmat di Israel senantiasa berhubungan erat dengan iman Israel kepada Tuhan yang telah berkarya dan menyelamatkan mereka. Sastra hikmat (kebikjanaan) juga merupakan bahagian dari kehidupan rohani dan kebudayaan yang sangat di hargai dan tidak terpisahkan. Oleh sebab itu tidak heran jika kadang-kadang Amsal ini bercorak keduniawaan dan kadang-kadang kerohanian. Menurut Amsal, hikmat ialah sesuatu yang bersifat praktis bukan mengenai dugaan filosofis, metafisik, mistik, atau sesuatu yang abstrak, melainkan mengenai etika kehidupan sehari-hari. Orientasi hikmat dalam Amsal ialah situasi konkret, yakni untuk mengarahkan orang bertindak kepada situasi yang baik, dalam hal ini apabila melakukan tindakan-tindakan tertentu maka akan memberi akibat tertentu pula. Ia memberikan serangkaian nasihat dan peringatan. Jika kita melihat pengertian dari “hokma” adalah “kemampuan intelektual”. Namun, hikmat tidak identik dengan pengetahuan intelektual, tetapi mempunyai kaitan dengan kecerdasan intelektual (Ams. 1:4).

Hikmat adalah milik Allah yang utuh dan mutlak. Hikmat Allah mencakup sempurna, luas dan lengkap menyentuh setiap bidang kehidupan (Ayb 10:4, Ams 5:31), mencakup semua kedaulatan di dunia serta menggenapi semua apa yang dipikirkan oleh Allah. Alam semesta adalah bukti hikmat Allah dan manusia adalah bukti karya hikmat tinggi yang diciptakan oleh Allah sendiri. Proses-proses alamiah dan historis berada dibawah kendali merupakan pembedaan sempurna antara baik dan jahat dan merupakan dasar untuk pahala dan hukuman yang diterima oleh orng jahat dan orang benar (Mzm 1:37-38, Ams 10:3, 11:4). Kebijaksanaan yang berdasarkan pada kecakapan alamiah ini merupakan karunia rahmani sebab kegiatan kreatif Allah sendirilah yang memungkinkan perolehan kebijaksanaan yang demikian itu.

III. Kesimpulan

Dengan memperhatikan keterangan yang dicatatkan dalam kitab Amsal tersebut, maka segala sesuatu yang telah ada di langit dan di bumi sebagai ciptaan-Nya termasuk manusia sekalipun tetap ada di bawah kedaulatan-Nya. Karena Allah pencipta langit dan bumi dan di bawah pimpinan kedaulatan-Nya semua berada”.  Kemahakuasaan Allah yang tidak dapat dipahami ini tidak harus membuat manusia menjauh dan tidak lagi peduli dengan keberadaan Allah, sebab dalam kehidupan manusia masalah akan tetap ada tetapi ketika masalah itu datang tidak ada tempat lain untuk manusia lari dan mencari pertolongan kalau bukan kepada Allah. Kita harus berusaha mengenal Dia dan kuasa-Nya. Tuhanlah satu-satunya yang menjadi tempat sandaran setiap manusia (Ams. 3:26).

Dengan Kuasa dari Allah, Alam semesta dijadikan dengan penuh Hikmat dengan semua sungguh amat baik. Dengan keseluruhan ciptaan Tuhan maka semuanya dapat digunakan dan bermanfaat bagi keseluruhan ciptaan Tuhan. Dengan keterkaitan hikmat dalam proses Allah menciptakan dunia dengan takut akan Tuhan bagi kita manusia maka kepatuhan dan merasakan hikmatnya Tuhan dalam mencipta akan mengena dan terasa bagi seluruh ciptaan-Nya (terkhusus manusia). Manusia membutuhkan hikmat yang dianugerahkan Allah agar dapat berkarya bagi orang lain melalui ciptaan Allah. Marilah kita menerima hikmat dari Tuhan sebab dengan hikmat itu kita akan dapat mengerti Tuhanlah yang meletakkan dasar bumi ini dengan hikmatNya. 

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD