KHOTBAH MINGGU 24 DESEMBER 2024 (MALAM NATAL), KHOTBAH Kolose 1:15; Jesaya 7:10-15; Lukas 1:67-75

Thema   :

Dibata Mereken Penebus/ Allah Memberikan Penebus

(Kolose 1:15, Jesaya 7:10-15, Lukas 1:67-75)

 

I. Pendahuluan

Malam natal adalah penanda puncak masa adven atau persiapan sebelum Natal atau malam sebelum Yesus lahir. Malam natal selalu diidentikan dengan ketenangan, pengharapan, dan peneguhan akan janji keselamatan. Di berbagai daerah malam natal adalah waktu yang sangat ditunggu keluarga Kristen, karena pada malam natal, kebanyakan keluarga menggunakan momen ini untuk boleh bersama-sama dengan keluarga menikmati kebersamaan dalam bersekutu dengan Tuhan, dikarenakan ada anak yang merantau atau bekerja di lain daerah maka momen malam natal adalah momen yang selalu menjadi waktu yang paling tepat untuk pulang kampung merayakan/menyambut betapa baiknya Allah kepada kita umat yang sudah dipilih untuk mendapatkan keselamatan, karena Allah Memberikan Penebus bagi kita manusia.

Malam natal juga adalah momen bagi kita umat manusia untuk merasakan dan meresapi bahwa kasih Allah itu tanpa batas, sejak IA menciptakan manusia, sampai manusia jatuh kedalam dosa, selalu saja Allah memiliki inisiatif untuk memberikan kemerdekaan bagi kita manusia, Allah tidak menghendaki kita binasa, tapi IA ingin memberikan kepada kita kehidupan kekal (Yohanes 3:16). pertanyaannya hari ini, apakah kita mau menerima pemberian itu ?

II. Isi

Nats kotbah Lukas 1:67-75 adalah sebuah kesaksian ataupun nyanyian pujian Zakharia karena Allah baik bagi dia. Jika kita baca secara teliti, maka nats tersebut mengandung dua makna, pertama Zakharia memuji Tuhan ketika mulutnya terbuka, karena sebelumnya ia menjadi bisu karena kurang percaya akan apa yang disampaikan malaikat Gabriel tentang Elisabet Istrinya yang akan melahirkan, ketika ia yang terpilih sebagai imam untuk mebakar ukupan di Bait Suci (lukas 1:9-20).

Dan yang kedua dalam nyanyian pujiannya itu ia di kuasai oleh Roh Kudus dan ia bernubuat dimana ia mengatakan hal-hal yang akan terjadi mengenai kerajaan mesias yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa Allah mengapuni Zakharia dan bukan hanya mengampuni akan ketidakpercayaannya dan kesagsiannya tetapi juga Allah memberikan anugerah melimpah, dimana ia dipenuhi oleh Roh Kudus sehingga ia dipakai untuk kemuliaan-Nya.

Sehingga boleh kita lihat bahwa nyanyian yang di hanturkan oleh Zakharia ini adalah kesaksian pengharapan, kelepasan betapa baiknya Allah itu, karena Dia tidak melupakan janjinya (68-75). akan pemberian penebus bagi umat manusia untuk boleh berdamai kembali kepada Allah, yang di simbolkan dengan “tanduk keselamatan” dari keturunan daud, untuk memberikan kelepasan bagi manusia, karena hal ini sudah difirmankan sejak purbakala, dari Bapa leluhur kita bahkan nabi-nabi untuk kita bebas dari musuh, beribadah tanpa takut dalam kekudusan kebenaran dihadapaNya seumur hidup kita. Dengan kata lain lawatan Allah menyelamatkan umat-Nya memang merupakan rencana Allah sejak awal oleh karena Kesetian-Nya terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, nenek moyang Israel.

Untuk mensukseskan tercapainya lawatan itu jika kita baca ayat seterusnya maka Yohanes dipakai Tuhan menjadi nabi yang bertugas untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan dan mewartakan pengapunan Dosa, dimana penekanannya bahwa Yesuslah akan menyelamatkan dunia yang berada dalam kegelapan.

Pertanyaannya sudahkah kita siap untuk menerima penebus yang sudah dirancangkan Allah untuk kita?

Bacaan kita Jesaya 7:10-15 memberikan informasi kepada kita menengenai Ahas yang sudah diingatkan oleh nabi Yesaya, agar dalam kesusahan/kesesakan yang ia rasakan untuk meminta pertolongan dengan pertanda dari Tuhan karena situasinya yang cukup susah, dan dia mengandalkan dirinya saja dan lingkungan politisnya, sehingga ia panik dan takut sebab Aram dan Israel akan menyerang Yehuda, dan akan segera menghancurkan Yerusalem dan Yehuda sehingga ia mengunakan tindakan “rasional” bertindak cepat berfikir logis dan meminta bantuan kepada Asyur. Dapat dilihat dalam situasi ini ia benar-benar mengandalkan dirinya saja, sehingga iman dan kuasa Allah di abaikannya, bisa kita lihat, ketika Yesaya menyuruh untuk ia meminta pada Allah, ia menutup hatinya, dan tidak akan mengubah keputusannya minta tolong kepada Asyur. Dan ia menjawab seakan-akan ia tidak mau mencobai Tuhan, seakan-akan ia orang yang percaya,padahal ia tidak percaya akan kuasa Tuhan, sehingga itu dijadikannya menjadi alasan untuk tidak mengandalkan Tuhan.

Walau pun Ahas tidak mau minta tanda kepada Tuhan, tetapi misi Allah tidak putus akan dunia. Ia tetap memberikan tanda kedatangan pemimpin yang baru. Pemimpin yang mau mendengar suara Allah dan yang membawa bangsanya ke keselamatan. Tanda itu adalah “kelak akan ada seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menamai dia IMANUEL” dan hal ini terjadi 700 tahun kemudian dengan kelahiran Yesus dari perawan Maria yang datang untuk membebaskan manusia dari ketakutan dan kematian menuju kehidupan kekal yang kita peringatai penyambutannya malam hari ini.

Ini semua boleh terjadi hanya karena Allah yang memiliki misi selalu ada dalam kehidupan kita sejak dahulu sampai sekarang ini, seperti yang di katakan dalam invocatio Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan. Sehingga dalam Dia kita bisa melihat karya kasih penyelamatan Allah bagi kita manusia.

III. Refleksi Teologis

Malam natal adalah malam romantis dan syahdu untuk kita mengingat kembali dan merasakan betapa besar Cinta kasih Allah akan dunia ini, malam natal mengajak kita untuk merenung bahwa Misi Allah untuk keselamatan kita harus terlaksana sekalipun harus ada pengorbanan darah, yang terpenting manusia bisa selamat dari hukuman dosa. Itulah cinta kasih Allah kepada kita manusia.

Dimalam natal ini juga kita bisa lihat melalui bacaan kita dari kitab Yesaya, misi Tuhan tidak pernah gagal, jika Ahas tidak mau mengindahkan apa yang sudah Tuhan rancangkan maka, ia akan ditinggalkan dan misi terus berjalan dengan kata lain ”rencana Tuhan akan tetap berjalan pasti, kita siap atau tidak, atau bahkan ingkar janji, Tuhan selalu punya penganti atau cara lain”. dalam bacaan kita juga mengingatkan kepada kita, jangan menjadi orang yang mengandalkan diri/relasi duniawi saja, kita boleh merasa takut, namun ingat, bahwa mendengarkan dan menaati Allah adalah tindakan paling logis yang dapat ditempuh. Jangan berserah dan berharap kepada Tuhan kita buat menjadi jalan akhir dalam menyelesaikan suatu masalah, tetapi seharusnya berserah pada Tuhan yang utama dan yang selanjutnya kita harus berusaha atas penyertaan Tuhan. Karena sering sekali kita sebagai orang Kristen mengandalkan diri kita dahulu, ketika sudah tidak tahu apa-apa baru kita berseru kepada Tuhan.

Boleh kita lihat dalam bahan Khotbah kita bagaimana Zakharia seorang imam yang bekerja di rumah Tuhan sekalipun masih meragukan kuasa Tuhan akan rencana Allah, sehingga ia menjadi bisu, tetapi dalam kesalahan ia belajar dan merenung, sehingga ia lebih diberkati lagi untuk kemuliaan nama Tuhan. Tanda pertobatan dan respon Akan kebaikan Tuhan, ia menyanyikan pujian bagi Allah yang selanjutnya menjadi gaya kehidupannya. Dari kejadian ini kita bisa belajar seberapa dekatpun kita dengan Tuhan, bisa saja kita tidak percaya karena logika kita yang selalu kita pakai, tetapi Tuhan mau menunjukan kepada kita bahwa dalam DIA tidak ada yang mustahil. Hanya dengan percaya dan berserah serta berharap penuh padaNya semua akan baik-baik saja, dengan itu kita boleh selalu menaikkan lagu pujian kepada Tuhan, yang artinya bukan hanya bernyanyi, tetapi ikut dalam gaya hidup juga. Karena orang yang sudah merasakan betapa baiknya Tuhan, akan selalu bersukacita yang salah satunya boleh ditunjukan melalui lagu pujian.

Malam ini kita boleh menikmati malam natal juga karena kasih karunia Tuhan akan keluarga kita. Malam natal kali ini, sudah malam natal keberapa kah kita ikuti? Sudah berapa lama kita kenal Yesus itu? Apakah kita sudah menerima penebus itu dalam diri kita? Sudah seberapa besarkah Ia di hati kita? Yang boleh orang lain lihat siapa yang bermanifestasi/menguasai dalam diri kita, karakter Krsitus kah yang terlihat? Atau karakter yang lain???

kalau Kristus yang adalah satu dengan Allah, datang kedunia menunjukan rupa Allah di dunia, maka jika kita sudah menerima penebus dalam hidup kita, sudah seharusnya orang lain juga melihat rupa Kristus dari diri kita.

Mari berrefleksi dimalam natal ini, mari semakin memperbesar DIA dalam diri kita… selamat menerima penebus yang mencerahkan kehidupan kita,…

Selamat malam Natal .

Vic. Stevent Brakasipa Brahmana S.Th

MINGGU 24 DESEMBER 2023, KHOTBAH LUKAS 1:26-28

Invocatio :

“Dan engkau Betlehem, Tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.” (Mat. 2:6)

Oge  :

Zakaria 12:7-9 (Antiponal)

Tema :

Kabar Kelahiran Yesus

 

Hari ini adalah minggu advent yang keempat/ terakhir sebelum natal. Di minggu advent yang keempat ini kita diingatkan untuk mempersiapkan diri menyambut kedatangan Raja Yang Agung yang telah berjanji untuk membawa kita turut serta ke dalam kerajaanNya yang kekal. Minggu advent ini juga mengingatkan kita untuk bertekun di dalam pengharapan akan kehidupan yang kekal di dalam Kristus. Demikian pula kita dipanggil untuk tetap hidup sebagai anak-anak Kerajaan sorga yang telah diselamatkan Allah, yang tercermin dari cara berpikir, berbicara dan bertingkah laku. Oleh karena itu, minggu ini kita di tuntun untuk menemukan cara yang lebih baik untuk menyambut kedatangan Tuhan.

Pembahasan Teks

  • Zakaria 12:7-9

Ayat pembuka kitab Zakaria memberitahukan bahwa penulis Kitab Zakaria adalah nabi Zakharia putra Berekhya (1:1). Zakharia melayani pada tahun 520-518 SM. Dalam tahun pertama raja Koresh yang agung dari Persia, dikeluarkan semacam keptusan untuk mengembalikan orang Yahudia yang terbuang di Kerajaan Babel . Raja juga memberi izin untuk membangun Bait Allah Kembali. Namun respon yang diberikan bangsa Israel untuk Pembangunan tersebut tidak seperti yang diharapkan oleh nabi Zakharia. Sehingga secara keseluruhan Kitab Zakaria berisi dua bagian penting, yaitu

  1. Pasal 1-8, ditulis untuk mendorong kaum Yahudi sisa agar melanjutkan Pembangunan kembali Bait Suci dan bertekun hingga tugas itu selesai.
  2. Pasal 9-14, ditulis untuk memberi semangat kepada semua umat yang setelah   menyelesaikan Pembangunan Bait Suci.

Secara khusus, Ketika kita membaca pasal 12, kita akan melihat bahwa Allah Kembali memberikan janji keselamatan dan pembaharuan bagi Yerusalem. Kebebasan yang dialami oleh bangsa Yehuda setelah 70 tahun mengalami perbudakan diperoleh bukan karena hasil perjuangan mereka, tetapi Allah bekerja menggerakkan hati Raja koresh sehingga membebaskan bangsa Yehuda. Hal itu terlihat jelas dalam ay. 7 bahwa kemenangan dan kekuatan Yerusalem adalah karena Tuhan, bukan karena manusia. Teks kita memberikan focus bahwa untuk menyatakan bagaimana Tuhan tetap menjaga bangsaNya sehingga setiap bangsa yang mengepung akan dihancurkan oleh Tuhan. Tuhan menyatakan penjagaan-Nya dan perlindunganNya bagi Yerusalem. Jika Yerusalem berdosa kepada Tuhan, maka Tuhan akan menghukum mereka. Tetapi jika bangsa-bangsa lain mengepung Yerusalem maka Tuhan akan menjaga dan melindungi kota-Nya untuk menyatakan kekuatanNya. Tuhan memberi kemenangan kepada kemah kemah Yehuda. Dengan begitu, penduduk Yerusalem tidak merasa sombong. CaraNya dengan membuat warganya yang paling lemah menjadi sehebat Daud. Keluarga Daud sendiri akan menjadi seperti malaikat Tuhan yang memimpin mereka.

Oleh sebab itu kita harus selalu menyadari jika karena ketidaktaatan Tuhan menyatakan murkaNya, amka jangan putus asa. Tapi segera berubahlah melalui pertobatan supaya kita melihat anugerah. Jadi sangat jelas sekali bahwa Allah sangat menyayangi bangsaNya sekalipun sering melakukan kesalahan. Kasih Allah yang besar itu terlihat dalam pemulihan, pemeliharaan yang Dia nyatakan melalui banyak cara. Tentu setiap hal yang baik tidak hanya diterima dan dinikmati, tetapi setiap hal yang baik itu juga harus selalui diingat dan dinyatakan dalam hidup secara konsisten.

  • Lukas 1:26-28

Injil Lukas ditulis oleh Lukas dan ditujukan kepada Teofilus (Luk. 1:1). Tujuan dari Lukas menulis injil ini untuk menolong Teofilus dan orang percaya lainnya agar memperoleh pengertian yang lebih baik tentang iman Kristen. Hal itu dilakukan dengan membeberkan sebanyak mungkin tentang kehidupan dan pengajaran Yesus sendiri. Jadi dia juga mempunyai perhatian historis di dalam menemukan fakta-fakta tentang Yesus. Sejarah ini akan semakin menguatkan pengetahuan dan iman yang selama ini diajarkan secara lisan kepada Teofilus dan juga orang-orang bukan Yahudi yang sudah bertobat. Sekalipun peristiwa ini sudah lama terjadi, tetapi melalui teks ini kita banyak belajar tentang bagaimana pentingnya kepatuhan dan ketaatan kepada Tuhan.

 Ay. 26: “Dalam bulan keenam Allah menyuruh Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret”

Melalui teks ini kita bisa melihat bahwa kedatangan utusan (angelo: pembawa pesan, memiliki kemampuan berbicara yang baik, memiliki jiwa sebagai pembimbing). Pesan ini sisampaikan kepada Maria pada bulan keenam setelah pemberitahuan tentang kelahiran Yohanes pembabtis. Peristiwa ini terjadi di sebuah kota di Galilea yang bernama Nazaret. Galilea adalah sebuah propinsi di Israel Utara. Diutusnya malaikat Gabriel ke Galilea merupakan suatu gambaran bahwa hal tersebut merupakan awal penggenapan daari nubuat dalam Yesaya 8:23-9:2. Bangsa yang dahulunya berada dalam kegelapan, tidak sungguh-sungguh mengenal Allah yang sejati dan bahkan akhirnya jatuh ke tangan bangsa asing yang tidak mengenal Tuhan, pada akhirnya melihat terang sejati.

Kota Nazaret sebuah kota yang kecil, tempat tinggal suku Zebulon. Dan Yusuf tinggal disana. Menurut anggapan orang pada abad 1, kota ini sama sekali tidak penting. Bahkan salah seorang murid Yesus malah pernah bertanya dan merasa heran, “mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazareth? (Yoh. 1:46).

Pertanyaan murid pada waktu itu cukup beralasan, karena nama Nazaret bahkan sama sekali tidak pernah disebutkan dalam Perjanjian Lama, sebagai macam bukti bahwa memang tidak pernah terjadi apapun yanh berharga dan hebat di kota itu.

Kenyataan bahwa Bapa mengurtus malaikat Gabriel untuk datang ke Nazaret di Galilea, untuk menyampaikan kabar luar biasa bahwa Juruselamat sunia datang dari kota itu dan bahkan akan dikenalsebagai warga kota itu adalah suatu pernyataan luar biasa bahwa tidak ada suatu kota yang dipandang tidak berharga oleh Allah kita.

Orang Yahudi boleh saja memandang rendah kota-kota yang diduduki bangsa asing (non-Yahudi), tetapi Bapa tidaklah memandang dengan cara demikian. Bangsa asing maupun bangsa Yahudi, semua sama berharganya, dan tetap membutuhkan juruselamat.

 Ayat 27: “kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud;nama perawan itu Maria”

Lukas menyebutkan bahwa malaikat Gabriel datang menyampaikan pesan kepada seorang perawan. Ini adalah suatu kenyataan yang sangat penting, dan menjadi suatu penegasan bahwa Anak Allah yang datang itu merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus, bukan hasil peristiwa biologis antara laki-laki dan Perempuan. Meskipun masih perawan, tapi Maris disebutkan telah bertunangan dengan seorang bernama Yusuf. Bertunangan dalam budaya itu memakan waktu kira-kira satun. Para pasangan yang telah bertunangan belum diperbolehkan untuk tinggal dalam satu rumah. Meskipun begitu, secara relasi mereka berdua diikat oleh perjanjian khusus, bahwa suatu saat mereka akan hidup bersama sebagai suami dan istri. Maria perawan yang betunangan, hal ino merupakan suatu hal yang bijaksana dari Allah Bapa untuk menyiapkan seorang laki-laki dalam kehidupan Maria. Kehadiran seorang laki-laki yang sudah pasti akan menjadi suami Maria, adalah suatu bentuk pemeliharaan social dari Bapa kepada Maria. Selain itu ini juga cara Bapa untuk menyiapkan laki-laki bagi Maria yang akan melindungi dan menemani Maria yang sedang hamil menempuh perjalanan jauh dan cukup berat dari Nazareth menuju Betlehem. Allah sudah menyiapkan pemeliharaan kepada Maria bahkan jauh sebelum kebutuhan itu muncul.

 Ayat 28: Ketika malaikat itu masuk kerumah Maria, ia berkata: Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”

Ketika itu, malaikat menjumpai Maria di rumah (berbeda dengan Zakharia yang dijumpai oleh malaikat Gabriel di Bait Allah), hal ini menggambarkan bahwa Maria adalah orang yang biasa saja, just ordinary people. Sebuah kehidupan yang biasa-biasa saja.

Malaikat menyapa dengan kata “salam”. Istilah “salam”, yang dipakai dalam Bahasa Yunani adalah Chaire yang artinya bergembira atau rejoice (KJV: Bersukacitalah, hai yang sangat disukai, Tuhan bersamamu; diberkatilah engkau di antara para Wanita). Dari salam ini terlihat dengan jelas, bahwa Bapa telah lama memilih Maria dan terus memperhatikan kehidupan Maria dan Tuhan berkenan/sangai disukai oleh Bapa karena sikap hidup yang memperlihatkan ketaatan dan kepatuhan (hal ini juga terlihat di ayat. 38).

 Aplikasi

Dari teks kita hari ini ada beberapa poin penting yang harus kita ingat:

  1. Minggu advent kiranya dipakai untuk melakukan persiapan yang lebih memfokuskan pada persiapan diri masing-masing.
  2. Hidup dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhan bukan hal yang mudah. Kita harus terus berdamai dengan hidup, masalah dan masa lalu kita dan bergerak maju menuju kehidupan yang berpusat kepada Tuhan. Tapi ingatlah Allah punya banyak cara untuk menolong kita, dan biarlah kapan pun waktunya Allah tetap menemukan hati dan pribadi yang patuh kepadaNya. Buah dari kepatuhan dan ketaatan tidak hanya akan menyelamatkan kita tetapi juga akan menyelamatkan orang lain.
  3. Kabar kelahiran Yesus adalah berita sukacita yang harus juga direspon dengan sukacita. Karena kasih Tuhan tak pernah membeda-bedakan, semua sama dan berharga bagi Dia.

Pdt. Sripinta br Ginting-Runggun Cisalak

MINGGU 17 DESEMBER 2023, JESAYA 40:3-11

Ogen  :

Johanes 1: 19-28 (Tunggal)

Khotbah :

Jesaya 40: 3-11 ( Tunggal)

Tema :

Pekena Dalan Tuhan “Persiapkan jalan bagi Tuhan”

 

Masa Adven menandai masa persiapan menjelang Natal. Secara harfiah, kata adven berasal dari bahasa Latin yakni adventus yang berarti 'datang' atau dengan kata lain berarti kedatangan Kristus. Sekitar abad ke 6, orang Kristen di Roma telah menggap masa kedatangan kristus sebagai hakim dunia, namun setelah abad pertengahan masa adven dikaitkan dengan kedatangan kristus yang pertama di hari natal. Sebagai umat-Nya, masa Adven dimanfaatkan untuk mempersiapkan jiwa dan merefleksi diri untuk menyambut kelahiran Sang Juru Selamat.

Mengingat masa Adven bertujuan untuk memperingati kedatangan Tuhan Yesus, maka bacaan-bacaan Alkitab pada masa Adven pun memuat kitab-kitab Perjanjian Lama yang menggambarkan kedatangan Mesias dan pada Perjanjian Baru dan pembacaan tentang kisah Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus.

Masa Adven yang dirayakan selama empat minggu berturut-turut sebelum Natal ini masing-masing memiliki arti khusus yang berbeda. Berikut makna 4 Minggu Adven.

  • Minggu Adven Pertama: Merupakan masa penantian kedatangan Kristus yang kedua, yakni kedatangan Tuhan pada akhir zaman. Ditandai dengan menyalakan lilin ungu yang pertama.
  • Minggu Adven Kedua: Pada minggu ini lilin ungu kedua dinyalakan untuk mengingatkan umatnya setia mempersiapkan jalan kedatangan Tuhan.
  • Minggu Adven Ketiga: Minggu ini juga dikenal sebagai minggu Gaudete, yang menggambarkan suka cita menyambut kelahiran Yesus Kristus. Pada minggu ini lilin ketiga yang berwarna merah muda dinyalakan.
  • Minggu Adven Keempat: Mencerminkan peristiwa yang melibatkan Maria melahirkan Yesus. Pada minggu ini, lilin ungu terakhir dinyalakan bersamaan dengan 3 batang lilin sebelumnya.

Minggu ini kita memasuki minggu adven yang ketiga, artinya sukacita penyambutan itu layaknya harus membara disetiap hati kita, mengingat sepanjang percakapan Yohanes Pembabtis dengan tim utusan orang Yahudi dari Jerusalem yakni Imam-imam, Orang lewi, juga termasuk orang farisi, perbincangan mereka berada di Danau Betania tepatnya di sebrang sungai Yordan.

Perbincangan mereka melulu membahas tentang “siapakah engkau ?” melihat percakapan ini tim utusan ingin mengetahui siapakah sebenarnya diri johanes pembabtis, hingga pada akhirnya pun johanes pembabtis menyangkal tentang pemberitaan itu dan mengatakan “aku bukan mesias” namun ia lebih menyaksikan tentang Yesus sang juruselamat tersebut, dengan kata “aku membabtis dengan air, tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, Yaitu Dia yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak”.

Melihat pernyataan dari Johanes ini dapat kita refleksikan bersama, bukankah kita lebih sering ingin mengatahui diri dan Namanya saja namun tidak untuk mengenal diriNya lebih dekat?

Sebagaimana tim utusan tersebut ingin mengetahui dengan alasan maraknya nabi-nabi palsu / guru-guru palsu pada masa itu, Namun bukan menjadi pengikutNya. Dalam minggu adven ketiga ini, dapat kita refleksikan bersama “aku hanya ingin mengetahuiNya atau aku ingin terus untuk mengenalNya?”.

Untuk mendeskripsikan Allah yang Transenden maka tak satu pun dapat dilampaui oleh akal pikir manusia, penulisan Yesaya pasal 40, diakhir-akhir hidupnya Yesaya menuliskan Pernyataan Allah tersebut, Allah menyatakan nubuat-nubuatanNya melalui Nabi Yesaya untuk memberikan pengarapan dan penghiburan kepada umatNya yang tertawan di babel dan akan berakhir masa hukuman Allah dan keselamatan juga berkat segera tiba. Pernyataan Nabi Yesaya dengan Nubuat Allah tersebut membangkitkan semangat yang luar biasa dan menambah pengharapan baru bagi umat.

Nubuatan yang dikatakan di ay 3-5 "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!

(4) Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;

(5) maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."

Nubuat tersebut juga di katakan oleh Johanes pembabtis sebelum membabtis Yesus di Betania.

Di minggu Advent ketiga ini mari kita refleksikan bersama “jalan seperti apa yang perlu di persiapkan dan bagaimana kita mempersiapkannya?” pertanyaan refleksi ini memastikan kita untuk “ingin mengetahui Yesus Kristus atau MengenalNya ?”.

Dizaman modern ini penggunaan media digita semakin canggih, alat teknologi semakin baik untuk menyimpan data sejarah dan untuk mendapatkan literasi yang terjadi dimasa lalu semakin mudah, dengan kita dapat mengetahui segala informasi di media digital yang super canggih tak terlepas juga informasi terkait sejarah Yesus, pembelajaran teologis,dll. Semua itu dapat kitaketahui dengan instan, yang menjadi refleksi kita diminggu Advent ini ialah coba kita tanya kepada diri kita sendiri sejauh mana kita men search / mencari keberadaan Yesus berperan dalam diri kita ?, bagaimana pengaruhNya pada kita dalam proses menjalani kehidupan ini?, sehingga dengan refleksi tersebut kita mengetahui secara pasti jalan seperti apa yang akan kita siapkan di hati kita masing masing akan kehadiran tersebut dalam diri kita.

selamat berrefleksi dalam masa penantian ini, Tuhan Yesus Memberkati Solideo Gloria

 

Vic. Ekitwynn Kemit, S.Si. Teol, CCM,.

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD