MINGGU 18 JUNI 2023, KHOTBAH 1 SAMUEL 2:18-21

Invocatio   :

Hai bapa bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya ( Kol 3 :21)

Bacaan :

Galatia 6:1-9 ( T )

Tema :

Mperdiateken keperluan Anak ( Mpemperhatikan kebutuhan Anak)

 

Pendahuluan

Seorang anak bertanya kepada kedua orang tuanya. Kapan Papa dan Mama bisa menemani saya untuk menonton film kesukaan saya yang lagi tayang di bioskop? Papa dan mamanya menjawab nanti ya nak kami masih sibuk. Ini sebuah kondisi yang mungkin jadi di tengah keluarga kita dan juga disekitar kita bahkan dianggota gereja kita. Masih banyak pertanyaan yang mungkin muncul dari anak anak kita didalam keluarga kita. Kapan papa atau mama bisa menemani saya bermain, belajar, belanja, menyaksikan saya tampil di panggung hiburan sekolah. Menjawab pertanyaan saya dan juga membimbing saya mengenai bagaimana membaca Alkitab, menjawab pertanyaan saya tentang Alkitab dll. Satu sisi kita sebagai orang tua mungkin merasa bahwa ketika kita bisa mencukupi segala kebutuhan untuk makan dan sekolah sudah cukup buat mereka. Atau ada juga kita orang tua untuk mencukupi kebutuhan dan sekolahnya juga mungkin kita kesulitan. Hari ini pada Minggu KAKR ini kita diingatkan akan tugas dan juga tanggung jawab kita sebagai orang tua dari anak anak kita. Sebab anak anak kita adalah masa depan dari keluarga, gereja dan juga negara kita.

Pada sisi lain menurut BPS jumlah anak usia dini di Indonesia tahun 2020-2022 sejumlah 30,73 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan 11,21% jumlah penduduk Indonesia. Secara jenis kelamin lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Dan mereka akan menjadi bagian penduduk Indonesia produktif pada tahun 2045. Jadi apa yang kita lakukan sekarang dan persiapkan sekarang ini jelas sangat menentukan bagaimana kondisi bangsa Indonesia di tahun 2045.(dataindonesia.id)

Pembahasan Nats

Kitab 1 Samuel dikelompokan ke dalam kitab sejarah di dalam PL. Samuel bin Elkana adalah penulis kitab ini. Ia seorang hakim terakhir Israel sebelum Israel memasuki zaman kerajaan dan merupakan nabi yang mengurapi Saul dan Daud menjadi Raja.Bahan khotbah kita adalah sebagaian dari kisah hidup Samuel secara pribadi yaitu pasal 1-3. Samuel dilahirkan sebagai jawaban Tuhan atas doa Hana, sang ibu yang sebelumnya tidak punya anak.Dan kehidupan Samuel pada masa kanak kanak sudah memperlihatkan tugas yang akan diembanya sebagai abdi Allah. Di pasal 1 Hana mengantar Samuel yang kecil ke rumah Tuhan di Silo. Samuel diserahkan kepada Tuhan pada usia nya yang masih kecil dan menyerahkan masa depanya kepada Tuhan. Kemudian Hana menaikan pujianya ucapan syukurnya kepada Tuhan diawal pasal yang kedua. Bahan khotbah kita ada pada lanjutan setelah nyayian Pujian Hana. LAI memberikan judul “Kejahatan anak anak Eli” Jelas dikatakan di dalam ayat 12-17 sebuah kondisi dan situasi anak anak Eli yang tidak mengindahkan Tuhan dan berlaku dursila mereka mengambil persembahan yang dipersembahkan buat Tuhan sebelum persembahan itu dipersembahkan, mereka memandang rendah korban untuk Tuhan. Mereka juga sebenarnya adalah imam sebab yang menjad imam adalah orang Lewi dan keturunanya. KJV “ they knew not the lord (12) “ mereka tidak mengenal Tuhan. Sesutau yang mungkin agak miris dan juga mengejutkan bagaimana anak anak Imam Eli memiliki sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang dengan ayahnya. Apa kira kira penyebannya anak tersebut benar secara darah anak imam Eli tetapi bisa saja kurang diperhatikan atau didik dengan benar. Seorang penulis bijak mengatakan anak bukan persolan apa yang akan ditinggalkan untuknya tetapi persoalan apa yang akan kita isi bagi dirinya atau karakter dan sifatnya.Ada dua hal mungkin yang tidak dilakukan oleh Eli sebagai orang tua untuk membesarkan anak secara mental dan etika dan sebagai Imam yang mengajari kerohanianya. Ayat 18(11) dikisahkan suatu kondisi yang berbeda didalam sebuah situasi yang sama dan tempat yang sama. Samuel yang muda yang sudah diserahkan Hana ke Rumah Allah menjadi pelayan dihadapan Allah ini menunjukan bagaimana proses pendidikan dan perhatian yang dilakukan kepada Samuel selain itu tentu ia diberikan tugas dan tanggung jawab seturut dengan kemampuanya sebagai seorang anak. Mungkin masih memperhatikan kemudian diberikan contoh dan diberikan kesempatan untuk melakukan tugas imam mulai dari hal yang kecil sampai hal yang lebih besar juga membaca dan belajar mengenai taurat ( ia diberikan kesempatan sebab dari segi umur seorang Lewi melayani dari umur 20-50 ( Bil 8:23-26). Ia juga melakukan semua tugas yang diberikan dengan tulus dan sabar.Tentu hal ini dilakukanya dibawah bimbingan dari Eli. Selain itu ia menggunakan baju efod dari kain lenan berupa jubah. Kain lenan yang bagus merupakan barang mewah dan symbol kemurnian. Para imam memakainya dan ini tidak boleh dipakai oleh orang lain. Baju ini juga sebenarnya menunjukan status dan juga siapa yang memakainya. Ia semakin diberkati dan di ayat 26 ditulis bahawa ia bertumbuh dengan baik sehingga disukai oleh Tuhan dan juga manusia. ( Alkitab Edisi Study).Ayat 19 Hana dan Elkana juga menaruh perhatian yang luar biasa buat Samuel mereka rutin mengunjungi Samuel walau hanya setahun sekali ini menunjukan perhatian yang terus menerus selain itu mereka juga membawa jubah kecil. Jelas ukuran jubah yang dibawa juga terus berubah dan perubahan ini tentu dipantau sehingga ketika diberikan maka jubahnya ukuranya pas. Ini menunjukan bahwa Hana sebagai ibu sangat mengerti akan perkembangan anaknya secara fisik dan juga memenuhi kebutuhannya. Ayat 20-21 dikisahkan bagaimana Tuhan memakai Eli untuk memberkati Keluarga ELkana dan Hana. Hana memberikan Samuel untuk melayani Tuhan, Ia mengutamakan Tuhan dalam diri Samuel. Ia seorang ibu yang merindukan anak Tuhan penuhi dank arena sudah dipenuhi Tuhan ia memberikan Samuel kepada Tuhan. Sebagai seorang ibu ia sangat berhak membesarkan Samuel tetapi ia tidak mengambil hanya ia mengorbankan haknya dan Tuhan melihat itu sehingga ia memberikan berkat anak lagi sebagai ganti Samuel tiga anak laki laki dan dua anak perempuan. Tuhan sangat mengerti akan keriunduan Hanan dan Tuhan kembali menunjukan kasih dan berkatnya yang tak terpikirkan oleh manusia termasuk Hana. Samuel menjadi berkat didalam pelayananya karena ia diperhatikan dan didik dengan benar baik oleh Hana dan juga Imam Eli bahakan bukan hanya Samuel yang diberikan tetapi Tuhan tambahkan lagi lima anak buat Hanan. Berbeda dengan anak anak Imam Eli tidak didik dengan benar melakukan perbuatan yang tidak benar walau mereka anak imam, mereka tidak menghormati Allah atau tidak mengenal Allah mereka mengambil persembahan buat Tuhan dan juga melakukan perzinahan (22). Segala sesuatu pasti ada ganjaranya kalau kita membaca sampai habis pasal 2 kita melihat Tuhan menunjukan keadilanya anak anak Imam Eli dihukum oleh Tuhan dan mati. Dan hukuman itu juga sampai kepada Eli dan juga keturnanya. Ini dampak ketika gagal memdidik dan memperhatikan anak dengan benar. Bukan hanya anak tersebut yang mendapat masalah tetapi orang orang disekitarnya juga terkena dampaknya. Invocatio kita juga mengingatkan bagaimana seharusnya didalam kita mendidik atau memperhatikan anak anak kita. Kita jangan melakukan tindakan yang menyakiti, dididik dengan kejam dampaknya bisa anak anak kita menjadi tawar hati. Tawar hati menunjukan sebuah kondisi tidak bersemangat,tidak ada kemauan lagi, hilang keberanian, kecewa dan juga putus harapan ( Sarapan Pagi Biblika).Dalam bacaan kita dari Galatia 6:1-9 kita melihat bagaimana Paulus menasehat jemaat di Galatia agar saling mendukung bagi semua orang percaya. Sebab manusia tidak sempurna da nada kalanya melakukan kesalahan dan pelanggaran dan kesalahan Tentu yang bersalah ini bisa saja kita sebagai orang tua dan bisa saja anak anak kita.dan dalam hal inilah Paulus mengingatkan untuk saling mengajar dan juga menguatkan dan bukan menghakimi. Bahkan bekerja sama juga didalam melakukan yang baik.

Aplikasi

Jhon F. Kennedy mengatakan “ Anak anak adalah pesan hidup yang kita kirim ke waktu yang tidak akan kita lihat” karena anak tersebut merupakan pesan hidup tentu apa isi pesan yang akan disampaikan oleh anak anak tersebut tergantung kepada bagaimana orang tua memperhatikan dan mendidiknya sewaktu diberi kesempatan hidup bersama dengan anak tersebut. Tentu kita semua sebagai orang tua menginginkan anak tersebut membawa pesan yang baik dan menjadi saksi bagi kemulian nama Tuhan. Dari tiga bagian firman Tuhan yang kita baca dalam Minggu KAKR ini ada beberapa hal yang dapat kita pelajari yaitu:

  1. Anak anak kita adalah masa depan dan pemilik masa depan oleh sebab itu anak anak kita harus diperhatikan dengan baik dan benar. Elia memiliki anak anak yang berharga oleh Tuhan anak tersebut lahir dari seorang Imam, mereka juga hidup di rumah Allah tempat beribadah atau menyembah bangsa Israel. Mereka makan dari persembahan yang diberikan oleh bangsa Israel. Tempat, keturunan diberikan makan dengan cukup tidak menjamin sikap dan karakter mereka menjadi orang yang baik dan juga takut akan Tuhan. Akibat ELia tidak meperhatikanya dengan tidak baik maka jelas kita dapat melihat apa yang terjadi pada anak anaknya mereka tidak hormat kepada Tuhan bahkan tidak mengenal Tuhan. Bukan kehidupan yang baik atau pesan yang baik yang mereka bawa tetapi mereka menerima hukuman dari Tuhan bahkan juga orang tuanya.
  2. Pada sisi yang lain ditempat yang sama ada Samuel anak dari Hana kita melihat anak yang masih kecil diserahkan kepada Tuhan didik dengan baik setia melayani mulai masa kecilnya disenangi oleh Tuhan. Eli dan juga bangsa Isrel yang datang ke rumah Allah. Hal ini terjadi karena orang tuanya juga memperhatikan Samuel dengan baik juga Eli yang menjadi teladanya. IA diberi tugas dari kecil sesuai dengan kemampuanya dan kita dapat melihat bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh Samuel ia hidup sebagai Halim dan Nabi sebelum bangsa Isrel meminta diangkat raja dan ia juga menjalankan tugasnya untuk mengangkat Saul.
  3. Dalam mendidik anak kita harus memenuhi seluruh kebutuhan anak tersebut. Bukan hanya makanan untuk fifik tetapi juga kerohanianya, mentalnya dan juga psikologinya. Untuk mencukupi hal tersebut kita tentu juga harus bekerja sama dengan orang orang yang ada disekitar kita sebab kita memiliki kemampuan yang terbatas, Tapi satu hal yang tidak bisa tidak kita harus menjadi contoh dan teladan didalam pemahaman dan pengenalanya akan Tuhan.Dampak anak anak kita kurang diperhatikan bisa menimbulkan beberapa hal yaitu:krisis kepercayaan diri, ganguan mental, tidak terjalin ikatan emosinal antara anak dan orang tua,gangguan prilaku dll.
  4. Dalam mendidik anak tentu selain kita orang tua sebagai team ditambah dengan orang diluar kita. Peran yang harus kita lakukan adalah sebagai Imam, Gurur, Hakim dan juga sahabat.

Kesimpulan

Marilah kita memperhatikan dan mendidik anak anak kita dengan baik dan benar. Sebagai orang tua kita pasti memiliki keterbatasan mintalah hikmat kepada Tuhan sebab anak adalah ciptaan Tuhan yang unik dan hanya Tuhan yang sangat mengenal anak kita dengan baik dan benar, Gunakan semua waktu dan kesempatan yang ada seperti yang dikatakan didalam kitab Ulangan 11:17 -18. Hal ini diperintahkan Tuhan bagi bangsa Israekl mendidik anaknya mengenai Taurat dan demikian juga dengan pelajaran yang lain.

 

Pdt Luter Efrata Girsang STh.-GBKP Rg Depok-LA

MINGGU 11 JUNI 2023, KHOTBAH MATIUS 28:16-20

Invocatio :

“Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh” (Ef. 2 : 22).

Bacaan :

Keluaran 19 : 1 – 8 (Tunggal)

Tema :

MELAKUKAN PERINTAH YESUS (Ndalanken Persuruhen Jesus)

 

I. PENDAHULUAN

Orang-orang yang percaya, yang telah ditebus dan diselamatkan oleh Yesus Kristus, tidak boleh berhenti hanya pada keselamatan dirinya namun terpanggil untuk terus melakukan kehendak Allah dan setia bersaksi tentang Injil dan kebaikan Allah dalam kehidupan ini. Anugerah kehidupan dan keselamatan yang telah Allah berikan mengandung dimensi pengutusan. Tuhan memberi kita kehidupan sekaligus mengutus kita untuk menyatakan tanda-tanda kerajaanNya bagi dunia, untuk bekerja dan melayaniNya, memberitakan Injil ke semua bangsa serta menjadikan muridNya.

II. ISI TEKS

Teks khotbah kita ini merupakan kelanjutan dari kisah kebangkitan Yesus, dimana pada bagian akhir kisah kebangkitanNya ada semacam kesimpangsiuran informasi di tengah-tengah masyarakat tentang kebangkitan Kristus, termasuk di tengah-tengah para murid. Pada satu sisi ada berita tentang kebangkitan-Nya yang dibuktikan dengan kubur yang kosong (Mat. 28:1-10), namun pada sisi lain mahkamah agama Yahudi menyebarkan suatu berita yang menyatakan Kristus tidak bangkit, Dia telah dicuri oleh murid-murid-Nya pada malam hari (Mat. 28:11-15). Tentu kita lebih percaya pada berita kebangkitan Kristus sebagai sesuatu yang telah terjadi, sedangkan berita dari mahkamah agama tersebut adalah bohong/palsu. Penulis Injil Matius mengajak pembaca untuk meyakini kebenaran berita tentang Kristus itu, kemudian meneruskan berita tersebut kepada semua bangsa, dengan keyakinan baru bahwa Tuhan Yesus pasti menyertai.

(1)  Yesus meyakinkan para murid akan kuasa-Nya (ay. 17-18)

Keragu-raguan beberapa orang terhadap Yesus sangat dimaklumi (ay. 17), sebab berita palsu yang disebarluaskan oleh mahkamah agama sangat menggoncang iman, bahkan diikuti dengan ancaman para penguasa Yahudi (dan Romawi). Yesus tahu persis situasi ini, sehingga Dia perlu meyakinkan murid-murid-Nya akan kuasa yang dimiliki-Nya (ay. 18); dengan demikian berita tentang kebangkitan-Nya (yang penuh kuasa) adalah benar adanya, dan tidak perlu diragukan lagi. Yesus tidak menolak dan mempertanyakan keraguan mereka, Yesus memilih untuk lebih mendekatkan diri kepada mereka agar mereka melihat Yesus secara pribadi dari dekat. Keraguan manusia tidak boleh menjadi penghalang bagi misi pengutusan. Oleh karena itu sebelum Amanat Agung diberikan, Yesus terlebih dahulu membereskan keraguan para murid. Yesus menyatakan dan menegaskan otoritas dan kuasa yang dimilikiNya, IA memiliki otoritas penuh atas segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi.

(2)  Yesus mengutus pada murid (ay. 19-20a)

Setelah meyakinkan murid-murid akan kuasa-Nya, Yesus kemudian mengutus mereka untuk memberitakan kebenaran Injil itu kepada semua bangsa dan bahkan meminta mereka untuk membaptis semua bangsa dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (ay. 19-20a).

  1. Kata “pergilah” mengandung perintah dan pengutusan, pergi berarti bergerak aktif, tidak pasif atau diam di tempat. Teks ini juga sekaligus memberi penegasan akan universalitas berita Injil Kristus, yaitu kepada semua bangsa, bukan hanya kepada bangsa Israel/Yahudi (sebagaimana selama ini dipahami oleh bangsa Israel/Yahudi). Teks ini mendorong para murid untuk membuka hati, membuka diri terhadap mereka yang selama ini dianggap tidak masuk dalam “wilayah” pemberitaan akan kasih karunia Tuhan. Teks ini meyakinkan para murid untuk tidak ragu-ragu menjangkau mereka yang selama ini tidak terjangkau, sehingga mereka pun beroleh kebenaran dan keselamatan di dalam Kristus Yesus.
  2. Tujuannya adalah untuk menjadikan semua bangsa menjadi Murid Yesus. Menjadi Murid berarti mengakui dan mengimani Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, ketaatan untuk mengikut dan melakukan perintahNya, memiliki karakter Yesus Kristus yaitu karakter yang senantiasa mengasihi, setia dan taat meskipun harus menderita dan di tolak.
  3. Membaptis mereka dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus (Baptis = baptizo = membasuh dengan tujuan menyucikan). Setelah percaya dan menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya, orang itu akan masuk dalam fase baru yaitu baptisan. Baptisan bukan sarana untuk menerima keselamatan, justru setelah orang itu diselamatkan oleh anugerah Allah dan iman kepada Yesus Kristus, maka orang itu mengikrarkan kepercayaannya dihadapan Allah.
  4. Ajarlah mereka melakukan segala yang telah diperintahkan oleh Yesus. Para murid bukan hanya memiliki tugas untuk memberitakan Injil kepada semua bangsa tetapi juga meneladankan iman dan ketaatan akan Kristus itu kepada semua orang yang diajar.

(3)  Yesus menjanjikan penyertaan-Nya (ay. 20b)

Mengutus seseorang untuk suatu pekerjaan yang sangat berisiko tentu harus disertai dengan suatu jaminan bahwa yang bersangkutan pasti dilindungi oleh pemilik pekerjaan itu sendiri. Itulah kira-kira yang dilakukan oleh Yesus ketika mengutus murid-murid-Nya memberitakan berita tentang Kristus yang bangkit dan penuh kuasa. Yesus menjanjikan perlindungan kepada mereka dengan perkataan: “Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (ay. 20b). Apa artinya? Yaitu bahwa Yesus sendiri pasti menyertai murid-murid-Nya; menyertai dalam teks ini berarti Yesus selalu bersama-sama dengan setiap orang yang memberitakan berita kebenaran tentang diri-Nya, Dia pasti melindungi mereka, Dia pasti memberikan pertolongan dan penghiburan atas mereka, Dia pasti memampukan mereka melaksanakan tugas pemberitaan kebenaran itu. Lagi-lagi, Yesus meyakinkan kita semua bahwa kita tidak sekadar yakin akan kebenaran tentang Kristus, tetapi sungguh-sungguh yakin juga akan kebenaran yang kita teruskan atau beritakan itu kepada semua bangsa.

Bacaan kita, Kel. 19 : 1 – 8 menceritakan tentang perjalanan bangsa Israel, yang setelah 430 tahun berada dalam perbudakan Mesir akhirnya dibebaskan oleh Allah. Dalam masa perbudakan berbagai penderitaan, kesengsaraan, penindasan, ketidakadilan terjadi kepada bangsa Israel, dan Allah menyatakan kasih dan kuasaNya dengan membebaskan Israel, menuntun dan membawa mereka ke tanah Kanaan yang adalah tanah perjanjian. Ketika Israel tiba di gunung Sinai, disanalah mereka berkemah. Musa naik menghadap Allah dan Allah menyatakan diriNya dan menyampaikan perintahNya kepada Israel melalui Musa :

  • Allah telah menyatakan kasih dan kuasaNya atas bangsa Israel dan Israel telah melihat perbuatan Allah akan bangsa Mesir. Allah juga telah menyatakan penyertaan dan pemeliharaanNya kepada bangsa Israel. Oleh karena itu Allah menghendaki Israel menjadi bangsa “kesayanganNya” diantara bangsa-bangsa lain, yaitu bangsa yang sungguh-sungguh mendengarkan firmanNya dan tetap berpegang pada perjanjianNya
  • Israel meresponnya dengan mengatakan bahwa segala yang difirmankan Allah akan mereka patuhi dan lakukan dalam sepanjang kehidupan mereka.

 III. APLIKASI

  • Menjadi orang Kristen tidak sekadar mengaku bahwa kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan yang telah bangkit dan hidup. Menjadi orang Kristen yang percaya pada Kristus berarti yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa kuasa yang sesungguhnya hanya ada di dalam Yesus yang kita percayai itu. Memang, kadang-kadang kita “ragu-ragu” meyakininya, apalagi kalau sepertinya Tuhan tidak berpihak pada kita, namun sikap “ragu-ragu” itu harus menggiring kita pada pencarian dan penerimaan kebenaran bahwa Kristuslah yang berkuasa atas hidup kita. Percayalah sekalipun begitu banyak tantangan hidup yang harus kita jalani (khususnya dalam meberitakan kebenaran Firman Tuhan), Allah tidak akan meninggalkan kita, IA akan senantiasa menyertai, memelihara dan memperlengkapi anak-anakNya.
  • Sebagai orang yang percaya pada kuasa Kristus memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran Kristus itu bahkan kepada semua bangsa. Artinya, kita harus menyaksikan Kristus kepada siapa pun, di tempat mana pun, dan di setiap saat. Kita tidak harus membuka Alkitab setiap bertemu dengan setiap orang, sebab yang jauh lebih berpengaruh adalah kesaksian hidup kita terhadap sesama, baik mereka yang selama ini dekat dengan kita, maupun mereka yang “jauh” dari “jangkauan pertemanan” kita masing-masing. Maka, aneh rasanya kalau ada orang tampil atau mengaku sebagai anak-anak Tuhan ketika berada di dalam gereja, namun tampil sebagai “anak-anak yang tidak jelas” ketika “keluyuran” entah ke mana.
  • Orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, berarti yakin akan penyertaan dan pemeliharaan Tuhan dalam hidupnya. Penyertaan Tuhan ini memampukan kita untuk tidak ragu-ragu lagi menjalani kehidupan kita dalam kebenaran Kristus, sekaligus menyadarkan kita bahwa Kristus selalu mengamati setiap gerak langkah kita di mana saja dan kapan saja. Kesadaran ini akan menolong kita pada satu sisi untuk tidak ragu-ragu melangkah dalam kebenaran, sekaligus bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan ini, sebab Kristus menyertai dan “mengawasi” perjalanan kita [senantiasa hidup dalam kebenaran dan kekudusan].
  • Misi Gereja adalah misi untuk “pergi” ke seluruh dunia, bukan sibuk mengurus diri sendiri, membangun jemaat ke dalam sehingga lupa akan keadaan sekitar dimana gereja itu hadir. Misi gereja bukan hanya misi ke dalam tetapi juga misi keluar untuk menjadi garam dan terang dunia. Oleh karena itulah GBKP juga bermitra dengan UEM untuk melakukan berbagai pelayanan baik dalam bidang keimanan, sosial, ekonomi, Pendidikan, kemanusiaan, dll.

Pdt. Elba Barus-Runggun Bandung Timur

MINGGU 04 JUNI 2023, KHOTBAH 1 JOHANES 5:6-12

Invocation  :

2 Johanes 1:3

Ogen :

Ayub 36:22-33 (Antiphonal)

Tema :

Kesaksian Yang di Berikan Allah

 

I. PENGANTAR

Minggu ini adalah minggu Trinitatis yang disebut juga sebagai Hari Raya Tritunggal Mahakudus, adalah hari pertama setelah pentakosta setelah kalender liturgi gereja Ritus Barat dan hari minggu pada saat Pentakosta di Ritus Timur. Kata Tritunggal (bahasa inggris: trinity) berasal dari bahasa latin trinitas yang berarti “yang nomor tiga, tiga serangkai”. Kata benda abstrak tersebut terbentuk dari kata sifat trius (tiga masing-masing, rangkap tiga), sebagaimana kata unitas merupakan kata benda abstrak yang terbentuk dari kata unus (satu). Pada dasarnya bagi orang Kristen, Tuhan Yang Maha Esa itu adalah Allah yang menyatakan diriNya sebagai Bapa yang kekal, Yesus Kristus dan Roh Kudus, Ketiga Yang Esa yang disedut Allah Bapa, Allah Putra dan Allah Roh Kudus. Ada satu Allah namun tiga Pribadi, ketiga pribadi itu adalah keesaan. Pemahaman yang benar belum sepenuhnya melekat dalam diri orang Kristen, oleh sebab itu gereja masih saja mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pemahaman yang benar.

II. ISI

Dalam tulisan 1 Yohanes terdapat permasalahan yaitu adanya peperangan melawan bidat. Masksud dari penulis surat ini untuk melawan ajaran sesat yaitu gnostikisme, terutama Dekotisme. Ciri utama ajaraan sesat yang di lawan adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus. Iman orang Kristen yang percaya kepada Kristus luar biasa perkasa dan perkembangannya, tetapi iman itu perlu dilengkapi dengan bukti sorgawi yang dapat dipertanyakan lagi tentang mandat, wewenang dan jabatan Tuhan Yesus. Dia datang bukan sekedar datang ke dunia melainkan melalui dan dengan jalan Ia datang, tampil dan bertindak sebagai juruselamat dunia. Dia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosa kita, untuk memberi kita hidup yang kekal dan membawa kita kepada Allah. Ia datang melalui, atau dengan air dan darah yaitu Yesus Kristus. Tak seorang pun selain Dia. (6).

Air dan darah ini mencakup semua hal yang diperlukan supaya keselamatan kita benar-benar tercapai. Dengan air, jiwa kita dibasuh dan dimurnikan bagi sorga dan tempat kediaman orang-orang kudus di dalam terang. Dengan darah, Allah dimuliakan, hukum-Nya dihormati, dan keluhuran-keluhuran-Nya.Yang telah ditentukan Allah, atau dirancangkanNya, atau diajukan-Nya sebagai jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya, atau pendamaian di dalam atau oleh darahNya melalui iman, untuk menunjukkan keadilan-Nya, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus (Rm. 3:25-26). Air dan darah akan menguduskan dan menyucikan, untuk segala maksud yang akan ditentukan dan dipakai Allah untuk mencapai tujuan keselamatan yang agung itu. Dia yang datang dengan air dan darah adalah Juruselamat yang tepat dan sempurna. Dan inilah Dia yang datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus! Demikianlah kita melihat dengan jalan dan cara apa, atau kalau boleh dibilang, dengan apa saja Dia datang. Dalam saksi yang menyertai Dia, dan itu adalah Roh ilahi, Roh yang biasanya disebut sebagai penyempurna pekerjaan-pekerjaan Allah: Dan Rohlah yang memberi kesaksian (ay. 6). Sudah sepantasnya Juruselamat dunia yang membawa mandat mempunyai seorang penyokong yang senantiasa mendukung pekerjaan-Nya, dan bersaksi tentang Dia kepada dunia. Dan kemudian Rasul Yohanes menambahkan pujian untuk saksi ini atau keberterimaannya sebagai saksi: Karena Roh adalah kebenaran (ay. 6). Dia adalah Roh Allah, dan tidak dapat berdusta. Dengan demikian hal itu menunjukkan pokok perkara dari kesaksian Roh, apa yang disaksikan-Nya, dan itu adalah kebenaran Kristus. Dan Rohlah yang memberi kesaksian bahwa Kristus adalah kebenaran. Roh adalah kebenaran. Dia memang Roh Kebenaran (Yoh. 14:17). Bahwa Roh itu adalah kebenaran, dan saksi yang patut diterima sepenuhnya, tampak dalam kenyataan bahwa Ia adalah saksi sorgawi, atau salah satu saksi yang di dalam dan dari sorga memberikan kesaksian tentang kebenaran dan kewenangan Kristus. Sebab (atau oleh karena) ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.

Dalam ayat 7 Di sini ada Tritunggal Saksi sorgawi, Saksi-saksi yang sudah bersaksi dan memastikan kepada dunia akan kebenaran dan kewenangan Tuhan Yesus dalam jabatan dan pengakuan-pengakuan-Nya, yang pertama adalah Bapa (menyatakan dirinya dengan caranya.) Saksi kedua adalah Firman, sebuah nama yang penuh misteri, yang menyatakan kodrat tertinggi yang dimiliki Juruselamat Yesus Kristus, di mana di dalamnya mengandung arti bahwa Ia telah ada sebelum dunia ada, bahwa Ia menjadikan dunia, dan bahwa Ia betul-betul Allah yang telah ada bersama-sama dengan Bapa sejak dahulu itu. Firman harus bersaksi untuk kodrat manusia, atau untuk manusia Kristus Yesus, yang di dalam dan oleh-Nya Ia menebus dan menyelamatkan kita. Dan Dia bersaksi, pertama, melalui pekerjaan-pekerjaan besar yang dikerjakan-Nya (Yoh. 5:17), Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga. Kedua, dalam memberikan kemuliaan kepada-Nya ketika Dia berubah rupa. Dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa (Yoh. 1:14). Ketiga, dalam membangkitkan Dia dari antara orang mati (Yoh. 2:19), rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali. Saksi ketiga adalah Roh Kudus. Pertama, dalam dikandungnya kodrat manusia-Nya secara ajaib tanpa dosa dalam rahim sang perawan. Roh Kudus akan turun atasmu (Luk. 1:35, dst.). Kedua, dalam turunnya Roh Kudus secara kasat mata ke atas Kristus pada saat pembaptisan-Nya. Mereka ini adalah Saksi-saksi di sorga. Mereka memberikan kesaksian dari sorga. Dan Mereka adalah satu, tampaknya bukan hanya dalam kesaksian (sebab hal itu tersirat dalam kenyataan bahwa Mereka adalah tiga saksi untuk satu hal yang sama), melainkan juga untuk alasan yang lebih tinggi, sebab Mereka ada di sorga. Mereka adalah satu dalam keberadaan dan hakikat sorgawi.

Ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu (ay. 8), pertama adalah roh. Roh ini harus dibedakan dari Pribadi Roh Kudus, yang ada di sorga. Jadi kita harus berkata, bersama Sang Juruselamat (menurut apa yang dilaporkan oleh rasul ini), bahwa apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh (Yoh. 3:6). Murid-murid Juruselamat, dan juga orang lain, lahir dari daging. Yang kedua adalah air. (Baptisan Yohanes, membasuh dll). Saksi ketiga adalah darah. Darah ini ditumpahkan-Nya, dan ini adalah tebusan bagi kita. Rasul Yohanes dengan benar menyimpulkan, kita menerima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Allah lebih kuat. Sebab demikianlah kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 9).

Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, yaitu yang dengan tulus hati telah dimenangkan hatinya untuk melekat kepada-Nya untuk mendapat keselamatan, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya (ay. 10). Ia tidak hanya mempunyai bukti lahiriah yang dimiliki orang lain, tetapi juga memiliki di dalam hatinya kesaksian bagi Yesus Kristus. Ia dapat memberikan pernyataan tentang apa yang telah dilakukan Kristus dan kebenaran Kristus bagi jiwanya, dan apa yang telah dilihat dan didapatinya di dalam Dia. Ia secara mendalam telah melihat dosanya, kebersalahannya, kesengsaraannya, dan kebutuhannya yang berlimpah akan Juruselamat seperti Kristus. Ia telah melihat keunggulan, keindahan, dan pekerjaan Anak Allah, dan telah menyaksikan sendiri betapa seorang Juruselamat seperti Dia itu benar-benar sanggup memenuhi semua kebutuhan rohaninya dan keadaannya yang penuh derita. Ia melihat dan mengagumi hikmat dan kasih Allah dalam mempersiapkan dan mengutus seorang Juruselamat seperti itu untuk membebaskan dia dari dosa dan neraka, dan untuk mengangkat dia hingga memperoleh pengampunan, kedamaian, dan persekutuan dengan Allah. Ia telah menemukan dan merasakan kuasa firman dan ajaran Kristus, yang melukai, merendahkan, menyembuhkan, menghidupkan, dan menghibur jiwanya. Ia mendapati pengharapan-pengharapan dan kekuatan yang diberikan kepadanya oleh iman kepada Kristus dengan sedemikian rupa sehingga Ia bisa memandang rendah dan mengalahkan dunia, dan terus berjalan menuju dunia yang lebih baik dsg.

Dosa orang yang tidak percaya atau dosa ketidakpercayaan menjadi lebih diperberat: Barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta. Ia, pada dasarnya, membuat Allah berdusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya (ay. 10). Pokok masalah, inti, atau isi dari semua kesaksian ilahi tentang Yesus Kristus ini: Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya (ay. 11). Bahwa Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita. Ia telah merancangkan hal itu bagi kita dalam tujuan kekal-Nya. Ia telah mempersiapkan semua sarana yang diperlu kan untuk membawa kita kepada hidup yang kekal itu. Ia telah menyerahkannya kepada kita melalui perjanjian dan janji-Nya. Dan Ia betul-betul menganugerahkan hak untuk itu kepada semua orang yang percaya dan benar-benar memeluk Anak Allah. Hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Anak adalah hidup, hidup yang kekal dalam hakikat dan pribadi-Nya (Yoh. 1:4; 1Yoh. 1:2). Ia adalah hidup yang kekal bagi kita, sumber dari hidup kita yang bersifat rohani dan mulia (Kol. 3:4). Dari Dia hidup diberikan kepada kita, baik di sini maupun di sorga. Maka dari itu sudah pasti barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup (ay. 12). Barangsiapa bersatu dengan Anak, ia bersatu dengan hidup. Barangsiapa berhak mendapat Anak, ia berhak mendapat hidup, mendapat hidup kekal. Kehormatan seperti itulah yang telah diberikan Bapa kepada Anak: dan kehormatan seperti itulah yang harus kita berikan kepada Dia juga. Barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup (ay. 12). Ia tetap ada di bawah kutuk hukum Taurat (Yoh. 3:36). Ia menolak Anak, yang adalah hidup itu sendiri, yang memperoleh hidup, dan jalan kepada hidup. Orang demikian membangkitkan murka Allah untuk menyerahkan dirinya sendiri kepada maut yang tak berakhir karena sudah menjadikan Dia pendusta, sebab ia tidak mempercayai kesaksian yang telah diberikan Allah tentang Anak-Nya ini.

Ayub 36:22-23 merupakan kesaksian sifat Allah, Allah adalah yang tak terbatas kuasanya dan tak terpahami. Karena itu Ia pasti adil, Allah yang begitu di tinggikan adalah guru yang tak tertandingkan meskti tak terpahami. Ia tak perlu diajar siapa pun. Jika manusia tidak dapat mengajar Allah tentang bagaimana mengatur alam semesta, manusia pun tak berhak menuduh Allah (ayat 23). Itu sebabnya Ayub diperintahkan untuk memuji Allah bersama dengan ciptaan yang lainnya (ayat 24-26). Bukankah Allah adalah Allah yang bekerja dengan cara misterius seperti memberi hujan ke bumi (ayat 27-28) dan memberikan guntur yang menakutkan orang-orang zaman itu (ayat 29-33)? Hanya Dia yang mampu dan tahu apa yang harus dia lakukan.

2 Yohanes 1:3 Kasih karunia dan rahmat mencerminkan sifat Allah yang membawa suatu keselamatan cuma-cuma melalui Kristus kepada manusia yang jatuh dalam dosa. Damai mencerminkan penerimaan anugerah Allah. Orang percaya mengalami suatu perubahan yang lengkap. Sebagaimana kejatuhan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, demikian pula keselamatan memulihkan, pertama-tama melalui posisi (pembenaran oleh iman), yang dimampukan oleh Roh yang berdiam di dalam, yang menghasilkan suatu keserupaan dengan Kristus yang bertumbuh (pengkudusan progresif). Gambar Allah dalam manusia (lih. Kej 1:26-27) dipulihkan! Jika kebenaran menyertai kita selama-lamanya dan Yesus adalah Kebenaran, maka ucapan salam "kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera akan menyertai kita", bukan menyatakan harapan, melainkan keyakinan yang penuh kepastian!

III. APLIKASI

Tema kotbah “Kesaksian Yang di Berikan Allah”, kita sebagai anak-anak Allah mampu menjadi saksi di dunia ini lewat pernyataan anakNya Yesus Kristus yang telah datang ke dunia ini. Anak Allah adalah Allah itu sendiri yang hidup dan kekal.

  • Kenali dengan baik dan benar siapa Dia. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Tiga pribadi tapi satu hakekat.
  • Pengenalan yang baik dan benar terhadap Allah merupakan kesaksian yang hidup dalam pengharapan yang teguh kepada Allah.
  • Kelahiran dan kematianNya yaitu Yesus Kristus sebagai tanda kasih Allah bagi seluruh ciptaan.
  • Persaksikan lah Dia dalam kesaksian Imanmu sesuai dengan firman itu sendiri, yang membawa engkau hidup berlaku dengan pimpinan Roh Kudus.

 

Detaser Elis Angelina br Sembiring-Perp. Purwakarta

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD