SUPLEMEN PJJ TANGGAL 06-12 MARET 2022, KOLOSE 1:15-20

SINASA LIT IJADIKEN ARAH KRISTUS GUNA KRISTUS

Kolose 1:15-20

 

PENDAHULUAN

Salah satu stasiun TV menayangkan acara perlombaan mengenal gerak. Acara ini menguji setiap peserta untuk mengenal pasangannya dari gerakan-gerakan yang ditampilkan. Untuk mengelabui peserta, setiap pasangan diwajibkan menggunakan kostum boneka, sehingga peserta lomba tidak dapat mengenali pasangannya masing-masing. Di akhir acara, seluruh peserta berhasil menebak pasangannya masing-masing. Pada saat diwawancara, seorang MC bertanya, apa yang membuat mereka mampu mengenal gerakan pasangannya? Jawabnya mereka yang berada dalam boneka tersebut adalah pasangan suami atau isteri. Jadi mereka mengenal betul setiap gerakan yang diperagakannya.

PENJELASAN TEKS

Kolose 1:15-20 merupakan sebuah nyanyian tentang Kristus, di mana melalui nyanyiannya Paulus sebagai penulis memperkenalkan pribadi Kristus maupun perbuatan-perbuatanNya terhadap jemaat di Kolose. Pengenalan ini sangatlah penting, mengingat melalui pengenalan yang benar akan Kristus, kita mampu melihat perbuatan-perbuatanNya yang ajaib. Ada beberapa hal yang diungkapkan Paulus mengenai Yesus, misalnya:

  1. Yesus sebagai gambar Allah yang kelihatan (ay. 15a). Dalam KBBI kata gambar artinya tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil dan sebagainya pada kertas dan sebagainya. Kata gambar juga sering di pakai untuk menunjukkan karakter, atau sifat. Sehingga ketika dikatakan Yesus adalah gambar Allah yang kelihatan, Paulus tidak sedang menunjukkan bentuk fisik dari Allah, melainkan karakter ataupun sifatnyalah yang sedang diperkenalkan oleh Paulus.
  2. Dalam terjemahan Bahasa Karo ayat 15b-16 mengatakan “Ia lit ope denga ijadiken kerina sinasa lit. sebab arah Ia Dibata njadiken kerina si nasa lit dst…”, artinya Paulus menguraikan bahwa Yesus ada sebelum segala ciptaan lainnya ada. Atau dengan kata lain boleh dikatakan bahwa Dialah awal dari terciptanya segala sesuatunya.
  3. Pada ayat 18 paulus memperkenalkan Yesus sebagai kepala Gereja. Kepala merupakan tempat otak manusia berada, dimana otak itu sendiri berfungsi sebgai pusat kendali seluruh organ-organ tubuh manusia. Di samping itu ke lima indra manusia, ada di kepala yakni; telinga sebagai indra pendengar, mata sebagai indra penglihat, hidung sebagai indra penciuman, lidah sebagai pengecap dan kulit sebagai indra perasa/raba. Jadi ketika Paulus menggambarkan Yesus sebagai Kepala, maka Paulus hendak mengatakan bahwa Yesus sebagai pusat kendali atas segala sesuatu yang diciptakannya. Bahkan Paulus juga hendak menggambarkan bahwa tidak ada bentuk kehidupan yang luput dari indra Yesus sebagai wujud nyata dari Allah.
  4. Ayat 19 mengatakan bahwa, Yesus sebagai wujud dari kepenuhan Allah. Menurut KBBI kata penuh berarti; sudah berisi seluruhnya (tidak ada yang terluang lagi); banyak memuat, banyak sekali, tidak kurang dari jumlah yang seharusnyam dan lengkap; sempurna. Sehingga kata kepenuhan Allah dapat diartikan gambaran keutuhan Allah ada dalam diri Yesus Kristus.
  5. Dan di akhir bacaan ini Paulus mengungkap tugas Yesus yakni untuk memperdamaikan serta memperbaiki hubungan manusia yang telah rusak oleh dosa dengan Allah (ay. 20).

PENUTUP

Setiap umat percaya tentu membutuhkan pengenalan yang utuh tentang Yesus, tujuannya agar kita memahami panggilan hidupnya sebagai orang percaya. Hal ini penting mengingat ada banyak orang percaya, namun pada kenyataannya kehidupannya tidak mencerminkan gambaran Kristus. Kristus hadir guna mengembalikan kesegambaran manusia dengan Allah yang telah dirusak oleh dosa manusia. Dia hadir guna memperdamaikan manusia dengan Allah. Tentu, sebagai umat percaya perlu menjaga keutuhan kesegambarannya dengan Allah. Setiap umat percaya juga harus hadir sebagi pendamai di tengah-tengah dunia ini.

Pdt. Jerri Ardani Brahmana-Rg. Balikpapan

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 27 FEBRUARI-05 MARET 2022, OGEN PERBAHANEN RASUL-RASUL 11:19-26

TEK DINGEN NGENDESKEN DIRI MAN TUHAN

Perbahanen Rasul-rasul 11:19-26

(Gereja yang Ideal)

 

PENDAHULUAN

Atiokia merupakan tempan yang special bagi umat Kristen, mengapa? Karena di tempat ini orang-orang yang percaya kepada Yesus disebut Kristen. Namun demikian perjalanan sejarah kekristenan tidak semulus yang dibayangkan banyak tantangan yang harus di lalui, ada yang mengalami pengusiran, penyiksaan bahkan ada juga yang harus mengorbankan nyawa.

PENJELASAN TEKS

Kitab Kisah Para Rasul 11:19-26 mengisahkan pergumulan hidup orang-orang yang percaya pada Yesus sekaligus pertumbuhan orang yang percaya ke pada Yesus. Dikatakan bahwa setelah peristiwa penyiksaan dan slah satu tokoh Kristen bernama Stevanus terbunuh, maka orang-orang Kristen pergi ke berbagai dareah. Ada yang ke Penike, Kiperus dan ada juga yang sampai di Antiokia. Jika di gambarkan, apa yang terjadi pada umat Kristiani adalah tindakan yang sangat kejam. Penyiksaan-penyiksaan yang terjadi bukanlah penyiksaan biasa. Hal tersebut terlihat dari adanya korban nyawa, dan yang menjadi korban bukan umat biasa, Tapi salah satu tokoh besar Kristen yang bernama Stevanus. Jadi bisa di bayangkan betapa mereka saat itu meraakan rasa takut yang sangat luar biasa, sehingga wajarlah jika banyak dari orang-orang percaya pada saat itu pergi ke berbagai daerah.

Peristiwa penyiksaan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang percaya pada Yesus ternyata tidak hanya berdampak buruk. Misalnya kepergian umat percaya ke daerah Antiokia membuat pemberitaan tentang Yesus Kristus mengalami pertumbuhan yang sangat luar biasa. Hal tersebut di jelaskan dalam Kisah Para Rasul 11:21. Pertumbuhan yang terjadi tidak luput dari campur tangan Tuhan, dan ini menjadi salah satu pemberitaan besar yang terjadi pada orang-orang yang bukan Yahudi.

Pertumbuhan orang-orang percaya di Atiokia mendapat perhatian khusus dari orang-orang percaya yang ada di Yerusalem. Karenanya mereka mengutus Barnabas ke Antiokia, di sana Barnabas hadir untuk menyampaikan kabar tentang Kasih dan Kemurahan Tuhan. Tidak hanya memberitakan dalam bentuk kata-kata, Barnabas juga membuktikan ketaatannya pada Tuhan melalui sikap dan perbuatannya yang memiliki keteguhan iman. Dan itu membuat orang yang percaya pada Tuhan terus bertumbuh (ay. 22-24).

Melihat tingginya pertumbuhan orang-orang percaya di Atiokia, maka Barnabas pergi ke Tarsus untuk mencari Saulus. Barnabas tentu sangat kewalahan melayani orang-orang percaya pada saat itu, sehingga di membutuhkan Saulus guna membantunya melayani di Antiokia. Mereka terus melayani di sana selama setahun lamanya, dan jumlah orang yang percaya terus bertambah, sehingga dikatakan dalam ayat 26 Antiokia menjadi tempat cikal bakal penyebutan Kristen bagi orang-orang percaya.

PENUTUP

Tidak mudah bagi orang percaya pada masa awal kekristenan untuk menyatakan iman percayanya. Mengapa? Karena begitu banyak pergumulan yang harus dialami, mulai dari berbagai ancaman orang-orang sekitar yang melihat kehadiran orang percaya sebagai kelompok yang boleh diganggu, bahkan nyawapun turut menjadi taruhannya seperti yang dialami oleh Stevanus. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi bagi orang-orang percaya pada masa itu untuk hidup dan meneguhkan imannya sebagai orang percaya. Namun seperti pepatah mengatakan, “semakin dibabat, semakin merambat”, itu lah yang terjadi pada orang-orang percaya di Antiokia. Dari hari-kehari mereka semakin bertumbuh, sehingga jumlah orang percaya semakin banyak. Bagi mereka masalah dan ancaman bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk menjadi senantiasa bertumbuh di dalam iman percaya dan menyerahkan diri pada Tuhan. Hal tersebut mengingat mereka sadar bahwa Tuhan adalah pemilik kehidupan, dan Dia pasti turut campur tangan di dalam kehidupan orang-orang percaya.

Saat ini mungkin masih ada saja masalah yang kita hadapi di dalam memperjuangkan iman percaya kita pada Yesus. Di beberapa tempat misalnya kita masih kesulitan didalam mendirikan bagunan rumah ibadah kita. Di beberapa dareah beberapa waktu yang lalu kita sering mendengar berita tentang pelarangan untuk melakukan kegiatan ibadah, sampai pada peristiwa pengeboman rumah ibadah di beberapa daerah. Saat ini juga kita masih mengalami keterbatasan di dalam beribadah akibat pandemic yang belum berakhir. Namun hal tersebut tidak dapat menghalangi hubungan kita pada Yesus. Yakinlah Dia senantia hadir di dalam setiap perjalanan dan perjuangan iman yang kita lakukan. Tetap semangat, tetap yakin kepadaNya tetap menyerahkan hidup padaNya, karna kita yakin Tuhan senantiasa memelihara setiap orang yang percaya padaNya.

Pdt. Jerry Ardani Brahmana-Rg. Balikpapan

SUPLEMEN PJJ TANGGAL 20-26 FEBRUARI 2022, OGEN II KORINTI 4:1-6

IDILO JADI TERANG (II Korinti 4:1-6)

(Gereja yang Ideal)

 

PENGANTAR

Melala rusur pernyataan si ngatakenca maka kita e me terang doni (bdk. Mat. 5:14-16). Ertina, geluhta berdampak, erguna man kalak si deban, labo hanya man dirinta sendiri. Arah pernyataan si enda me erlumba tetap kita berbenah diri, maka ula min kita jadi batu antuken man si deban, si erbahanca tondel ukur kalak seh makana bene pe kinitekenna. Si enda banci jadi, adi komunitasta entah pe temanta merampek denga kinitekenna. Kecuali si enggo dewasa kinitekenna, enggo pasti geluhna terpengaruh kalak si deban, ia enggo banci memutusken kai si mehuli, si membangun guna dirina.

Bage me i bas bahan PJJta minggu enda, ilumbaken man banta maka kita selaku kalak si enggo iselamatken Tuhan, tugas tanggung jawabta e me jadi terang man sekelewetta. Ibenaken i bas dirinta, jabunta, lingkungen i ja kita tading, gerejanta, inganta erdahin, ras bas masyarakat si nterem. Gelah adi idahna perbahanenta si mehuli, ipujina Dibata, Bapanta si ni surga.

 ISI

I bas perikop enda, Paulus mencoba membuktiken maka pelayanen mberitaken Berita Si Meriah si ilakokenna labo tujunna guna dirina sendiri tapi man kalak si deban, ras guna kemulian Kristus. Lebe ikataken Paulus maka pelayanen si idahikenna erpalasken perkuah ate Dibata. Ertina, labo erkiteken gegeh, kebeluhen ras kiniulin Paulus, tapi erkiteken perkuah ate Dibata. Sabab radu ras sieteh kita latar belakang Paulus sope ia jadi per-Berita Si Meriah, iayak-ayakna ras isiksana eterem kalak Kristen. Maka adi genduari banci ia melayani, si e kerina pelin-pelin erkiteken perkuah ate Dibata. Arah si e me la ia erleja-leja (tawar hati) aminna sekali mbue tantangen si man hadapen i bas ia melayani (banci siidah i bas ay. 8-12, “arah apai pe kami itindih, meripuk, bingung kami tapi la seh putus asa”). Walau pe mbue si man alanken erkiteken buena pergumulen, la ia nggit ngelakoken si la mehuli. Itulakna perbahanen si erbuni-buni, e me mberitaken Berita Si Meriah si labo kebenaren tapi pemberitaanna si la payo, si memutarbaliken Kata Dibata (bdk. 1 Kor 2:17, “si lang-langna kami labo bali ras enterem kalak si deban, si njajaken Kata Dibata guna keuntungenna jine). Paulus labo nipui dingen labo iputarbalikkenna Kata Dibata.

Paulus mengutip Kej. 1:3 “ersinalsallah terang i bas gelap nari” i ja kata enda ibelasken asum itepa Dibata doni enda ras kerina isina, i ja doni lume denga, la lit tempasna. Lawit si mbelang ergalumbang itutupi gelap mesangat. Idah Dibata maka terang ndai tuhu-tuhu mehuli. Ertina, labo hanya doni si gelap ndube banci iterangi Dibata, pusuhta si gelap denga pe banci iterangiNa asum tetap kita tek ras rembak ras IA. Alu bage terang si lit bas kita tetap banci ersinalsal. Enggo pasti Iblis la senang, asum kita nerangi doni enda ras sekelewetta. Alu erbage cara iusahakenna maka terang si lit bas kita banci nimpet. E maka tetap kita alu konsisten sijaga geluhta gelah tetap rembak ras Tuhan, ernalem man Tuhan (desken HP si tetap icasken asum tading sitik nari batrena, gelah ula sempat nimpet).

 PENGKENAINA

Gereja si ideal labo ngerana soal gedung tapi kita kalak si tek man baNa, si enggo ngaloken keselamaten bas Kristus nari, rutang pusuhta tetap banci nerangi sekelewetta, benaken jabu ras jiran tetangga, bage pe sesama kalak Kristen. Cuplikan lagu GB 69, “ku mulai dari diri sendiri” untuk melakukan si banci memotivasi kita guna nehken tanggung jawabta.

Kai si banci silakoken kita? Sada lebe geluhta harus berdampak positif man kalak si lit bas sekelewetta. Erlumba kita nehken perbahanen si mehuli. Ula sikuit narkoba, seks bebas, judi, mbungaken sen, entah pe hal-hal si bersifat hedonis (perbahanen-perbahanen guna kesenangen dirina sendiri), materialistis, konsumtif, rsd.

Rikutken Tema Tahun Pelayanen gerejanta 2022 “Kreatif merawat lingkungan” mari siusahaken dirinta, keluarganta, komunitas kalak si tek menjadi sahabat alam. Labo hanya terjeng nuan-nuan, tapi sijaga sirawat gelah ula arah perbahanenta reh cedana kondisi doni enda. Enggo waktuna kita bertobat. Buang sampah pada tempatnya, bahkan sampah-sampah entah limbah si banci denga siolah, siusahaken gelah siolah (daur ulang). Sampah organik iolah jadi pupuk alami ras pembersih lantai. Sikurangi pemakaian plastik, adi labo ndauhsa ingan si bakal situju kita la perlu sipake kendaraanta, cukup jalan kaki (naik sepeda), hemat pemakain energi rumah tangga (AC, lampu, kran air, kipas angin), rsd.

Sebage gereja, iperdiateken kami adi enggo pajek gereja (GBKP, HKBP, HKI rsd.) i bas sada wilayah maka mulai marak i je ingan guna erjudi ras minum tuak. Enggo pasti gereja kita kalak Kristen jadi batu antuken labo nari jadi pasu-pasu (berkat). Bertobat kita, ras siperembak dirinta katawari paksa pe ras Kristus gelah tetap ngasup kita jadi terang man sekelewetta alu bage gelar Dibatanta tetap terpuji. Janah perbahanenta si mehuli e, labo terjeng pencitraan (konteks jaman Paulus, melala guru-guru palsu si motivasina melayani guna dirina) tapi tulus i bas dirinta guna kemulian gelar Tuhan, ras arah perbahanenta mpengaruhi ras memotivasi kalak si deban gelah tetap erbahan si mehuli.

Pdt. Larena br. Sinuhadji-Rg. Cikarang

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD