KAMIS 09 MEI 2024, KHOTBAH IBRANI 8:1-6 (PERINGATAN KENAIKAN TUHAN YESUS KE SURGA)

Invocatio :

Mrk 16:19. Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah

Ogen :

Kejadian 25 : 22 – 24 (t)

Khotbah :

Ibrani 8 : 1 – 6 (t)

Tema :

Jesus Kap Imam Si Mbelinta (Yesus Imam Besar Kita)

 

1. Sebelum Zaman Yesus, Allah dipahami sebagai sosok yang asing, jauh dan hanya dapat didekati oleh beberapa orang yaitu imam Besar/agung yang dilakukan hanya sekali dalam satu tahun pada ibadah hari penebusan dosa, dimana Allah berkenan hadir. Pada kesempatan itu pun, Imam agung tidak boleh berlama-lama, tinggal di dalam ruang Maha kudus karena dia bisa mati. Bagi orang Yahudi amatlah berbahaya untuk datang terlalu dekat pada Allah (33:20- Engkau tidak akan tahan memandang wajahKu, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup. Lht.Kej.32:20). Dalam realita manusia selalu mencari Allah, ia akan selalu gelisah sampai ia dapat beristirahat di dalam Tuhan tetapi dosanya menjadi penghalang antara dia dan Allah, sehingga manusia semakin terasing dengan Allah. Untuk memungkinkan pendekatan dengan Allah dibutuhkan ketaatan kepada hukum Allah, tapi manusia juga sering lalai dengan hukum Allah, maka untuk itu diperlukan imam (pontifex. latin) yang artinya seorang pembuat jembatan, seorang imam, adalah seorang yang membuat jembatan antara manusia dengan Allah dengan memakai sistem korban. Dalam kenyataannya tidak semua usaha oleh imam dan semua korban dapat memperbaiki hubungan dengan Allah.

2. Penulis Ibrani berpendapat bahwa yang diperlukan sekarang adalah imam yang baru yang lain dari imam yang dahulu dan korban yang baru yang berbeda dengan korban-korban terdahulu. Denga kata lain yang diperlukan manusia adalah seorang imam yang sempurna dan sebuah korban yang sempurna.

3. Penulis Ibrani berpendapat, Yesus kristuslah satu-satunya, Imam Besar yang dapat membuka jalan, dan sekaligus sebagai korban yang sempurna. Yesus naik ke sorga seturut dengan penuturaan surat ibrani pasal 8:4 menjadikan Dia menjadi Imam (Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.)

4. Kita mempunyai Imam Besar

Sebutan Imam Besar archiereus, (Yun) ha-kohen ha-gadol (ibr), dalam bahasa Aram kahana rabba, dimulai dari Harun saudara Musa, harun adalah Imam Besar yang pertama yang tugasnya adalah:

  • Menanyakan kehendak Allah melalui urim dan Tumim
  • Sebagai mediator/pengantara anatara Allah dan umat Israel
  • Mempersembahkan korban penghapus dosa dan penghapus salah

Imam Besar yang dimaksudkan penulis Ibrani adalah Imam Besar yang berbeda dengan Imam Besar terdahulu:

  • Yesus adalah Imam Besar yang imamatnya tidak tergantung keturunan
  • Yesus Adalah Imam Besar, yang hidup selama-lamanya
  • Yesus adalah Imam Besar, yang tidak memerlukan persembahan korban untuk dosanya sendiri
  • Yesus adalah Imam besar yang telah mengorbankan diriNya sebagai persembahan korban yang sempurna sekali untuk selama-lamanya.
  • Yesus adalah Imam Besar, yang duduk di sebelah Kanan takhta Yang Mahabesar di sorga,
  • Yesus adalah Imam Besar, yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 

Imamat seperti inilah yang di miliki oleh Yesus sang Imam Besar kita, Yesus dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan dan tidak pernah dapat dilakukan oleh imamat yang lama, Yesus dapat membawa kita datang kepada Allah (yoh 14:2 “….. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu 14:3 “…. Dan membawa kamu ke tempatKu supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada”) Yesus sebagai Imam Besar kita adalah sebuah kebenaran agung yang mendewasakan kita di dalam iman dan menarik kita lebih intim lagi kepada Dia. Ketika kita melihat keagungan-Nya dalam jabatan itu, kita akan menjadi lebih kuat berpegang kepada iman kita.

5. Duduk di sebelah Kanan Tahta yang Maha Besar

Kata "kanan" (Ibrani: יָמִין - YAMIN ;Yunani δεξια dexios) dalam penghayatan Yahudi dipakai dalam mengungkapkan kebaikan, kekuatan atau kemuliaan, Kata "kanan" sering digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai simbol kekuasaan/ kekuatan. Maka "Duduk di sebelah kanan" adalah lambang dari kekuasaan Yesus sebagai pemegang otoritas keallahan sejati. Dan ini adalah bukti dari kemuliaan Yesus, tidak ada kemuliaan yang lebih besar dari pada Yesus yang telah naik ke Surga dan dimuliakan.

Hal ini memberi pengertian kepada kita, hal yang paling tinggi yang dapat diberikan oleh dunia, masih mengandung ketidaksempurnaan/tidak pernah mencapai apa yang seharusnya, dalam Yesus ada kesempurnaan/surga. Hanya Yesus yang dapat meminpin kita masuk ke dalam kenyataan yang sepenuhnya memuaskan.

6. Melayani (λειτουργος  leitourgos) ibadah di tempat kudus

Imam Besar terdahulu melayani di kemah yang didirikan oleh manusia, dan pelayanan imam duniawi itu hanyalah gambaran dan bayangan kabur dari pelayanan nyata surgawi yang tidak dapat menuntun manusia masuk dalam kenyataan sejati (Allah), pelayanan Yesus di tempat kudus lah yang mampu menuntun kita masuk kedalam kenyataan sejati (Allah).

7. Ia menjadi Pengantara (μεσιτης mesites)

Kata mesites beasal dari kata mesos yang artinya di tengah-tengah. Seorang mesites adalah seorang yang berdiri di tengah-tengah, di antara dua orang, dan membuat mereka berdua dapat bertemu. Yesus adalah mesites kita yang sempurna Ia berdiri diantara kita dan Allah, membuka jalan untuk perdamaian. Dengan kata lain, Yesus adalah satu-satunya orang yang dapat membawa kita kepada hidup yang sejati.

8. Dalam kita merayakan kenaikan Yesus ke surga menyatakan kepada kita bahwa Yesus sebagai imam besar sangat vital dalam menentukan karya keselamatan. ditengah pergumulan, persoalan, beban dan kelemahan manusiawi, Yesus selaku Imam Besar, yang berempati, peduli menjadi pengantara kita. Dia lah Imam Besar yang mampu menyelamatkan setiap orang percaya dengan sempurna.

Kita boleh menelisik hidup Henohk, yang "bergaul dengan Allah" hidup dengan iman kepada Allah, mempercayai firman dan janji-janji-Nya sungguh-sungguh berusaha hidup saleh dan mengikuti cara-cara Allah dan dengan teguh menentang ketidaksalehan, mengecam dosa dan gaya hidup tidak benar dari mengecam perilaku amoral, angkatannya.  dengan mengingatkan orang akan datangnya hukuman Allah atas perbuatan-perbuatan yang tidak benar.

Orang percaya masa kini harus merenungkan hidup Henokh sebagai teladan, karena kita juga hidup di tengah-tengah angkatan yang jahat dan tidak saleh. Sudahkah kita bergaul dengan Allah, hidup sungguh-sungguh kudus, mengecam dosa dan mengingatkan orang untuk melarikan diri dari murka yang akan datang?

(di sadur dari berbagai Sumber)

Selamat merayakan kenaikan Yesus ke Surga.

Pdt. Maslan Sitepu, M.Th-Runggun Bandung Barat

MINGGU 05 MEI 2024, KHOTBAH 1 RAJA-RAJA 18:36-40

Invocatio :

“Sekarang mata-Ku terbuka dan telinga-Ku menaruh perhatian kepada doa dari tempat ini. (2 Tawarikh 7:15)”

Bacaan Pertama :

Kisah Para Rasul 6:5-7 (Tunggal)

Khotbah  :

1 raja-raja 18:36-40 (Tunggal)

Tema  :

Tuhan, Jawablah Doaku/ Tuhan, Aloi min Pertotonku

 

I. Kata Pengantar

Minggu ini di kalender gerejawi diberi nama Minggu Rogate, yang artinya berdoalah. Dalam menjalani proses demi proses kehidupan kadang berdoa menjadi hal yang sedikit terabaikan/terlupakan. Yang pada dasarnya banyak di antara orang Kristen yang menjadikan doa ibarat senjata terakhir menghadapi pergumulan. Sebagai contoh ada seorang anak yang sangat nakal, tidak ada seorangpun yang menasehati didengarnya, bahkan orang tuanya sendiri juga sudah pasrah. Maka kata-kata terakhir yang sering terucap adalah “kita doakan saja semoga dia berubah”. Namun sebenarnya banyak hal yang berkaitan dengan Doa yaitu meminta/memohon kepada Tuhan, membangun hubungan lebih erat lagi dengan Tuhan, mencurahkan isi hati(curhat), menyerahkan hidup kita karena mengingat keterbatasan kita. Doa harusnya menjadi nafas hidup orang yang percaya. Dalam suka atau sedih, susah atau senang maka doa harusnya menjadi prioritas hidup orang Kristen.

II. Tafsiran Teks

Dalam Kisah Para Rasul 6:5-7 berbicara tentang cara pemilihan ke-7 diaken(orang yang melayani orang miskin itu tirak secara jelas diterangkan. Hanya disebutkan nama-nama mereka yang dapat memberi petunjuk, bahwa mereka dipilih dari lingkungan orang-orang Hellenis, hal mana dapat kita katakana suatu Tindakan yang bijaksana, tetapi inipun tidak diberitahukan kepada kita. Terutama Stefanus dan Filipus akan lebih tampil di depan, juga disebabkan oleh pekerjaan pemberitaan injil. Nikolaus dahulu adalah orang kafir, berasal dari Antiokhia tetapi telah masuk ke dalam persekutuan Yahudi, jadi melalui agama Yahudi ia telah datang kepada Kristus. Penumpangan tangan yang dilakukan oleh para rasul juga terdapat dalam upacara Yahudi. Sedudah dapat melenyapkan pertentangan-pertentangan dalam jemaat dapatlah pula jemaat mengembangkan sepenuhnya segala kekuatannya keluar. Bahkan para imampun banyak yang tertarik oleh panggilan yang keluar dari pemberitaan tentang Yesus Kristus. Pemimpin yang baik tidak saja mengungkapkan dukungan mereka terhadap para pekerja baru; namun mereka juga percaya bahwa orang-orang itu dapat menyelesaikan tugasnya. Untuk mengetahui apa yang tersirat antara ayat 6 dan 7, menyarankan sebagai berikut: (1) Setelah berdoa dan menumpangkan tangan ke atas tujuh orang itu, para rasul membiarkan mereka bekerja tanpa direcoki; (2) Ketujuh orang itu tidak harus minta petunjuk para rasul setiap saat harus mengambil keputusan yang terkait dengan tugas mereka; (3) ketujuh orang itu melaksanakan tugas yang diberikan kepada mereka. Namun sesuai dengan tema minggu ini maka hal berdoa lah yang menjadi sorotan kita dalam memahami makna teks ini di mana para rasul berdoa dalam artian meminta kepada Tuhan untuk memberikan kekuatan kepada ketujuh diaken yang akan menjalankan tugasnya. Hal ini menunjukan bahwa kuasa itu bukan berasal dari para rasul, tetapi kuasa itu disalurkan melalui para rasul dalam media penumpangan tangan.

1 Raja-raja 18:36-40

Pasal 18 ini terjadi pada masa pemerintahan raja Ahab di Kerajaan Israel Utara. Ahab adalah salah satu raja yang paling jahat dalam sejarah Israel, karena ia memperkenalkan penyembahan berhala Baal dan memperbudak bangsa Israel dalam dosa. Pasal ini juga mencatat kehadiran nabi Elia, yang dipilih oleh Allah untuk menentang penyembahan berhala dan mengembalikan umat Israel kepada Allah. Pada saat itu, penyembahan berhala Baal sangat populer di antara bangsa Kanaan. Baal adalah dewa hujan dan pertanian, dan banyak orang Israel terpengaruh oleh kebudayaan sekitar mereka dan mulai menyembah Baal. Elia berusaha untuk mengembalikan umat Israel kepada penyembahan yang benar, yaitu penyembahan kepada Allah. Pasal ini menyoroti pertarungan antara penyembahan berhala dan penyembahan yang benar kepada Allah. Elia adalah nabi yang setia kepada Allah dan berjuang untuk memulihkan iman umat Israel. Pasal ini juga menunjukkan kuasa Allah dalam menghadapi dewa-dewa palsu dan mengungkapkan kebenaran tentang Allah yang hidup.

Elia kemudian dengan khidmat datang menghadap kepada Allah melalui doa di depan mezbahnya, sambil memohon kepada-Nya dengan rendah hati untuk membakar habis korban bakarannya, seperti ungkapan yang dipakai dalam Mazmur 20:4, dan untuk menyatakan penerimaan-Nya akan korban itu. Doanya tidaklah panjang, sebab dia tidak bertele-tele dalam berdoa, tidak pula berpikir bahwa doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Sebaliknya, doanya itu sangat berwibawa dan tenang, dan menunjukkan bahwa pikirannya juga tenang dan jernih, dan jauh dari panas hati dan kekacauan yang menguasai para nabi Baal. Dua hal dimohonkannya di sini:

(1) Kemuliaan Allah: “TUHAN, dengarkanlah aku, dan jawablah aku, supaya diketahui orang sebab sekarang hal ini disangkal dan dilupakan oleh sebagian besar orang bahwa Engkaulah Allah di tengah-tengah Israel, satu-satunya yang berhak menerima penghormatan dan penyembahan Israel, dan bahwa aku ini hamba-Mu, dan melakukan semua yang telah kulakukan, yang sedang kulakukan, dan yang akan kulakukan, sebagai alat-Mu, atas Firman-Mu, dan bukan untuk memuaskan kesenangan atau keinginanku sendiri.

(2) Peneguhan iman bangsa Israel: “Supaya bangsa ini mengetahui bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan dapat mengalami anugerah-Mu, dengan membuat hati mereka, melalui mujizat ini sebagai sarananya, tobat kembali kepada-Mu, sehingga Engkau dapat kembali kepada mereka dengan membawa belas kasihan.”

Allah dengan segera menjawab Elia dengan api (ay. 38). Allah Elia tidak bicara ataupun mengejar, tidak perlu dibangunkan ataupun disuruh cepat-cepat. Selagi Elia sedang berbicara, turunlah api TUHAN, dan tidak hanya, seperti pada waktu-waktu lain (Im. 9:24; 1Taw. 21:26; 2Taw. 7:1), menyambar habis korban bakaran dan kayu api, sebagai tanda penerimaan Allah atas korban persembahan itu, tetapi juga bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Rakyat, sebagai jurinya, memberikan putusan mereka atas sidang pengadilan itu, dan mereka semua sepakat dengan putusan tersebut. Perkaranya sudah begitu jelas sehingga mereka tidak perlu pergi dari sidang untuk mempertimbangkan keputusan mereka atau berunding tentangnya: Sujudlah mereka, dan mereka semua, sebagai satu kesatuan, berkata, “TUHAN, Dialah Allah, dan bukan Baal. Kami sudah diyakinkan dan dipuaskan dengannya: TUHAN, Dialah Allah”.

Para nabi Baal, sebagai penjahat, ditangkap, dikutuk, dan dijatuhi hukuman berdasarkan hukum Taurat. Jika Yahweh adalah Allah yang sejati, maka Baal adalah allah palsu, yang telah menyebabkan orang-orang Israel ini memberontak, dan membujuk orang lain untuk menyembah dia. Oleh karenanya, berdasarkan hukum Allah yang tegas, mereka harus dihukum mati (Ul. 13:1-11). Tidak diperlukan lagi bukti untuk fakta itu. Seluruh Israel adalah saksinya. Itulah sebabnya Elia, yang masih bertindak berdasarkan perintah yang sifatnya luar biasa, yang tidak boleh diikuti sebagai contoh, memerintahkan agar mereka semua langsung disembelih sebagai yang mencelakakan negeri. Dan Ahab sendiri, untuk saat ini, begitu takut terhadap api dari sorga itu, sehingga dia tidak berani menentangnya. Mereka ini adalah ke-450 nabi Baal. Empat ratus nabi Asyera, yang menurut sebagian penafsir adalah orang-orang Sidon, kendati dipanggil, namun kelihatannya tidak datang, sehingga terluput dari hukuman mati ini. Dan mungkin Ahab dan Izebel berpikir bahwa mereka sungguh bahagia karena terluput juga dari hukuman itu. Namun, terbukti bahwa ke-400 nabi itu disiapkan untuk menjadi alat kebinasaan Ahab, beberapa waktu sesudahnya, dengan mendorongnya untuk berperang melawan Ramot-Gilead.

Invocatio menjelaskan bahwa Allah berharap bahwa umat-Nya yang atas nama-Nya dipanggil, jika mereka telah menghina nama-Nya melalui pelanggaran mereka, harus menghormati namaNya dengan menerima hukuman atas kesalahan mereka. Mereka harus merendahkan diri di bawah tangan-Nya, harus beroa bagi penghapusan hukuman, harus mencari wajah dan perkenan Allah. Akan tetapi semuanya ini tidak akan terjadi kecuali mereka berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat dan Kembali kepada Allah kepada siapa mereka memberontak. Sesudah itu barulah belas kasihan atas seluruh bangsa dijanjikan, bahwa Allah akan mengampuni dosa mereka, dosa yang telah membawa mereka ke hukuman atas mereka.

III. Refleksi/Aplikasi

  1. Berdasarkan ayat Bacaan yang pertama, bahwa sebuah peneguhan untuk memulai perjalanan pelayanan seorang pelayan Tuhan(Perttua/Diaken) adalah didoakan untuk medoakan. Hal ini berpadanan dengan setelah pemilihan yang dilakukan oleh para rasul selanjutnya di lakukan peneguhan yaitu berdoa dan menompangkan tangan. Dalam kehidupan juga penting sekali Ketika memulai sebuah pekerjaan ataupun aktivitas dimulai dengan doa-doa agar Tuhan memberikan kelancaran bagi kita.
  2. Bermohon dan berdoa kepada Tuhan memberikan hasil yang begitu baik jika kita melihat ayat 7. Pemberitaan injil semakin baik dan meyebar dengan cepat. Hal ini berarti Ketika sesuatu itu di mulai dengan berdoa maka setiap apapun yang akan dialami, baik atau buruknya, sebagai orang Kristen siap untuk menerimanya.
  3. Mengenai berdoa bersama juga penting mengingat beberapa kisah alkitab yang unik tentang berdoa seperti yang tertulis dalam Matius 18:19 di mana Ketika ada dua orang/lebih yang berdoa maka Tuhan akan mendengarkannya.
  4. Berdoalah dengan bersungguh-sungguh, membuka hati bagi Tuhan untuk dapat bekerja dalam kita menyampaikan kasihNya ke tengah-tengah dunia. Karena melalui doa lah Roh Kudus akan bekerja dan membimbing orang yang bersungguh-sungguh dan setia dalam berpengharapan kepada Tuhan tentang apapun yang kita bawakan dalam doa.
  5. Mengingat kisah dari ibu seorang bapa gereja yang bernama Agustinus dari Hippo yaitu Santa Monika. Iman dan cara hidupnya yang terpuji patut menjadi teladan bagi orang Kristen. Agustinus bukanlah anak yang baik bahkan sampai menganut aliran sesat. Namun ia sama sekali tidak luput dari doa dan air matai bunya. Dengan berbagai kisah sedih dan doa-doa yang dinaikkan oleh ibu Agustinus maka akhirnya terjadi pertobatan kepada Agustinus dan akhirnya menjadi seorang tokoh bapa gereja yang terkenal.

Vic. Roy Prananta Purba, S.Th-GBKP Perpulungen Sangatta Runggun Samarinda

MINGGU 28 APRIL 2024, KHOTBAH WAHYU 14:1-5

Invocatio :

Bermazmurlah bagi Tuhan, yang bersemayam di Sion,beritakanlah perbuataNya diantara bangsa bangsa(Mzm 9:12)

Bacaan :

1 Samuel 2:1-3 (T)

Tema :

Enden Enden Kalak Si Enggo Iselamatken/Pujian orang yang diselamatkan

 

Pendahuluan

Bernyanyi adalah sebuah aktifitas yang banyak digemari oleh semua kalangan baik muda, remaja, sampai lansia. Sesuai KBBI benynyayi ialah mengeluarkan suara bernada, berlagu(dengan lirik atau tidak). Benyanyi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Bernyanyi merupakan sebuah sarana mengekpresikan perasaan atau respon kita terhadapa situasi atau kondisi yang kita hadapi bahakan bisa dengan bernyanyi kita juga mengungkapkan apa harapan kita ke depan. Suasan hati kita juga bisa diubah dengan bernyanyi dari sedih menjadi sukacita bahakan juga sebaliknya.Dari keterangan diatas kita dapat melihat bernyanyi sangat memiliki fungsi yang penting dalam hidup kita. Selain itu bagi kita orang percaya bernyanyi merupakan ungkapan hati orang percaya sekaligus sebagai sarana kesaksian untuk memuji dan mengagungkan Tuhan atas perbuatan dan kasihNya. Itu maka Martin Luter mengatakan” Gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi” (Gereja Yang bernyanyi, Andi). Minggu ini dinamai Minggu Kantate(latin)yang artinya bernyanyi (nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan. Yang menjadi penekanan didalan minggu ini adalah bagaimana umat dihimbau untuk bernyanyi sebagai ungkapan atas perbuatan Allah yang besar didalam diri Yesus Kristus. Perbuatan itu adalah Yesus telah mengalahkan kematian dan bangkit jadi pemengan ( Paskah ).

Pendalaman Nats

Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes. Kitab Wahyu adalah kitab Perjanjian Baru yang terakhir dan yang paling luar biasa. Kitab ini sekaligus merupakan suatu penyingkapan (Wahy 1:1-2,20), suatu nubuat (Wahy 1:3Wahy 22:7,10,18-19), dan suatu gabungan dari tujuh surat (Wahy 1:4,11Wahy 2:1--3:22). (Istilah "penyingkapan" (Ing. _apocalypse_) berasal dari kata Yunani _apocalupsis_, yang diterjemahkan "wahyu" dalam Wahy 1:1-20). Ditulis untuk memperlengkapi orang percaya sepanjang zaman dengan segi pandangan Allah terhadap perang yang sengit melawan gabungan kekuatan Iblis dengan menyingkapkan hasil sejarah yang akan datang. Kitab ini secara khusus menyingkap tujuh tahun terakhir yang mendahului kedatangan Kristus kali kedua. Allah akan menang dan membenarkan orang yang kudus dengan mencurahkan murka-Nya atas kerajaan Iblis; ini akan diikuti oleh kedatangan Kristus kali kedua.( Alkitab Sabda). Bahan Khotbah kita ada pada bagian “ Pengelihatan tentang penghakiman dan perlindungan Allah” pasal 14-15. Alkitab Edisi Study memberi judul “Anak domba dan pengikut pengikutNya yang ditebus. Ayat 1 dimulai dengan kata aku “melihat” ini menunjukan bahwa Yohanes diberikan sebuah pengelihatan dan penyingkapan. Yang dia lihat adalah Anak Domba (5:6)menunjukan kepada Kristus (Yoh 1:29). Ia menjadi anak Domba yang dipersembahkan untuk menebus dosa dosa manusia(1 Kor 5:7)Anak domba tersebut berdiri di bukit Sion. Menunjukan ia hidup dan juga berkuasa dan kuasaNya ditunjukan di Bukit Sion ini selalau berkaitan dengan Bait Allah di dalam PL dan menunjukan bagaimana Allah dari dahulu sekarang sampai selamanya tetap berkuasa.Ia berdiri bersama sama dengan “ seratus empat puluh empat ribu orang”. Mengenai jumlah ini banyak pendapat dan juga tafsiran apakah hanya sebanyak itu yang diselamatkan. Dalam kitab wahyu ada 3 kali hal ini diungkapkan yaitu: Wahyu 7:4,Wahyu 14:1 dan Wahyu 14:3. Ada mengatakan hanya bangsa Israel merujuk kepada Why7:4. Tapia da beberapa pendapat itu menunjukan symbol. Bangsa Yahudi suka memakai symbol yang disebut dengan Gematria(גמטריא) berasal dari kata bahasa Yunani γεωμετρία(geometria), gematria ini adalah gaya sastra yang mana angka-angka menyimbolkan sesuatu.  sebagai contoh 12 melambang suku Israel, 7 melambangkan karunia Roh Allah atau lambang kesempurnaan(sebab Allah menyelesaikan penciptaan selama 7 ‘hari’), 6 melambangkan ketidak sempurnaan(7-1= 6 = tidak sempurna) atau manusia(sebab manusia diciptakan pada hari keenaam), 10 lambang penggenapan, 144.000 itu adalah 144 x 1000, oke sekarang kita kupas angka 144 dan 1000 secara perpangkatan.144 = 12², apa maksudnya dua belas pangkat dua ? 12² itu 12 x 12. 12 adalah lambang 12 suku Israel, sedangkan 12 satunya lagi lambang 12 Rasul, makna 12 x 12 = 144 disini adalah umat dari 12 suku Israel dan umat dari 12 Rasul Kristus akan dipersatukan.1000 = 10³, apa maksudnya sepuluh pangkat tiga ? 10³ itu 10 x 10 x 10. 10 adalah lambang penggenapan, sedangkan (pangkat)tiga itu melambangkan Sang Ilahi(bdk. 1 Yohanes 5:7), jadi makna 10 x 10 x 10 = 1000 disini adalah penggenapan dari Sang Ilahi.Dari sini dapat kita simpulkan bahwa 144.000 menyimbolkan penggenapan dari Sang Ilahi kepada suku-suku Israel dan kepada pengikut Para Rasul Kristus, yaitu janji penggenapan Allah yang tercatat dalam Kitab Suci akan adanya hari akhir dan Surga.Jadi angka tersebut menunjukan semua orang yang telah ditebus dan diselamatkan bukan hanya orang Yahudi( Roma 2:28-29)(Syrikat Moriah)Ada juga mengatakan dua belas suku di PL x dua belas rasul di PB x 1000 (banyak genap bulat) (Reformata ,Com) Jelas kita memilki keterbatasan menafsirkan dan memmahami tetapi yang jelas itu adalah symbol orang yang ditebus dan diselamatkan artinya ada penebusan dan keselamatan tersebut. Dan didahi semua orang yang diselamtkan tersebut tertulis namaNya dan nama bapaNya. Ini berbeda dengan Wahyu 7:3 yang didahi mereka juga ada huruf T yang melakukan perbuatan keji. Jadi tanda menyatakan miliki dan juga perbuatan yang mereka lakukan.Ayat 2 dan 3 Yohanes juga tidak hanya melihat tetapi juga mendengar suara bagaikan airdan juga bunyi kecapi. Mereka semua menyanyikan sebuah nyayian yang baru yang tidak dapat dipelajari oleh orang lain selain mereka.Nyanyian baru ini melambangkan sukacita dan kemengan. Nyayian baru adalah nayian yang dinyanyikan dari hati yang diperbaharui dan hidup yang diperbaharui.Ini jelas juga dikatakan pada ayat seterusnya yaitu ayat 4-5 mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan perempuan dengan kata lain perzinahan ada lagi yang mengungkapkan pengertian lain. Sebab pada masa itu perzinahan identik juga dengan penyembahan berhala dan juga penyembahan kepada alah allah lain mereka adalah orang orang yang setia walau situasi hidupnya mungkin tidak seperti yang diharapkan dan juga mereka adalah orang yang hidup benar tidak berdusta dan hidup tidak bercela atau hidup kudus seturut dengan kehendak Tuhan. Hidup tidak seturut dengan aturan dunia tetapi hidup seturut dengan aturan Roh sehingga hidup secara rohani atau manusia rohani (Alkitab Sabda Tafsir Alkitab Wahyu)Jadi jelas ada kaitan antara bernyanyi dengan kwalitas kehidupan seperti apa yang diungkapkan juga oleh Yohanes 4:20-26(menyembah dalam Roh dan kebenaran). Nyanyian baru adalah sebuah respon dari perjalanan iman bersama dengan Tuhan sekaligus menyaksikan perbuatan Tuhan yang besar. Hal ini juga sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Pemazmur dalam invocatio kita( Mzm 9:12 ) Pemazmur memuji Tuhan atas perbuatanya melindungi anak anaknya dari musuh musuhnya mereka bisa keuat selamat karena perbuatan Tuhan bukan karena hebat dan gagah mereka.   Dan juga Hana di dalam bacaan kita (1Samuel 2:1-3 ) Hana memuji Tuhan yang telah melakukan perbuatan yang besar secara khusus kita dapat melihat Tuhan telah mendengarkan doanya yang mengubah yang tidak mungkin kehidupanya. Dari tidak mungkin menjadi seorang ibu karena mndul tetapi Tuhan ubah kemandulanya sehingga bisa mengandung dan melahirkan Samuel. Respon Hana bersaksi dengan menyanyikan perbuatan Allah yang besar tersebut. Ia menyaksikan semua itu bisa terjadi karena perbuatan dan juga tindakan Allah bukan allah allah yang lain disekitar kehidupanya pada masa itu.

Aplikasi

“ Bernyanyi dapat mengubah dunia, karena bernyanyi dapat mengubah manusia” (Anonim). Dari kata bijak ini kita dapat melihat bahwa nyanyian atau bernyanyi memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.Dan nayian bagaimana yang bisa mengubah dunia dan mengubah kita? Pada sisi lain apakah kita menyadari akan menyadari akan kekuatan dari nyayian tersebut? Apakah Nyayian kita sudah nyayian kemenangan yang mampu juga memengkan orang orang disekitar kita. Dari ketiga bahan alkitab kita dapat melihat ada beberapa hal yaitu:

  1. Bernyanyi adalah sebuah tindakan atau respon yang kita lakukan terhadap sesuatu yang terjadi didalam kehidupan kita. Ketiga hal ini dapat kita lihat dengan nyata dalam ketiga bagian dari bacaan kita.
  2. Bernyanyi bukan hanya masalah lagu dan cara bernyanyi tetapi bahan khotbah kita mengingatkan bahwa orang yang bernyayi tersebut adalah orang orang yang telah mengalami pembaharuan atau dimenangkan juga sudah ditebus. Jadi ada kaitan anatara nyanyian dan bagaimana menjalani kehidupan. Dalam kitab wahyu jeas dikatakan bahwa mereka yang menyanyikan nyaian baru tersebut adalah orang orang yang telah ditebus dan juga menjaga kwalitas hidup kerohanianya dengan tidak melakukan perbuatan yang cemar, menjaga kekudusan, dan kesetiaan.Bernyanyi bukan hanya supaya sesama kita merasa senang sehingga memuji kita. Tetapi yang paling penting ditanya apakah nyanyian kita sudah menyenangkan Tuhan.
  3. Nyayian yang dinyayikan sebagai sebuah sarana kesaksian untuk menyatakan perbuatan perbuatan Allah. Ketiga bahan kita menyatakan bahwa Allah telah melakukan perbuatan yang besar. Allah menebus umatnya, Allah menjaga umatnya dan Allah juga menolong umatnya yang dalam masalah dan pergumulan bahakan mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti Hana. Jika saat ini kita ada dalam pergumulan dan masalah bernyanyilah , bernyayilah menunggu jawaban Tuhan dan bernyayilah setelah Tuhan juga menjawabnya.
  4. Bernyanyi merupakan sebuah kegiatan yang tetap akan kita lakukan baik didalam kehidupan kita sekarang dan juga dalam kehidupan kita kelak seperti apa yang diungkapkan kepada Yohanes dalam bahan khotbah kita kitab wahyu.
  5. Mari kita wujud nyatakan juga nyanyian kita dalam tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari hari. Nyayian kita adalah nyayian umat yang dimengkan mari kita menangkan juga orang orang yang ada disekitar kita sehingga mereka juga bisa bersama sama dengan kita menyanyikan nyanyian kemengan tersebut.Jika itu yang kita lakukan maka nyanyian kemengan kita akan bisa mengubah manusia dan mengubah dunia.

                                                    Pdt Luter Efrata Girsang-Runggun Depok Lenteng Agung

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD