Khotbah Minggu 24 Desember 2017

Khotbah Minggu 24 Desember 2017

Invocatio : “Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan” (Ibrani 9: 15a).

Bacaan: ll Sam 7: 8- 16

Khotbah : Lukas 1: 26- 38

Tema : Tuhan memberikan berkat kepadamu.

Saudara-saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus.

Dalam nas khotbah kita pada minggu adven yg ke lV ini bagaimana maria dipilih Tuhan menjadi berkat bagi manusia. Allah menyuruh malekat Gabriel mendatangi maria dan mengucapkan kata salam kepada Maria.

Maria yg masih perawan bertunangan dengan Jusup terkejut mendengar kata2 dari malekat Gabriel, dan menimbang apa arti kata2 malekat itu didalam hatinya. Kata maleikat Gabriel kepada Maria : Jangan takut, hai maria karena engkau beroleh kasih karunia Allah.Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki2 dan engkau akan memberi nama Yesus.Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Maha tinggi. Maria terkejut akan perintah maleikat itu karena dia belum bersuami, dalam hatinya berkata bagaimana mungkin dia melahirkan karena dia belum bersuami, tapi diteguhkan lagi oleh malekat kepada maria supaya teguh hati maria menerima pesan maleikat itu,bahwa Roh Kudus akan turun atas maria dan Kuasa Allah yg Maha tinggi akan menaungi maria. Sebagai perbandingan ,malekat mengatakan bahwa Elisabet pun sedang mengandung enam bulan pada masa tuanya yg disebut mandul. Sebab tidak ada yg mustahil bagi Allah. Setelah itu maria betul2 menyadari bahwa dia menerima berkat yg luar biasa dari Tuhan, kemudian maria berkata: Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah,jadilah padaku menurut perkataanmu itu. Maria pasrah dan percaya kepada Tuhan akan Kuasa Tuhan yg luar biasa. Kalau secara akal manusia saja maka hal itu sesuatu yg tidak mungkin terjadi didalam dirinya, terlebih dia belum punya suami.Maria tidak lagi banyak pertimbangan dalam hal itu,apakah Jusuf nanti menceraikan dia atau tidak,  kalau dia hamil tanpa digauli oleh Jusup ,hanya percaya dan pasrah betul2 bahwa Tuhan memberkati dia. Oleh karena itu maria mengatakan jadilah padaku seperti perkataanMu itu.Tuhan memakai maria sebagai alatNya untuk mengasihi dunia ini. Demikian juga dari pembacaan kita tadi, Tuhan memilih seorang gembala domba menjadi raja bangsa Israel, mungkin secara akal manusia bagaimana mungkin seorang gembala menjadi raja, tetapi didalam Tuhan tiada yg mustahil. Anugrah yg diberikan Tuhan kepada Daud juga luar biasa dimana kasih setia Tuhan tidak pernah hilang dari padanya, keluarga dan kerajaan akan kokoh untuk selama lamanya dihadapan Tuhan.

Saudara2 yg dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus.

Apakah kita sudah merasakan bahwa Tuhan telah memberikan berkatNya yang berlimpah kepada kita, kita dijadikanNya menjadi hambaNya karena kasih karuniaNya kepada kita,kita diberkati Tuhan sehingga kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan telah memberikan kepada kita karunia karunia yg berbeda2 supaya kita bisa menjadi saksi Tuhan, melayani dengan setia, bersekutu.Sebagai pendeta, pertua diaken kita dipilih Tuhan secara khusus unk memberitakan berita keselamatann, rahasia kebenaran Firman Tuhan supaya jemaat mengerti bagaima besarnya, dalamnya, tingginya kasih Tuhan itu kepada kita. Kita sebagai pengurus kategorial, panitia2 yg sudah dipercayakan Tuhan mari kita bertanggung jawab melaksanakan tugas pelayanan kita masing2 , sebab Tuhan mempercakan kita sebagai alatnya ditengah2 dunia ini. Semua orang percaya, apakah kita semua sudah menyadari pemberian2 Tuhan itu kepada kita, dan kenapa Tuhan memberikan kelebihan kepada kita, semua itu tidak lain tidak bukan hanya untuk menjadi berkat bagi orang lain, karena Tuhan sudah terlebih dahulu memberkati kita, terlebih sudah menyelamatkan kita.Juga berkat2yg dibrikan Tuhan kepada keluarga kita, kebutuhan2 kita , anak2 kita , kadang Tuhan memberikan berkat lebih dari yang kita minta.Oleh karena itu marilah kita mempertanggung jawabkan pemberian Tuhan itu.

Pdt. Ediwati Br Ginting, S.Th

Khotbah Minggu 03 Desember 2017

BIMBINGAN KHOTBAH GBKP 3 DESEMBER 2017

 

Invocatio             : “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.” (Matius 24: 42)

Bacaan                  : Markus 13: 24-37 (Tunggal)                      

Khotbah               : Yesaya 64: 1-9 (Responsoria)

Tema                     : “Tuhan Datanglah”

 

Pengantar

Sesuai dengan kalender gerejawi, pada minggu ini kita mengawali tahun gereja. Kita memasuki masa advent, yaitu masa penantian. Penantian akan kedatangan Yesus, dalam arti peringatan kelahiranNya (Natal), begitu pula kedatanganNya yang kedua kali, yang tidak kita ketahui masanya. Umumnya, semua orang tidak suka menunggu. Kita sering mendengar “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan”. Kadang kita lebih memilih meninggalkan atau masa bodoh daripada menunggu. Tetapi tentunya tidak untuk semua hal. Jika yang kita nanti-nantikan adalah hal yang penting, berharga, apalagi sesuatu yang kita cintai, kita akan bertahan. Akan ada energi ekstra yang memampukan kita sabar dan setia dalam penantian kita. Begitu pula di Minggu Advent I ini, kita setia menantikan kedatangan Yesus Sang Juruselamat. Namun bukan hanya pasif menunggu, orang percaya diminta untuk berjaga-jaga sebab tidak ada yang tahu harinya Tuhan Yesus datang (bdk Invocatio).

Isi

Dalam Yesaya 64: 1-9 ada pengakuan tentang kuasa Tuhan atas segala ciptaan (langit, gunung-gunung, api) dan ada kerinduan untuk melihat Tuhan datang dan bertindak. Saat itu orang Israel mengalami keterpurukan. Mereka harus meninggalkan Yerusalem dan dibuang ke Babel selama puluhan tahun. Yang dialami umat selama menjadi buangan Babel adalah penderitaan karena hilangnya identitas bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Tuhan. Setelah disebut bangsa pilihan, mengapa harus mengalami seperti yang mereka alami? Kehancuran kota Yerusalem adalah duka mendalam bagi mereka, juga sebagian besar umat Israel menjadi buangan di negeri yang tidak mengenal Tuhan. Bagi mereka, Tuhan murka (ayat 5) dan IA menyembunyikan wajahNya kepada mereka (ayat 7). Dengan kata lain mereka merasa Tuhan telah meninggalkan mereka. Trito-Yesaya menyerukan suara umat yang dalam keterpurukannya sangat merindukan pemulihan dari Tuhan. Penderitaan yang mereka alami membawa mereka kepada introspeksi diri dan pertobatan. Dengan mengakui diri berdosa (ayat 5), najis (ayat 6), mereka mengakui ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan, mereka berdosa dan najis karena menyembah dewa-dewi lain. Dari pengakuan ini kemudian ada penyerahan diri kembali kepada Tuhan (ayat 8 Engkaulah Bapa kami.., kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tanganMu). Sebutan “Bapa” menyiratkan kedekatan hubungan antara umat dengan Tuhan. Anak yang berbuat salah kepada bapanya dapat meminta maaf dan bapanya tetap mengasihi anaknya. Demikian pengharapan umat. Umat berusaha “membujuk” Tuhan agar murkaNya mereda dan melupakan dosa-dosa mereka. Hanya Tuhan yang mempunyai kuasa untuk memulihkan umatNya, karena mereka adalah buatan tanganNya, ciptaanNya. Mereka berharap Tuhan tidak berlama-lama lagi dalam kemurkaanNya. Umat rindu untuk kembali kepada Tuhan. Nabi Yesaya mewakili umat menyampaikan permohonan ini kepada Tuhan. Mereka menanti Tuhan bertindak dan memulihkan keadaan.

Aplikasi

Kita juga saat ini menantikan kedatangan Tuhan Yesus kedua kali dan menyambut peringatan hari kelahiranNya. Menanti dengan sabar, bukan berarti diam dan tidak berbuat apa-apa. Kita memang tidak bisa mempercepat kedatanganNya, tidak juga disuruh untuk meramal dan memprediksi kapan datangnya. Karena Injil sendiri menuliskan “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13: 32). Maka janganlah kita sibuk mengira-ngira seperti yang dilakukan orang-orang yang mau mencoba memberi kepastian akan sesuatu yang hanya Bapa yang tahu (bdk Bimbingen Khotbah GBKP hlm 195). Kita diingatkan untuk terus berjaga-jaga. Terus membenahi diri. Melalui introspeksi diri, kita mengakui kelemahan lalu memohon pengampunan dari Tuhan. Penyerahan diri kepada Tuhan, siap dibentuk oleh Tuhan. Ada pembaharuan dalam kualitas iman, sehingga karakter Kristus semakin tercermin dari kita. Itulah wujud nyata dari berjaga-jaga. Bukan sekedar menghabiskan waktu mempersiapkan perayaan Natal: rapat panitia, latihan Koor, latihan drama, latihan menari, menentukan seragam, dan sebagainya. Sebenarnya hal-hal ini penting, karena kita mau memberi yang terbaik untuk merayakan peringatan kedatangan Yesus ke dunia, janganlah kita asal-asalan. Tetapi sediakanlah juga waktu berefleksi/bercermin diri di masa-masa penantian ini untuk lebih mengenal diri dan mengenal Tuhan. Kita bersiap-siap agar penantian kita bukan menjadi penantian yang pasif (terlena, tertidur). Dan kalau ada perayaan Natal yang pelaksanaannya di masa-masa Advent (umumnya pemilihan tanggal disesuaikan dengan situasi jemaat setempat, sehingga tidak semua bisa terlaksana serentak pada tanggal 25 Desember), janganlah hiruk-pikuknya mengaburkan masa penantian di dalam hati kita.

Selamat Advent.

                                                                                                                                                Pdt. Yohana Samuelin M. Ginting, S.Si (Theol)

                                                                                                                                                GBKP Bajem Samarinda

Khotbah Minggu 02 Nopember 2017

Bahan Sermon Minggu tgl 02 November 2017

Invocatio             : Mazmur 72 : 12

Bacaan                  : Kisah Para Rasul 9 : 36-43

Khotbah               : Zakaria 7 : 8-10

Tema                     : Tunjukkanlah kasih Sayang . (Ngencidahken lias ras perkuah ate)

Minggu ini diberi naman oleh GBKP Minggu Panti Asuhan Glora Kasih, PPOS dan YKPC, GBKP ALPHA OMEGA. Untuyk meningkatkan warga GBKP bahwa di Gereja kita ada tiga pelayanan yang sifatnya berdiakonia   (melayani)

Panti Asuhan yang dimana kita semua tau melayani anak-anak yatim piatu, hal ini menunjukkan kepada dunia bahwa gereja sangat peduli terhadap anak-anak yang dimana tidak lagi memiliki orangtua, dan keluarga tidak mampu memberi biaya kehidupan.

Dan juga PPOS yang memperhatikan orang orang tua kita yang sudah lanjt usianya , baik yang masih lengkap maupun yang sudah janda. Dan Gbkp membuat suatu tempat untuk mewujutkan   kasih setia Kristus kepada mereka yang ingin hidup bersama dengan sesamanya, dan anak-anaknya terkadang sudah diperhadapkan dengan kesibukan, dan minim waktu untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan orang tuanya, maka menitipkan di PPOS. Dan juga di tempat ini gereja melayani dengan sungguh-sunguh baik Rohani maupun Jasmani.

Juga kita lihat bahwa GBKP ikut ambil bahagian untuk melayani anak-anak yang cacat, dan bukan berarti orang tuanya tidak peduli anak-anaknya, namun keterbatasan untuk memberi pendidikan dan keterampilan bagi mereka-mereka. Maka GBKP membuka kesempatan bagi anak-anak orang cacat itu supaya memiliki keterampilan, untuk masa depannya lebih baik.

Ketiga lembaga ini diantur oleh Gereja kita GBKP, bernaung dibawah YAYASAN ATE KELENG GBKP. Dan ketiganya kita tidak mengharapkan imbalan apa-apa , melainkan kita terus memberi, melayani dan memperhatikan mereka.

  1. Urain Nast.

Baik Invocatio, bacaan dan bahan khotbah menujukkan bagi kita gereja untuk berbuat baik, melayani, peduli, dan memberi. Dimana kita lihat zaman nabi Zakaria umat Tuhan itu hanya taat menjalankan ritual–ritual agamanya namun mereka tidak memperhatikan bagaimana kehidupan bersosialnya, artinya mereka rajin ibadah, Puasa , baca torat, tapi mereka masih tetap mementingkan diri sendiri, dan tidak mau melaksanakan apa yang mereka pelajari untuk berbagi bagi sesamanya khususnya orang miskin, janda-janda dan juga anak yatim piatu.

Sementara sering mereka mendengar bahwa harus mengasihi Allah dan mengasihi sesama, itu hanya reto rika tanpa nyata, istilah orang karo “ Beltekku lebe kubesuri “

Maka dari itu Mazmur 72 : 12 , mengigatkan pada umat/orang percaya dimana Allah sendiri tidak ingin melihat orang miskin berterik teriak minta tolong, sudah miskin berteriak minta tolong. Dan juga mereka tidak lagi ada berbelas kasihan maka mereka menindas, dan setelah ditindas dibiarkan tanpa ada penolong (seperti perampok aja).

Allah dengan tegas lewat Nabi Zakaria untuk menjaga umatNya : laksanakanlah hukum yang benar dan tunjukkan kesetian dan kasih sayang kepada masing- masing . Ternyata inilah yang dilakukan sang peduli wanita-wanita mbalu/janda di Yope yang bernama TABITA/DORKAS. Dia banyak berbuat baik/memberi sedekah, dan banyak janda-janda menangis sambil menunjukkan baju-baju yang diterima, saat ia sudah mati.

Ini adalah luar biasa dimana Tabita menjanlanklan ajaran agama yang baik serta melaksanakannya dalam kehidupannya sehari-hari . Dia tidak pelit berbagi, dia menunjukan kasih sayang kepada setiap   orang, inilah merupakan yang dikehendaki oleh Tuhan, bukan omong doang, bukan taat jalankan undang-undang tapi tidak ada apa-apa yang   nyata.

Yesus bertanya kaum parisi siapakah sesama manusia bagi yang kena rampok tadi : Jawab pada kaum parisi siapakah sesama manusia bagi yang kena rampok tadi : Jawab parisi orang yang sudah menolong dia, lalu kata Yesus : Pergilah dan perbuatlah demikian Lukas 10 :36-27.

Ternyata kehidupan umat Tuhan saat itu bukan saja tidak menolong, namun mereka juga sudah menindas :

  1. Janda-janda
  2. Anak yatim
  3. Orang asing
  4. Orang miskin,

Ini adalah suatu perbuatan yang sungguh kejam, ibarat pepatah “ menari-mari diatas deritaku”.

Terkadang orang tidak sadar atas perbuatannya dia mengangap hidup ini sementara, dia tidak sadar bahwa masih panjang hari hari diberi oleh Tuhan.

Janda, yatim, orang miskin dan orang asing adalah merupakan tanggung jawab untuk memperhatikan agar layak hidup. Dan inilah juga yang ditekankan oleh Allah pada umatNya juga Yesus pada pengikutNya. Orang-orang miskin selalu ada pada kamu Yohanes 12 : 8 a. Mengunjungi yatim piatu dan janda miskin (Yokobus 1 :27) Artinya bahwa gereja /pengikut Kristus maka tetap hidup bersama-sama dengan orang-orang miskin, anak yatim, janda-janda, maka dari itu kita wajib mengunjungi sekaligus memberi bantuan bagi mereka.

Menolong harus tuntas, jangan setengah hati. Dan inilah yang dilakukan gereja kita GBKP, dimana mempasilitasi semua masalah-masalah : Kemiskinan dengan kehadiran Parpem, BPR Pijor podi, CU, CUM. Juga mendirikan Panti Asuhan, PPOS dan ALPA OMEGA. Sementara ini bertujuan untuk menyenangkan hati Tuhan dan menyenangkan hati umatNya.

Allah menegaskan kembali agar jangan merancangkan kejahatan dalam hati pun.   Perlu disadari bawa Tuhan itu telah mengetahui apa pun yang kita rancang. Maka dari itu haruslah selalu merancang kebaikan, sebab jika kita merancang kejahatan menimbulkan kebncian dan rasa iri hati.

Benci dan iri hati adalah suatu hal yang tidak membangun namun memecah belah dan bisa mencapai kehancuran.

  • Kesimpulan .
  1. Marilah kita menunjukan dan melaksanakan hal-hal yang baik lewat kasih sayang. Kita harus mengasihi seperti Kristus sudah mengasihi kita.
  2. Marilah kita membantu perjalanan ketiga unit pelayanan kita yang ada di Kabanjahe Alpha Omega, di Sukamakmur PAK Glora Kasih dan PPOS.
  3. Kita mengajak jemat kita untuk ikut ambil bahagian dari segi Doa dan Dana .
  4. Persembahkanlah yang terbaik untuk Tuhan lewat ketiga unit pelayanan kita.

Pdt Andarias Brahmana

081317054961

Info Kontak

GBKP Klasis Bekasi - Denpasar
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate

GBKP-KBD