MINGGU 08 JUNI 2025, KHOTBAH PERBAHANEN RASUL-RASUL 2:1-12 (PENTAKOSTA I)

Invocatio :

Johanes mperidiken alu lau, tapi piga-piga wari nari kam iperidiken alu Kesah Si Badia. (Perb. 1 : 5)

Ogen :

Kejadin 1 : 1 – 2 (T)

Kotbah :

Perb. Rasul-Rasul 2 : 1 – 12 (T)

Tema :

Dem Alu Kesah Si Badia / Dipenuhi Oleh Roh Kudus 

 

Pendahuluan

Berbicara tentang dipenuhi, tentu istilah kata ini tidak asing bagi kita. Segala sesuatu yang penuh diawali dengan kekosongan, seperti air yang sudah penuh di bak tentunya bak tersebut awalnya kosong atau sudah berkurang dari sebelumnya. Sedemikianlah pembahasan kita hari ini yang berbicara tentang dipenuhi oleh Roh Kudus.

Berketepatan minggu ini dinamai Minggu Pentakosta, sejenak kita beranjak ke istilah Pentakosta. Pentakosta seperti yang kita ketahui bersama merupakan hari ke-50 setelah Paskah. Pada saat itu turunnya Roh Kudus kepada para murid Yesus saat mereka sedang berkumpul di Yerusalem (bnd. Kis. 2). Ditandai dengan fenomena yang terjadi, apa itu? Fenomena itu merupakan angina keras, lidah-lidah api, dan para murid dapat berbicara dalam berbagai bahasa yang dimengerti oleh orang-orang berbagai bangsa. Hari Pentakosta juga dianggap sebagai hari kelahiran gereja Kristen, karena sejak saat itu murid-murid mulai bersaksi secara terbuka. Ø

Penjelasan

Teks Melalui bahan kotbah kita, Kisah Para Rasul 2 : 1 – 12 berbicara tentang turunnya Roh Kudus kepada murid-murid. Ay.1, persiapan rohani dan kesatuan dimana hari Pentakosta merupakan 50 hari setelah Paskah. Orang Yahudi menyebutnya sebagai hari raya panen, dimana para murid juga bersatu dan berdoa seperti diperintahkan Yesus (Bnd. Kis 1:4,14) inilah bentuk kesiapan rohani. Ay. 2-3, adanya tanda supranatural. Angin kencang melambangkan kuasa dan kehadiran Roh Kudus (Bnd. Yehezkiel 37:9). Lidah-lidah api menggambarkan kemurnian, kuasa dan penyucian. Setiap orang secara pribadi menerima hadirat Roh Kudus.

Ay.4, adanya kepenuhan roh dan berbahasa. Mereka dipenuhi Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, artinya bahasa manusia sungguhan yang dimengerti oleh para pendengar dari berbagai bangsa. Ini merupakan manifestasi karunia glossolalia, yang dalam konteks ini bukan bahasa roh pribadi tetapi bahasa manusia asing. Ay.5-11, reaksi orang banyak dapat kita ketahui dari situasi Yerusalem yang dipenuhi oleh orang Yahudi diaspora dari seluruh dunia yang datang untuk merayakan Pentakosta. Mereka terkejut mendengar para Rasul berbicara dalam bahasa ibu mereka sendiri. Inilah bukti dari Roh Kudus menembus batas bahasa dan bnudaya, menyiapkan jalan bagi pemberitaan Injil ke segala bangsa. Mereka mendengar tentang “perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah”. Ay.12, adanya kebingungan dan keheranan tentang makna semua kejadian yang ada. Inilah jembatan bagi Petrus untuk berkhotbah (ay.14 – seterusnya) menghasilkan pertobatan ribuan orang (Ay.41).

Bahan bacaan yang pertama dalam Kejadian 1:1-2 merupakan awal dari cerita tentang penciptaan. Ditulis kepada umat Israel setelah keluar dari Mesir supaya mereka mengenal Allah sebagai pencipta dan penguasa sejati, bukan dewa-dewa Mesir atau Kanaan. Tujuan teks ini menegaskan bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu, IA memperkenalkan sifatNya sebagai pencipta, teratur, penuh kuasa dan sumber kehidupan. Ay.1, Allah yang merupakan Pencipta dari segala yang tidak ada – ada. Ay.2, merupakan gambaran awal tentang keadaan bumi sebelum diatur dan dihuni, namun Allah sudah hadir dan aktif melalui Roh-Nya. Ayat ini juga merujuk tentang kesatuan karya penciptaan dengan karya keselamatan.

Invocatio Kisah Para Rasul 1:5 merupakan Firman yang disampiakan oleh Yesus yang bangkit kepada murid-murid sebelum IA naik ke Surga (Kis. 1:1-9). Yesus mempersiapkan para murid untuk peristiwa Pentakosta, saat Roh Kudus tercurah atas mereka (digenapi di Kis.2). Ayat ini menegaskan bahwa hidup orang Kristen bukan tentang pertobatan saja, melainkan tentang hidup dalam kuasa Roh Kudus. Baptisan Roh Kudus adalah pengalaman yang memperlengkapi untuk pelayanan, kesaksian dan pertumbuhan iman. Disinilah kita dapat melihat perbedaan antara symbol luar (air) dan kuasa rohani batiniah (Roh Kudus).

Aplikasi

Melalui bahan kotbah, bacaan pertama dan invocation diatas kita dapat mengetahui tentang benang merah ketiga-tiganya, yaitu bahwa Roh Kudus adalah benang merah yang menyatukan ciptaan, keselamatan dan pengutusan. Kitab Kejadian berbicara tentang Roh menciptakan dan memberi hidup, di Kisah Para Rasul Roh memperbaharui dan memberdayakan dan Roh Kudus membawa terang ke dalam kekacauan, dari awal dunia sampai kehidupan orang percaya.

Melalui ketiga Firman Tuhan ini, kita harus :

  1. Mengakui bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu. Sebagaimana Allah menciptakan dari kekosongan, kita percaya Ia dapat membentuk hidup kit yang kacau menjadi bermakna. Kita dipanggil untuk hidup dalam keteraturan bukan kebingungan.
  2. Membuka diri untuk dipenuhi Roh Kudus Orang Kristen harus aktif memelihara hubungan antara Roh Kudus melalui doa, firman dan ketaatan.
  3. Hiduplah sebagai saksi Tuhan Sama seperti murid-murid dipanggil untuk melayani, hendaklah panggilan itu juga ada pada kita. Melalui bahan kotbah, menyatakan bahwa kemampuan Roh yang dapat menjangkau semua bangsa, bahasa dan latar belakang.

Vik. Brema Ekin R. Surbakti, S.Si - Teol